
Di tengah hiruk-pikuk industri game yang didominasi genre aksi dan kompetisi, sebuah studio asal Indonesia memilih jalur berbeda. Eternal Clover Studio, yang didirikan pada 2023, berkomitmen menghadirkan pengalaman gaming yang hangat dan menenangkan lewat game-game cozy atau nyaman.
Dalam wawancara eksklusif dengan Esportsnesia, Kristian, Founder Eternal Clover, menceritakan perjalanan, filosofi, dan visi mereka membangun studio dari nol.
Dari Dua Sahabat ke Simbol Keberuntungan Abadi
Awal mula Eternal Clover lahir dari kisah persahabatan dan sebuah pelatihan. “Eternal Clover berawal dari 2 orang sahabat (Lesman & Kristian) yang awalnya mengikuti kegiatan pelatihan game dev dan akhirnya tertarik dalam membuat studio game dengan nama ‘Eternal Clover’, yang memiliki arti keberuntungan yang abadi,” tutur Kristian.
Nama tersebut dipilih sebagai harapan untuk meraih kesuksesan. “Kami berharap dengan nama Eternal Clover kami juga mendapatkan keberuntungan yang terus-menerus, karena salah satu faktor kesuksesan adalah keberuntungan.” Hingga saat ini, dua sahabat itu memimpin studio tersebut, dengan Lesman sebagai CEO dan Kristian sebagai Founder.

Memeluk Genre ‘Cozy’ dan Strategi Multiplatform
Portofolio Eternal Clover yang diisi oleh game simulasi kehidupan sederhana, seperti Mie Ayam Simulator dan Wash and Warm, bukanlah sebuah kebetulan. Keputusan untuk berspesialisasi dalam genre cozy dilandasi observasi pasar yang mendalam.
“Kami melihat game-game cozy memiliki market yang cukup besar dan tidak banyak studio game di Indonesia yang berfokus pada game cozy dan simulasi kehidupan sederhana,” jelas Kristian. “Kami juga ingin menghadirkan perasaan santai dan nyaman kepada pemain yang memainkan game kami.”
Pilihan ini selaras dengan tren global di mana genre cozy sedang mengalami pertumbuhan yang pesat, didorong oleh keinginan pemain untuk mengalami ketenangan dan kepuasan melalui gameplay yang tidak terburu-buru .
Studio ini juga cermat dalam memilih platform untuk setiap game-nya. Keputusan untuk merilis sebuah game di Android atau PC didahului oleh riset pasar.
“Sebelum kami membuat game, kami melakukan market research terlebih dahulu, platform apa yang sesuai dan tidak menghilangkan esensi dari gameplay pada game-game kami,” ujar Kristian.
‘Wash and Warm’: Mengubah Cucian yang Membosankan Menjadi Permainan yang Menghangatkan
Game terbaru mereka, Wash and Warm, adalah sebuah permainan manajemen simulasi laundry. Kristian memaparkan konsep intinya, “Pemain akan mencuci, menjemur, menyetrika, dan melipat pakaian, sesuai dengan permintaan customer yang bervariasi.” Namun, game ini juga mengajak pemain untuk mengatur keuangan dan mendekorasi toko laundry mereka.
Judul Wash and Warm sendiri dipilih dengan pertimbangan mendalam. Kata “Warm” memiliki makna ganda.
“Warm di sini memiliki 2 arti, arti mekanik dimana pemain akan mengeringkan pakaian dengan cara dijemur dan arti perasaan dimana kami ingin pemain merasakan kehangatan dan relax saat memainkan game Wash & Warm,” jelas Kristian.
Tantangan kreatif terbesar dalam mengembangkan game tentang mencuci ini adalah menjaga keseimbangan. “Kami harus mengatur game economy design agar game tidak terasa mudah dan tidak terlalu sulit. Kami juga harus tetap memperhatikan beberapa fitur agar tidak kehilangan rasa ‘cozy’ pada game Wash & Warm.”

Belajar dari Tantangan dan Membangun Masa Depan
Sebagai studio rintisan, perjalanan Eternal Clover tidak selalu mulus. Kristian berbagi pelajaran berharga dari masa-masa awal.
“Salah satu tantangan terbesar kami yaitu pada saat kami awal merintis studio, ada beberapa orang dari tim kami yang menghilang dan mengakibatkan timeline pengerjaan menjadi mundur dan tidak sesuai target.”
Dari kendala itu, mereka menyadari bahwa kesamaan visi dan kekompakan tim adalah fondasi yang krusial.
“Dari hal ini kami dapat mengambil pelajaran bahwa dalam membuat game dibutuhkan kesamaan pemikiran dan perlunya bonding agar hubungan tetap terjaga.”
Untuk mendukung sustainability pengembangan game indie, Eternal Clover juga menjalankan layanan B2B, seperti pembuatan game gamification dan aplikasi Augmented Reality (AR) untuk perusahaan.
“Project-project ini akan digunakan sebagai penambah modal pendanaan dalam membuat game-game berikutnya,” jelas Kristian tentang strategi bisnis mereka.
Visi Ke Depan: ‘Flavour Stories’ dan Kontribusi bagi Industri Indonesia
Menatap masa depan, Eternal Clover memiliki tujuan yang jelas. “Dengan beberapa judul game yang kami buat, kami ingin ikut turut serta dalam mengembangkan industri game dev di Indonesia,” tegas Kristian.
Game-game simulasi sederhana dan cozy yang relate dengan kehidupan sehari-hari akan tetap menjadi fokus utama mereka.
Salah satu proyek yang sedang dinantikan adalah Flavour Stories: A Bowl of Noodle. Kristian membocorkan, game ini adalah life simulation dengan fokus pada memasak.
“Dengan art style 3D stylized kami ingin mengutamakan konsep grow relationship, dimana selain pemain akan berjualan mie (ramen, udon, soba) pemain juga dapat bersosialisasi dengan NPC untuk menjalin hubungan hingga menikah, dikemas dengan cerita-cerita yang hangat dan relate dengan kehidupan akan membuat pemain tersentuh.”
Sebagai bagian dari ekosistem game Indonesia yang sedang tumbuh pesat dengan 154 juta gamer dan kontribusi ekonomi yang signifikan, Kristian menyampaikan harapannya.
“Kita berharap industri game di Indonesia bisa saling support satu sama lain dan semakin tumbuh dan berkembang hingga internasional.”
Ia juga menyampaikan pesan kepada para gamer dan calon developer. “Kita juga berharap dukungan dari para pemain agar tetap support dengan cara membeli produk game resmi bukan cracked. Tetap support dan dukung Eternal Clover agar kita bisa menjadi developer game cozy yang dikenal dunia.”
Dengan filosofi “We Make EVERYthing Exciting”, Eternal Clover Studio tidak hanya membuat game, tetapi berusaha mengubah rutinitas sehari-hari menjadi pengalaman interaktif yang menghangatkan hati, sambil memperkaya lanskap game indie Indonesia dengan warna yang khas.





















