Dalam dunia Mobile Legends, kehadiran Gusion tidak hanya menginspirasi dalam pertempuran, tetapi juga menyimpan kisah yang menarik di balik ketangkasannya. Sebagai seorang pembunuh yang lincah dan mahir dengan belati, Gusion telah menaklukkan hati para pemain dengan gaya bertarungnya yang unik dan misterius.
Kisah Hero Gusion Mobile Legends tidak hanya menyoroti keberaniannya dalam pertempuran, tetapi juga perjuangannya untuk mencari identitas dan tujuannya sendiri.
Dengan keberaniannya untuk menantang norma-norma yang ada, Gusion menginspirasi jutaan pemain Mobile Legends untuk mengikuti impian mereka sendiri, terlepas dari tekanan dan harapan orang lain.
Dalam arena Mobile Legends, Gusion bukan hanya seorang hero, tetapi juga simbol keberanian, kecerdasan, dan kebebasan.
Dengan segala tantangan yang dihadapinya, Gusion tetap menjadi legenda yang tidak terlupakan dalam sejarah permainan ini.
Baca juga artikel lainnya tentang [Build MLBB] Cara Main Hero Gusion Mobile Legends
Asal Usul Kisah Hero Gusion Mobile Legends
Dilansir dari Mobile Legends Fandom, berikut adalah kisah singkat dari hero Gusion.
Meskipun lahir dari keluarga sihir terkuat di benua itu, Gusion tidak tertarik pada sihir. Dia ingin mencari inspirasi dari cahaya suci untuk mengembangkan keterampilan bertarung baru. Akhirnya, Gusion meninggalkan keluarganya.
Rumah Paxley memerintah di Kastil Aberleen di selatan Moniyan. Generasi rumah ini telah menjaga wilayah-wilayah ini untuk Kekaisaran Moniyan, bertahan dari invasi kegelapan.
Sekitar seribu tahun yang lalu, Rumah Paxley diberikan gelar adipati selama pemerintahan penyihir legendaris Valentina.
Banyak cerita mengerikan diceritakan di seluruh Kekaisaran Moniyan tentang penggunaan sihir terlarang oleh Rumah Paxley, sehingga orang-orang akan menjauhi setiap Paxley yang mereka temui.
Namun, Gusion Paxley adalah pengecualian.
Dia secara alami pandai dengan pedang dan pisau belati, dan sebelum bisa berbicara, dia telah mampu mengenai bidan yang menjaga dirinya di dahi dengan pisau mainan sebagai balasan karena dia mendisiplinkannya.
Dan ketika dia mulai membaca dan menulis, pena bulu yang dicelupkan dalam tinta selalu terbang ke arah kepala tutor pribadinya seolah-olah memiliki mata.
Perilaku nakalnya berlanjut sampai kakak tertuanya, Aamon, mengambil alih gelar adipati si Gusion muda sedang memamerkan keterampilan belatinya di pesta ketika secara tidak sengaja melewatkan sasaran, belati malah meninggalkan luka parah di wajah Aamon.
Aamon tidak menyalahkan adiknya yang ceroboh, tetapi kabar segera menyebar di seluruh Kekaisaran Moniyan bahwa anak keempat di Rumah Paxley adalah pemilik pedang bagi keluarga Paxley yang terkenal dengan keterampilan sihir mereka, hanya warga kelas rendah yang tidak mengenal sihir yang akan bertarung dengan pedang dan belati.
Para tetua Paxley yang sebenarnya mengendalikan keluarga segera memerintahkan bahwa Gusion harus berhenti bermain dengan belati dan fokus pada latihan sihir. Dan Gusion memang mewarisi bakat keluarga dalam sihir, dia memiliki afinitas kuat dengan elemen cahaya dan dengan cepat membangunkan potensinya saat belajar sihir.
Tetapi dia sangat membenci menghafal mantra yang membosankan dan menulis gulungan yang rumit.
Ketika murid lain sedang melakukan penelitian sihir di dalam ruangan sepanjang hari, Gusion malah memperkuat dirinya dengan sinar matahari agar bisa berlari lebih cepat dari macan tutul, atau menggunakan cahaya lilin untuk memindahkan pisau makan dan memotong semua piring di atas meja menjadi potongan-potongan.
Gusion adalah satu-satunya murid kelas atas yang akan berbicara dengan pelayan di akademi keluarganya, dan dia adalah anak nakal tapi menyenangkan, jadi pelayan-pelayan itu selalu melindungi pelanggaran aturannya yang tak berhenti; bahkan ketika dia dijaga dalam tahanan, para penjaga pura-pura tidak melihat hidangan penutup yang diselundupkan oleh pelayan laki-laki di bawah pintu.
Akhirnya, para tetua yang jengkel itu meminta Aamon muda untuk mendisiplinkan saudara lelakinya yang putus asa, Gusion berharap kakaknya akan berpihak padanya, tetapi Aamon malah mulai memberinya ceramah sebagai pemimpin keluarga.
Gusion kecewa dan sepenuhnya mengabaikan ceramahan kakaknya, sementara di dalam hatinya merasa menyesal kepada kakak besar yang dulu dekat dengannya Aamon di depannya jelas merupakan salah satu tetua, hanya lebih muda…
Dan selama makan malam mereka bersama, Aamon membujuk Gusion untuk mengikuti tradisi keluarga dan menerima pelatihan sihir, karena Valentina, adipati pertama keluarga mereka, adalah penyihir hebat.
Aamon juga memberi tahu Gusion bahwa dia bisa menjadi pembunuh bayaran seperti dirinya, mengubah sihir menjadi belati tajam.
Gusion merasa sangat enggan dan bertanya sebaliknya: “Bukankah seorang Paxley bisa menjadi pembunuh bayaran yang bertarung dengan belati?”
Aamon tidak punya pilihan yang lebih baik selain berkata: “Sebagai bangsawan, kadang-kadang kamu harus menyembunyikan apa yang kamu sukai sebenarnya”
Gusion menatap kakaknya dan tidak berkata lebih lanjut.
Beberapa tahun kemudian, pada upacara peralihan dewasa – kontes pertempuran keluarga, Gusion berusia 18 tahun muncul di arena dengan gaya yang unik: dia menggunakan gerakan aneh dan mewah untuk menghindari proyektil yang ditembakkan oleh para penyihir muda lainnya, sementara belati gesit dan misteriusnya mengenai lawannya dengan akurat sebelum mereka bahkan bisa melemparkan mantra mereka. Para tetua Rumah Paxley kagum Gusion adalah pengguna belati yang tidak konvensional, tetapi dia memang menggunakan kekuatan sihir untuk mengendalikan belatinya.
Para penyihir muda lain yang kalah dari Gusion mulai menuduhnya “berbuat curang”, tetapi dia malah memprovokasi mereka lebih jauh, menyatakan bahwa mereka yang merasa tidak adil bisa menantangnya bersama, karena dia mampu mengalahkan sepuluh penyihir Paxley yang sombong!
Para peserta yang diprovokasi menyerbu ke arahnya, ketika tiba-tiba Gusion menggunakan gerakan yang belum pernah dilihat sebelumnya – dia mengayunkan lengan dan mengirimkan belati yang terbang ke area berbentuk kipas di depannya, mengenai semua musuh yang menyerangnya.
Kemudian dia melompat ke atas tribun penonton, sebelum melemparkan belati ke arah patung leluhur Rumah Paxley, Valentina, dan mengenainya di dahi untuk memprovokasi yang lain dengan mengucapkan:
“Inilah yang kalian inginkan.”
Penutup
Kisah Hero Gusion Mobile Legends tidak hanya menginspirasi para pemain Mobile Legends, tetapi juga mengajarkan kita tentang pentingnya memilih jalur hidup yang sesuai dengan hati nurani dan keinginan kita sendiri.
Dengan ketekunan, keberanian, dan tekad yang kuat, Gusion membuktikan bahwa tak ada yang tidak mungkin di semesta Land of Dawn.
