Hasil Riset Esports Goldman Sachs

3147
Galau Berkarir di Esports? Baca Dulu Hasil Riset Goldman Sachs Ini

Asean Games 2018 sudah terlewati sejak Agustus lalu, namun tidak dipungkiri jejak esports masih saja tertinggal. Bagaimana tidak, terdapat 6 cabang esports yang dipertandingkan sebagai pertandingan eksibisi di Agustus lalu.

Walau hanya masih sebatas eksibisi, para penggiat esports di Indonesia patut bangga dengan adanya ajang pertandingan spektakuler yang menampilkan 6 judul esports yaitu League of Legends, Hearthstone, Pro Evolution Soccer, StarCraft II, Clash Royale, dan Arena of Valor.

Tentunya kemunculan esports sebagai cabang olahraga baru di Asean Games 2018 menjadi awal bagi atlet esports untuk muncul ke permukaan yang sejak dahulu kala terpendam.

Antusias penikmat esports
Credits: Helena Kristiansson, Kelly Kline

Tanggapan negatif yang dulu menghinggapi pikiran masyarakat telah membuat para atlet esports kian dipandang sebelah mata. Namun kini gerbang kejayaan esports sudah terbuka lebar. Tidak sedikit para gamers Indonesia yang memilih untuk menekuninya sebagai karir.

Berbicara tentang pertumbuhan esports di masa mendatang, kali ini Esportsnesia akan menyajikan prediksi kemajuan esports hingga tahun 2022 menurut survei dilakukan oleh Goldman Sachs, sebuah entitas perbankan yang masuk ke dalam daftar Fortune 500.

Adapun metrik yang diukur pada survei Goldman Sachs terkait pertumbuhan esports di periode 4 tahun mendatang adalah:

  • peningkatan jumlah penonton esports,
  • kenaikan jumlah hadiah dalam setiap turnamen,
  • monetisasi esports.

Peningkatan Angka Penonton untuk Siaran Esports

Dilansir dari Goldman Sachs, jumlah audiens esports baik dari saluran online maupun offline telah sejak tahun 2017, telah mengalahkan beberapa tayangan olahraga tradisional dunia seperti Final NBA.

Tidak hanya sampai di sana, Goldman Sachs juga memprediksi bahwa angka audiens esports akan lebih jauh lagi melampaui tayangan olahraga tradisional di tahun 2022 mendatang.

Untuk saat ini, jumlah audiens untuk siaran esports yang berasal dari YouTube dan Twitch, telah melebihi audiens dari siaran saluran TV. Bahkan, ketika audiens HBO, Netflix, dan ESPN dijumlahkan; angka tersebut masih belum cukup untuk mengalahkan popularitas esports.

Peningkatan Angka Penonton untuk Siaran Esports

Ketika tiba di penutup tahun 2018 kemarin, tercatat bahwa jumlah audiens untuk siaran esports, sudah mencapai angka 167 juta penonton. Goldman Sachs mengungkapkan bahwa pada tahun 2022 mendatang, angka tersebut akan berkembang mencapai 276 juta penonton.

Kenaikan 109 juta penonton dalam kurun waktu 4 tahun menandakan bahwa setiap tahunnya ada penambahan sekitar 27 juta penonton.

Sebagai informasi tambahan, akumulasi audiens untuk tayangan olahraga tradisional tingkat dunia, seperti NFL, MLB, NHL, dan NBA, pun masih hanya mampu meraih 65 juta audiens.

Melejitnya Hadiah Turnamen Esports

Pendapatan sebanyak ratusan bahkan milyaran rupiah dari kemenangan turnamen esports sudah tidak asing lagi di telinga.

Mulai dari The International, yang mempelopori pertumbuhan industri esports dengan prizepool pertamanya sebesar 1 juta dolar, hingga keberadaan turnamen lokal seperti Point Blank National Championship dari Garena yang turut menyediakan hadiah sebesar 1 milyar rupiah kepada pemenangnya; tren pertumbuhan esports  baik di dunia maupun di Indonesia, jelas akan terus berkembang.

Pertumbuhan Esports Melalui Hadiah Turnamen yang Fantastis

Jumlah hadiah tersebut secara langsung akan berdampak pada kenaikan penghasilan para atlet esports yang nantinya juga akan turut memperkuat industri esports itu sendiri.

Dengan adanya wadah yang mendukung keberlangsungan ekosistem esports melalui prestasi, hal ini telah menjadi sebuah bukti bahwa esports bukanlah karir yang sembarangan. Tidak mengherankan jika kelak akan semakin banyak anak muda yang memilih untuk berkarir di industri esports.

Sumber Pendapatan Industri Esports

Hasil survei Goldman Sachs menyebutkan bahwa pemasukan turnamen esports berasal dari periklanan, penjualan tiket, sponsorship, serta penjualan hak penyiaran media.

Akan tetapi, di antara itu semua, prediksi sumber pemasukan yang paling besar di tahun 2022 nanti akan berasal dari penjualan hak eksklusif penyiaran media serta perjanjian sponsorship yang ditawarkan.

Sumber Pendapatan dari Industri Esports

Hak eksklusif penyiaran media untuk suatu turnamen esports mungkin masih terdengar asing. Saat ini, beberapa media ternama untuk siaran esports tengah bersaing untuk mendapatkan “daya tarik”  yang ditujukan pada audiens esports-nya.

Facebook Gaming, YouTube Gaming, serta Twitch merupakan beberapa contoh perusahaan media yang giat mendapatkan hak penyiaran eksklusif. Sebelumnya, Facebook telah berhasil mendapat hak siaran eksklusif dari ESL, mengalahkan Twitch dan juga YouTube dengan inovasi Virtual Reality Streaming.

Sementara itu, dari segi sponsorship, melihat esports yang merupakan perpaduan dari olahraga dan juga entertainment, perusahaan-perusahaan yang tidak begitu relevan dengan dunia gaming pun mulai mendekatkan dirinya untuk menjangkau target pasar yang ada di ekosistem esports.

Sebut saja Mercedes-Benz, sebuah perusahaan otomotif yang sama sekali tidak memiliki produk untuk gaming, telah menjalin dan memperpanjang hubungan kerja samanya dengan ESL hingga tahun 2020 nanti.

Hubungan kerja sama tersebut terus diperpanjang karena dinilai efektif untuk dapat berinteraksi dengan audiens esports.

Olahraga Tradisional dan Esports

Esports yang sebelumnya dibingungkan untuk diklasifikasikan sebagai olahraga atau bukan, kini telah menyambut kedatangan olahraga tradisional di esports.

NBA (National Basketball Association) yang sebelumnya sudah hadir di ranah video game, kini semakin memperkuat keberadaannya dengan NBA 2K Esports League. Sama seperti ESL, NBA juga menggandeng Twitch sebagai mitra penyiaran untuk seluruh pertandingan esports-nya.

NBA2K League di Twitch
via The Esports Observer

Tidak hanya NBA, NFL (National Football League) pun bekerja sama dengan Electronic Arts selaku pengembang video game-nya untuk menyiarkan Electronic Arts Sports Madden NFL 18 Championship dan Madden NFL 18 Ultimate League.

Penutup

Dari survei yang dilakukan Goldman Sachs, sudah tidak diragukan lagi bahwa pertumbuhan ekosistem esports sudah tidak bisa lagi dihentikan.

Esports yang kini menjadi sorotan target marketing dari berbagai perusahaan telah cukup untuk mengembangkan dirinya sendiri. Bagaikan efek domino, ketika satu elemen esports diperkuat, elemen-elemen yang lain pun akan turut diperkuat.

Pertumbuhan jumlah audiens, hadiah turnamen, partisipasi sponsor, serta penjualan hak penyiaran adalah metrik utama yang bisa menentukan masa depan esports ini.

Masih galau untuk berkarir di esports? Jangan lewatkan kesempatan ini.

(Sumber: Goldman Sachs; Disunting oleh Satya Kevino)