Review Game Knight vs Giant: The Broken Excalibur (Demo Version)

1325
Review Game Knight vs Giant: The Broken Excalibur (Demo Version)

Game Knight vs Giant: The Broken Excalibur adalah sebuah permainan komputer buah karya developer lokal bernama Gambir Studio.

Gambir Studio sebelumnya telah menghasilkan 13 permainan untuk smartphone yang tersedia pada Google Play dan Apple App Store. Oleh karena itu, mereka bukan pengembang kemarin sore melainkan pengembang yang sudah berpengalaman bahkan pemenang penghargaan.

Dua tahun lalu melalui game-nya yang bertajuk Selera Nusantara, Gambir Studio mendapatkan penghargaan Best Indies Game GooglePlay for 2021.

Sekarang di tahun 2023 ini, mereka mulai berekspansi mengembangkan permainan untuk komputer dan konsol.

Maka, game Knight vs Giant: The Broken Excalibur inilah karya pertama mereka untuk PC Game serta rencananya juga akan tersedia di konsol: Nintendo Switch, PS5 dan Xbox Series X/S.

Cerita game Knight vs Giant: The Broken Excalibur mengambil latar tempat Kerajaan Camelot. Maka, di mana ada Camelot di situ ada Raja Arthur.

Pemain berperan sebagai Raja Arthur yang harus bertarung melawan para Raksasa pembawa malapetaka bagi kerajaan.

Game Knight vs Giant: The Broken Excalibur

Game Knight vs Giant: The Broken Excalibur sendiri merupakan game dengan genre RPG. Di halaman Steam-nya, selain RPG game ini juga di-tag sebagai permainan dengan definisi: Roguelite, Roguelike dan Action Roguelike. Belum ada tanggal pasti untuk perilisan penuh game ini di Steam, hanya disebut tahun 2023 saja.

Spesifikasi minimal untuk memainkan game Knight vs Giant: The Broken Excalibur adalah sebagai berikut untuk OS Windows:

  • Requires a 64-bit processor and operating system
  • OS: 7
  • Processor: Celeron
  • Memory: 512 MB RAM
  • Graphics: Intel HD 2000
  • DirectX: Version 11
  • Storage: 512 MB available space
  • Sound Card: General

Sedangkan untuk macOS:

  • Requires a 64-bit processor and operating system
  • OS: Lion
  • Processor: Celeron
  • Memory: 512 MB RAM
  • Graphics: Intel HD 2000
  • Storage: 512 MB available space
  • Sound Card: General

Penulis sendiri memainkannya menggunakan perangkat dengan spesifikasi sebagai berikut:

  • OS: Windows 8
  • Processor: Intel(R) Core(TM) i5-4210M
  • Memory: 8 GB RAM
  • Graphics: NVIDIA GeForce GT 7300M

Tidak ada kendala dalam memainkan game Knight vs Giant: The Broken Excalibur. Maka, selanjutnya kita akan membahas game ini dari berbagai aspek mulai dari kesan pertama penulis hingga aspek suara pada game Knight vs Giant: The Broken Excalibur.

First Impression Game Knight vs Giant: The Broken Excalibur

Kesan pertama tentu saja dari judul. Ketika membaca judulnya, kita sebenarnya bisa langsung menebak bahwa game ini berkisah tentang ksatria yang melawan raksasa.

Anak judulnya yang bertajuk “The Broken Excalibur” menjadi petunjuk selanjutnya bahwa game ini juga ada hubungannya dengan legenda Pedang Excalibur.

Patut dilihat juga trailer-nya yang berdurasi 1 menit 45 detik. Dalam trailer yang baru dirilis di tanggal 2 Februari 2023 lalu pada kanal YouTube PQube, memperlihatkan back story bahwa Sang Penyihir Merlin adalah biang keladi masalah kekacauan Camelot bermula.

Merlin sebenarnya tidak menyangka akan membawa malapetaka berupa Para Raksasa yang membunuh para Ksatria Meja Bundar juga mematahkan pedang legendaris Excalibur.

Namun, Merlin juga bertanggung jawab dengan membangkitkan kembali pahlawan utama yakni: Raja Arthur. Maka, Merlin dan seluruh rakyat Camelot lagi-lagi berharap pada sang raja untuk melenyapkan segala kekacauan di kerajaan.

Trailer hanya sedikit memperlihatkan gameplay. Oleh karena itu, mari kita masuk ke dalam permainannya dan mulai memainkan versi demo-nya. Sekali lagi perlu ditekankan bahwa yang penulis mainkan adalah versi demo-nya sehingga kemungkinan besar akan ada perbedaan dengan versi asli atau full version-nya.

Masuk ke permainan, ada sesuatu yang langsung menarik perhatian penulis yaitu, kalimat “A TRUE KNIGHT USES A GAMEPAD“.

Secara langsungpengembang ingin memberitahu para pemain bahwa sebaiknya memainkan game Knight vs Giant: The Broken Excalibur menggunakan gamepad. 

Oleh sebab itu, tidak seperti review penulis lainnya di esportsnesia.com yang mengawali ulasan dari aspek interface maka, spesial untuk game Knight vs Giant: The Broken Excalibur review akan diawali dari aspek control.

Review Game Knight vs Giant: The Broken Excalibur

Aspek Control Game Knight vs Giant: The Broken Excalibur

Penulis awalnya tidak mengindahkan anjuran untuk menggunakan gamepad. Sehingga penulis tetap menggunakan keyboard dan mouse saja untuk bermain. Sesuatu yang akhirnya penulis sesali karena membuat frustasi.

Seperti kebanyakan game lain yang menggunakan W, A, S, D untuk bergerak, begitu juga dengan game ini. Namun, yang membuat frustasi adalah arah serangan yang tidak bisa otomatis kepada musuh harus diarahkan menggunakan mouse.

Hal tersebut yang agak berbeda dengan game biasanya. Sehingga jika pemain menggunakan keyboard dan mouse harus benar-benar mengarahkan serangan ke lawan.

Setelah mati berkali-kali padahal masih di awal level, penulis akhirnya memutuskan untuk memakai gamepad. Pemakaian gamepad benar-benar memudahkan karena serangan sesuai dengan arah gerakan. Penulis berhasil menyelesaikan demo dengan menggunakan gamepad.

Memang ada pilihan untuk mematikan mouse targeting (KB/M) di options. Namun demikian, bagi pemain yang sudah tidak sabar untuk bermain tentu saja akan melewatkan dan langsung saja main. Maka sehubungan dengan pilihan untuk mematikan mose targeting, selanjutnya kita akan membahas tentang interface game ini.

Aspek Interface Game Knight vs Giant: The Broken Excalibur

Interface game ini simple. Sepertinya pengembang menganut asas simplicity is the key. Menu awal yang ditawarkan juga standar.

Dalam versi demo ini ada lima menu utama. Pertama, Wishlist on Steam untuk mendapatkan notifikasi jika game ini sudah tersedia versi penuhnya di Steam.

Menurut penulis, ini keputusan yang menarik untuk menempatkan Wishlist on Steam di paling atas, bukan di bagian bawah.

Sah-sah saja sebenarnya hanya saja seperti hard selling jadinyaKetika kita memilih Quit pun ada lagi pilihan untuk Wishlist on Steam, tapi ini hal yang wajar karena memang semua game yang masih dalam tahap demo pun menawarkan demikian.

Lalu ada Give Feedback yang akan mengarahkan kita ke Google Form untuk saran dan kesan bermain.

Ini juga menarik karena justru tidak banyak pengembang yang memberikan ruang bagi pemain untuk melontarkan saran bahkan kritikan. Bahkan hal seperti bagian mana yang membosankan atau membuat frustasi juga ditanyakan.

Dua menu terakhir ada Play untuk masuk ke dalam permainan dan Options untuk mengatur graphics, audio, control, accessibility dan gameplay. Opsi pengaturan gameplay ini kemudian sejalan dengan ulasan selanjutnya.

Aspek Gameplay Game Knight vs Giant: The Broken Excalibur

Dalam options settings gameplay game Knight vs Giant: The Broken Excalibur memberikan pilihan untuk mengaktifkan God Mode atau tidak. Bisa dibilang ini seperti tingkat kesulitan. God Mode aktif artinya tentu saja tingkat kesulitan lebih rendah.

Awalnya penulis tidak mengaktifkan mode ini karena penulis juga mampu menyelesaikan versi demo dan mengalahkan raksasa pertama tanpa mengaktifkan God Mode.

Walaupun dengan waktu bermain yang agak lama karena harus mengetahui pola serangan musuh dan medan permainan. Tercatat penulis mengalahkan giant memakan waktu lebih dari empat jam alias lebih dari 240 menit.

Namun, demi mengetahui perbedaan jika God Mode diaktifkan dengan tidak maka, penulis mencoba mengulang permainan dengan God Mode aktif.

Hasilnya penulis mampu menyelesaikan permainan hanya dalam waktu 24 menit saja. Lebih cepat sepuluh kali lipat daripada tidak menggunakan God Mode.

Gameplay menarik lainnya dari game Knight vs Giant: The Broken Excalibur adalah adanya blessing yang meminjamkan kekuatan dari masing-masing Ksatria Meja Bundar sepanjang permainan. Di game lain mungkin hanya kekuatan Arthur dan Lancelot saja yang biasanya terekspos. Itu pun karakter mereka sendiri yang berperan.

Contoh saja game arcade legendaris yang menghadirkan tiga Ksatria Meja Bundar bertajuk Knights of the Round yakni: King Arthur, Sir Lancelot dan Sir Percival sebagai playable character di game tersebut.

Sedangkan, di game Knight vs Giant: The Broken Excalibur ini Sir Lancelot dan kemungkinan besar Sir Percival hanya menjadi NPC yang bertugas untuk meminjamkan kekuatan serta kemampuan mereka kepada Raja Arthur.

Penulis bilang kemungkinan besar Percival juga akan menjadi NPC karena di demo ini baru hanya dua Ksatria Meja Bundar yang bisa dipinjam skill-nya yakni: Lancelot dan Bors.

Sedangkan, ada enam patung yang berada di Kingdom Camelot. Kingdom Camelot adalah area awal tempat meng-upgrade diri King Arthur. Patung Ksatria Meja Bundar sendiri di sini berperan sebagai penyalur kekuatan dari para ksatria ke Arthur.

Penggambaran para Ksatria Meja Bundar di sini juga menarik. Ulasan ini berlanjut pada bagian aspek graphics.

Aspek Graphics Game Knight vs Giant: The Broken Excalibur

Seperti yang penulis bilang sebelumnya, bahwa penggambaran Ksatria Meja Bundar menarik. Di game ini Lancelot digambarkan tinggi besar, sedangkan Bors digambarkan agak gemuk. Memang baru patung tetapi, itu adalah representasi dari imajinasi pembuat game tentang para Ksatria Meja Bundar tersebut.

Sayangnya patung lain belum terbuka dan hanya diperlihatkan bundar saja. Justru yang sudah diperlihatkan adalah NPC lain yang merupakan warga dan rakyat dari Camelot. Dalam demo ini diperlihatkan empat NPC dari delapan gambar yang terdapat di dalam halaman Steam-nya.

Graphics secara keseluruhan game Knight vs Giant: The Broken Excalibur ini juga sangat baik.

Game ini menggunakan 2,5 D sebagai visualnya. Sehingga seperti terlihat di dalam minimum requirement tidak memerlukan perangkat yang khusus untuk game. Animasi gerakan pun terlihat sangat smooth.

Smooth-nya gerakan juga dipadu dengan musik yang mengasyikkan. Kita bahas di aspek berikut ini.

Aspek Sound Game Knight vs Giant: The Broken Excalibur

Musik di awal membawa kita ke medieval age. Kemudian di dalam permainan seperti berada di dalam hutan dan memang setting tempatnya berada di hutan-hutan. Setiap berganti tempat atau area musik juga seperti menyesuaikan, sungguh mengasyikkan.

Angkat topi juga buat para pengisi suara dalam game ini karena berhasil menyuarakan dengan pas karakter-karakter yang ada.

Sayangnya, credits tidak diperlihatkan dalam demo ini jadi penulis tidak tahu siapa saja yang harus diberikan pujian untuk suaranya.

Juga tidak jelas apakah pengisi suaranya orang Indonesia atau orang luar yang merupakan English native speaker karena pronunciation-nya sangat jelas serta tidak terdengar seperti orang Indonesia.

Akhir Kata untuk Game Knight vs Giant: The Broken Excalibur

Game Knight vs Giant: The Broken Excalibur sangat menjanjikan. Bahkan bisa jadi mendapatkan penghargaan. Gambir Studio benar-benar mencurahkan kemampuan mereka ke dalam game ini.

Keseriusan mereka juga terlihat dari versi demo saja mereka sudah melakukan update pada tanggal 9 Februari 2023.

Artinya mereka benar-benar melihat masukan yang ada pada google form yang masuk. Maka, tak usah ragu lagi untuk menjadikan game ini sebagai wishlist berikutnya dalam antrian permainan Anda sekalian.

banner iklan esportsnesia