Menggeluti profesi di bidang esports menjadi salah satu hal yang diminati oleh orang-orang khususnya penggemar competitive gaming saat ini. Di antara berbagai profesi tersebut, wasit adalah salah satu pilihan yang memiliki peran penting akan tetapi masih belum banyak dilirik.
Padahal, menjadi wasit esports profesional bisa menjadi pilihan karir yang menjanjikan. Kita bisa simak keseruan profesi ini melalui penuturan Stanley Tjia, wasit esports asal Indonesia yang sudah sering terlibat dalam event-event esports internasional termasuk di SEA Games Hanoi 2022 mendatang.
Berikut ini perbincangan Esportsnesia dengan Stanley mengenai sepak terjangnya sebagai wasit profesional.
Sudah Lebih dari 10 Tahun Aktif di Esports
Stanley Tjia telah aktif di industri esports sejak awal tahun 2000an. Saat itu Stanley aktif sebagai player dan sering mengikuti turnamen-turnamen game seperti Counter Strike dan Dota.
“Saat itu belum ada pemain yang dibayar. Jadi modal sendiri, main di warnet buat latihan. Kadang ada pemilik warnet yang support tapi harus bawa nama mereka. Itu dulu tahun 2000-2001. Dulu saya main game-game FPS seperti Counter Strike, Unreal Tournament, dan Quake. Demennya emang game-game FPS waktu itu,” tuturnya.
Stanley aktif sebagai player selama kurang lebih enam tahun sebelum akhirnya merambah peran lain yaitu wasit esports.
“Aktif sebagai player 6 tahun sampai 2006. Main Counter Strike dan Dota juga. Setelah itu baru beralih karena ditawari dari pihak EO buat bantu-bantu setting server dan mengawasi jadi wasit.”
Meski sangat menyukai game dan dunia esports, Stanley sempat vakum dari industri ini karena fokus kerja dan kuliah.
“Sempet agak vakum dari game sekitar 2-3 tahun gitu. Udah keenakan kerja dapet duit jadi waktu itu belum kepikiran buat masuk lagi di esport, cuma support aja seperti menjadi wasit, bikin rules-nya dan segala macem. Cuma masih temenan sama yang aktif di industri. Masih jalan bareng, tukar informasi, ada update ada perkembangan apa di dunia esports.”
Menekuni Karir di Bidang Keuangan
Selain aktif di dunia esports, saat ini Stanley Tjia tengah aktif menekuni karir sebagai Business Development dan Marketing di salah satu perusahaan jasa keuangan di Indonesia. Stanley mengaku bisa menekuni profesi di dua bidang yang berbeda sekaligus karana karir di industri esports terbilang cukup fleksibel.
“Kalau di asosiasi kan kita begitu ada event pertandingan baru kita buatkan strukturnya dan tugas masing-masing. Jadi begitu ada event, kita baru kerjakan. Nggak harus di kantor asosiasi tiap hari,” tutur Stanley.
Menurut Stanley, meski sedang banyak pekerjaan di esports, dia tetap menjalankan pekerjaan hariannya seperti biasa.
“Tetap berjalan. Emang harus bisa atur waktu sih,” terangnya.
Sementara itu, untuk event-event besar yang mengharuskan Stanley untuk bepergian ke luar negeri, Stanley mengaku tempat kerjanya memberikan kelonggaran berupa izin cuti sehingga dia bisa menjalankan tugas di event-event internasional tersebut.
“Kebetulan ini kan bukan pertama kali. Sudah berkali-kali. Jadi dari bos izinin. Kebetulan bosnya demen esports juga soalnya,” tuturnya sambil tertawa.
Selain menjadi wasit esports, Stanley juga memiliki pengalaman sebagai konsultan untuk tim esports asal Taiwan, Flash Wolves. “Waktu itu untuk pembentukan tim Mobile Legends.”
Selain itu, Stanley juga menjabat sebagai Ketua Umum Wasit dan Pelatihan di IESPA dan Wakil Bidang Perwasitan dan Pelatihan di PBESI.
Stanley Tjia Menjadi ITO di SEA Games 2022
Salah satu pencapaian Stanley yang terbaru adalah terpilih menjadi International Technical Officer (ITO) di Sea Games Hanoi 2022. Peran ini bukan kali pertama bagi Stanley. Sebelumnya dia sudah berpengalaman menjalani peran sebagai ITO di SEA Games Manila tahun 2019.
“Seleksinya melalui mengirimkan CV dan biodata. Ini baru sebagai kandidat dulu. Nanti di-review oleh penyelenggara yaitu Asian Electronic Sports Federation (AESF) yang menaungi Asian Games dan SEA Games.”
Saat pertama kali mengikuti seleksi di 2019 lalu, Stanley harus melewati berbagai tahapan termasuk interview. Sementara proses untuk SEA Games kali ini dia akui memakan waktu yang lebih singkat.
“Soalnya mungkin mepet juga waktunya karena SEA Games kali ini kan diundur dari tahun lalu. Jadi kali ini tetap mengirimkan CV dan biografi. Kebetulan langsung di-approve.”
Selain karena terbatasnya waktu, cepatnya proses approval ini tentu dipengaruhi juga oleh track record Stanley sebelumnya.
“Kalau awal-awal dulu mungkin mau dilihat juga dari kemampuan Bahasa Inggris dan segala macem,” terangnya.
Lantas, Apa Itu ITO?
Kalian mungkin penasaran, apa sih sebenarnya ITO itu? Kalian bisa simak penjelasan Stanley Tjia mengenai peran ITO dan tugas-tugasnya berikut ini.
“ITO itu International Technical Officer. Jadi nanti di sana tugasnya adalah membantu dan mengawasi keputusan wasit nasional, wasit yang disediakan pengurus besar esports di sana. Jadi nanti ada admin, wasit, dan LO juga di sana. Nah, kita yang bantu ngawasin.”
Selain itu, ITO juga berperan untuk mengawasi tim dari negara yang diwakili. Untuk menjalankan tugas tersebut, masing-masing negara peserta SEA Games wajib untuk mengirimkan ITO sebagai perwakilan negara.
“Kalau di SEA Games wajib, di tiap cabor pasti ada ITO yang diundang. Kita juga membantu negara kita sendiri apakah sudah sesuai dengan technical handbook yang diberikan. Misalnya aturannya, venue-nya, spesifikasi PC, konsol, dan mobile phone yang dipakai saat itu,” terangnya.
Selain itu, ITO juga bertugas untuk memastikan pertandingan berjalan dengan jujur dan adil.
“Kita juga memastikan tidak ada aplikasi ilegal di sana. Jadi kita bantu tim Indonesia untuk memastikan pertandingan berjalan dengan fair.”
Sebelum terpilih menjadi ITO, Stanley harus melewati berbagai tahapan seleksi mulai dari skala nasional sampai internasional.
“Awalnya melalui rekomendasi dari Sekjen dan Ketua Umum dari asosiasi esports negara masing-masing. Harus ada rekomendasi dulu, baru dicek biografi dan curriculum vitae-nya.”
Pentingnya Regenerasi Wasit Esports di Indonesia
Pada tahun 2019 lalu, ada dua kandidat yang direkomendasikan untuk menjadi ITO SEA Games. Sementara tahun ini Stanley merupakan satu-satunya kandidat.
“Kali ini kebetulan saya doang,” ujarnya.
Menanggapi hal ini, Stanley menyampaikan pentingnya regenerasi wasit profesional di Indonesia.
“Kita lagi mau coba melatih wasit-wasit lagi di sini. Jadi nanti international referee-nya nggak cuma saya.”
Saat ini, Stanley juga merupakan satu-satunya wasit esports tersertifikasi di Indonesia. Padahal sertifikasi wasit memiliki peran cukup penting baik bagi ekosistem esports maupun peningkatan kemampuan wasit itu sendiri.
“Saat ini kebetulan masih satu-satunya. Makanya saya mau mengembangkan wasit-wasit di Indonesia. Yang kemarin sudah pelatihan wasit nasional, biar bisa ke kancah internasional.”
Menurut Stanley, salah satu kendala yang dihadapi para wasit di Indonesia adalah masalah bahasa.
“Kebanyakan mereka kesulitan di Bahasa Inggris. Itu kebanyakan yang bikin wasit-wasit Indonesia kurang pede. Tapi mau nggak mau harus belajar,” terangnya.
Stanley juga memandang penting pelatihan sertifikasi wasit internasional baik untuk meningkatkan kualitas wasit maupun meningkatkan peluang karir.
“Menurut saya sertifikasi sangat penting apalagi di federasi internasional. Kalau secara dokumen punya sertifikat itu mungkin bakal lebih banyak dipilih dibanding yang belum. Karena mungkin yang sudah pengalaman pun belum tentu bisa kontrol emosi,” terangnya.
Dalam pelatihan wasit internasional, wasit akan dilatih untuk bisa mengawal pertandingan secara profesional.
“Kebanyakan yang dilatih itu dari psikologi sama mental. Karena menjadi wasit itu bisa mendapat banyak tekanan, bisa sering dicemooh. Karena pengambilan keputusan itu melibatkan dua negara. Jadi harus tahan mental. Kita nggak boleh emosi dan musti jaga permainan supaya bisa terus berjalan,” terangnya.
Cara Mendapatkan Sertifikat Wasit Internasional
Bagi kamu yang tertarik untuk menjadi wasit esports profesional, kamu perlu tahu apa saja syarat-syarat yang harus dipenuhi dan langkah-langkah yang bisa kamu ikuti.
“Pertama, sudah menjadi wasit nasional, kemudian sudah punya pengalaman menjaga event skala nasional minimal 3 kali, trus Bahasa Inggris harus bagus.”
Di Indonesia sendiri juga ada tahapan seleksi yang bisa diikuti.
“Kalau sekarang dari wasit daerah ke wasit nasional, nanti dari wasit-wasit nasional ini kita seleksi yang memenuhi kriteria dan Bahasa Inggrisnya bagus. Nanti ketika ada event internasional, kita akan rekomendasikan. Nanti tinggal ikuti prosesnya seperti wawancara. Nanti mereka yang akan menilai. Itu juga belum tentu tiap tahun dari tiap negara pasti terpilih,” terang Stanley.
Tantangan Sebagai Wasit Esports
Stanley Tjia melihat bahwa profesi wasit masih sering dipandang sebelah mata. Padahal peran wasit penting dalam jalannya suatu pertandingan baik di skala nasional maupun internasional.
“Wasit di semua cabang olahraga itu pekerjaan yang tidak terlalu dihargai. Nggak ada wasit yang jadi bintang. Padahal jadi wasit itu susah sebenarnya.”
Seorang wasit profesional harus memiliki beberapa sifat yang harus dipenuhi.
“Wasit itu nggak boleh sampai adu debat, apalagi sampai marah. Wasit itu harus tenang, mesti banyak sabar. Wasit sebenarnya juga enggak boleh mengomentari pertandingan,” terangnya.
Meski demikian, Stanley masih bertahan menekuni profesi ini karena beberapa alasan.
“Pertama memang masih menyukai industri ini. Kedua, kebetulan belum ada regenerasi. Saya pun masih mencari calon-calon pengganti yang baru biar nggak hanya satu orang,” tuturnya.
Siap Kawal Jalannya SEA Games 2022
Setelah sebelumnya memiliki pengalaman sebagai ITO di SEA Games 2019, Stanley Tjia mengaku tahun ini lebih siap untuk menjalani perannya tersebut.
“Kalau yang dulu malah masih agak bingung nanti di sana tugas utamanya ngapain nih? Kalau sekarang, kita sudah terima technical handbook-nya. Jadi di sana tinggal melihat apakah sudah sesuai dengan technical handbook yang dikasih kemarin.”
Stanley mengaku tidak melakukan persiapan khusus untuk menjalani perannya sebagai ITO di SEA Games kali ini.
“Persiapan khusus sih enggak ya. Paling kita mengemban amanat biar bisa bekerja profesional,” tegasnya.
Potensi Timnas Indonesia di SEA Games 2022
Mengenai potensi Timnas Indonesia di SEA Games mendatang, Stanley Tjia optimis Indonesia akan berhasil mendapatkan beberapa medali emas.
“Yakin bisa dapat beberapa emas. Terutama untuk tim PUBG Mobile dan Mobile Legends. Apalagi PUBG Mobile itu kan ada dua kategori solo dan tim jadi saya yakin bisa meraih medali. Trus Crossfire dan FIFA Online juga yakin bisa menang,” ujarnya.
Stanley meliah ekosistem esports di Indonesia saat ini sudah jauh lebih baik karena selalu melakukan peningkatan. Untuk atlet-atlet yang akan berlaga di SEA Games, Stanley menekankan pentingnya menjaga kondisi fisik.
“Fisik itu sangat penting untuk menjaga stamina. Konsentrasi juga mulai dari fisik.”
Pesan Stanley Tjia untuk Para Pegiat Esports di Indonesia
Stanley menyampaikan beberapa pesan bagi pegiat esports di Indonesia, terutama yang memiliki keinginan untuk menjadi wasit profesional.
“Buat pegiat esports baik player, wasit, manajer, dll tetap semangat di esports dan tetap menekuni. Belajar itu memang nggak ada habis-habisnya,” ujarnya.
Dia juga menambahkan pentingnya tetap memprioritaskan hal-hal penting seperti sekolah dan kuliah.
“Player-player juga harus semangat. Bukan hanya semangat bermain terus ya, tapi belajar juga. Sekolah itu penting. Kalau bisa kuliah lulus. Kita anggap esports itu ekstrakurikuler kita lah. Esports untuk memotivasi diri kita sendiri, jadi jangan meninggalkan hal yang penting, meski esports juga penting bagi kita yang menyukainya,” pungkasnya.