Sudah tahu belum apa itu mobile esports? Dari maraknya perkembangan ekosistem esports dari berbagai aspek, seperti kemunculan layanan ahli di bidang komunikasi esports The Story Mob, hingga partisipasi Mercedes-Benz sebagai sponsor di ESL; aman untuk berasumsi bahwa esports adalah pasar yang sedang berkembang.
Perkembangan esports tergolong sangat pesat dan tidak hanya terbatas pada 1 platform PC saja. Judul permainan mobile esports seperti PUBG Mobile, Mobile Legends, dan lainnya pun semakin marak bermunculan di permukaan khususnya di Asia yang memiliki budaya mobile first.
Dengan banyaknya jumlah ruang untuk berinovasi dan pangsa pasar yang sebagian besar berasal dari total belanjaan dalam game, Mobile esports diprediksi akan berkembang secara signifikan dalam beberapa tahun mendatang.
Untuk menyambut tren tersebut, berikut adalah hal-hal yang harus kamu ketahui mengenai mobile esports saat ini.
Apa yang bukan mobile esports
Pertama-tama, untuk menghapus kebingungan, mari kita mulai dengan bagaimana cara mengetahui suatu judul adalah termasuk mobile esports atau bukan.
Hearthstone adalah salah satu judul esports yang dapat dimainkan di multi platform, baik di mobile maupun di PC. Sekilas, apakah Hearthstone tergolong sebagai mobile esports?
Jawabannya adalah tidak.
Meskipun, Hearthstone dapat dimainkan di platform mobile; ketika para atletnya berkompetisi di turnamen, mereka selalu menggunakan platform PC. Hal yang sama juga berlaku untuk judul esports yang lain, seperti Artifact buatan Valve.
Oleh sebab itu, penting untuk terlebih dahulu mengidentifikasi apakah game tersebut memiliki versi mobile-nya atau tidak; dan jika ya, bagaimana dengan atmosfer kompetitifnya? Apakah dimainkan di platform mobile juga? Jika tidak, maka itu tidaklah tergolong ke dalam kategori mobile esports.
Di sisi lain genre battle royale terkini seperti Fortnite dan PUBG, kini sudah memiliki versi selulernya. Meskipun dapat dimainkan di seluler, mayoritas pemain kompetitif masih menggunakan platform non-seluler.
Tak dapat dipungkiri lagi bahwa permainan profesional hampir selalu terbatas pada platform PC.
Daftar judul yang menjadi pionir mobile esports
Dibandingkan dengan esports di platform PC, era mobile esports baru saja dimulai. Namun, ada beberapa title yang sudah memimpin perkembangan era ini.
Clash Royale
Clash Royale pertama kali muncul di tahun 2016 dari developer Supercell mengikuti Clash of Clans, salah satu game seluler terlaris yang pernah ada. Berbeda dengan Clash of Clans, Clash Royale ditargetkan untuk pasar kompetitif atau esports.
Clash Royale telah melihat keberhasilan yang signifikan menggunakan model ini, dan telah membentuk atmosfer esports yang solid. Dengan Clash Royale League (CRL), Supercell telah menarik 44 organisasi esports dari seluruh dunia, termasuk menarik organisasi-organisasi terkenal seperti Team Liquid dan Team SoloMid.
CRL diatur sedemikian rupa agar mirip dengan liga esports yang terkenal, lengkap dengan siaran studio langsung dari Los Angeles. Dengan lebih dari 50 juta pengguna aktif harian, Clash Royale jelas bersanding di antara judul-judul mobile esports yang terkenal.
Honor of Kings
Salah satu judul andalan mobile game yang termasuk salah satu judul paling berpotensi untuk melampaui tangga persaingan mobile esports.
Didukung oleh pengembang Tiongkok yaitu Tencent, Honor of Kings muncul pada tahun 2015 di Tiongkok dan menjadi game yang paling populer dan terlaris di dunia. Permainan ini mencapai lebih dari 200 juta pengguna aktif dan telah meraup keuntungan sebesar $1,9 miliar pada tahun 2017.
Dengan atmosfer kompetitif esport-nya, Honor of King juga berkembang pesat. King Pro League-nya menyoroti para pemain terbaik, dan lengkap dengan sistem kemitraannya seperti dengan M&M dan Volkswagen. Judul esports ini juga berhasil mencetak rekor transfer pemain senilai $1,2 juta di awal tahun ini.
Arena of Valor
Ekspansi dari tanah Tiongkok, Honor of Kings pun merilis versi internasionalnya yang bernama Arena of Valor (AoV). Diluncurkan tahun lalu, AoV telah menata ulang tampilan fenomenal versi terdahulunya di Tiongkok, tetapi kini di kancah global.
Tencent telah menjadikan esports sebagai bagian dari suatu perubahan zaman. Turnamen serial dari Arena of Valor ini mencakup wilayah Eropa, Amerika Utara, Amerika Latin, serta Asia Pasifik.
Pertandingan ini juga telah ditampilkan di sejumlah acara bergengsi, salah satunya adalah pada kemunculannya sebagai titel esports pertama pada eksibisi Asian Games 2018.
Vainglory
Titel esports ciptaan Super Evil Megacorp (SEMC) ini telah muncul ke permukaan terlebih dahulu sebelum Clash Royale. Vainglory yang bertemankan MOBA adalah yang pertama dari jenisnya, dan baru-baru ini telah merilis mode 5v5 untuk menyerupai judul-judul MOBA di PC, seperti League of Legends atau DotA 2.
Judul ini juga banyak ditampilkan dalam iklan, khususnya dalam mempromosikan kemampuan iPhone X untuk menjalankan game seluler.
Memasuki tahun ke-limanya, Vainglory memiliki atmosfer kompetitif esports yang maju. SEMC telah memfasilitasi beberapa liga regional di wilayah Amerika Utara, Eropa, Tiongkok, Asia Tenggara, dan Asia Timur. Super Evil juga merupakan bagian dari kejuaraan World Electronic Sports Games (WESG).
Namun, ada kekhawatiran tentang prospek kedepannya — setidaknya di wilayah Barat. Setelah penundaan peluncuran Vainglory Premier League (VPL), tim-tim seperti Team SoloMid, Cloud9, dan SK Gaming telah meninggalkan permainan ini. VPL sekarang bertahan dan bergerak di beberapa pasar Asia, dan turnamen terbuka masih berjalan di Amerika Utara juga Eropa.
Masih harus dilihat apakah SEMC dapat meraih kembali keunggulannya di esports dunia sebelah Barat, atau apakah SEMC akan menemukan pasar baru yang lebih mobile-friendly.
Summoners War
Summoners War, game seluler bergenre strategi yang dikembangkan oleh Com2uS dari Korea Selatan, telah berhasil menembus angka fantastis di app store dengan lebih dari 90 juta unduhan.
Pengembang Com2uS pun telah memperluas jangkauan permainan dengan rencana ambisius untuk title dan kartun spin-off. Dari segi esports, Summoners War juga memiliki kejuaraan dunianya, yaitu World Arena Championship. Pertandingan babak final tingkat dunianya akan berlangsung di Korea dan berhadiah sebesar $110.000.
Mobile Legends
Mobile Legends mungkin tertinggal ketika dikaitkan dengan jumlah audiens Twitch. Akan tetapi, Moonton, sang developer, berhasil mendahului banyak pesaingnya dalam hal pendapatan. Meskipun mengalami kerugian berupa gugatan dari pelanggaran hak cipta, Moonton telah menghasilkan lebih dari $200 juta sejak peluncurannya 2 tahun lalu.
Dengan kasus gugatan yang sudah terlewati, Mobile Legends kini sedang mencari cara untuk menjadi MOBA seluler nomor satu, yang dimana itu berarti memerlukan atmosfer kompetitif esports.
Untuk saat ini, upaya Moonton difokuskan di negara Asia Pasifik seperti Indonesia dan Malaysia, termasuk kemitraannya dengan maskapai AirAsia.
(Dilansir dari The Esports Observer; Disunting oleh Satya Kevino)