EVOS Hanssnim, Banting Setir dari AOV ke Mobile Legends

2137
EVOS Hanssnim
EVOS Hanssmin pindah ke Mobile Legends dan berhasil menorehkan prestasi.

Tahun lalu, EVOS Hanssnim mengeluarkan keputusannya yang membuat penggemar gim AOV kaget. Laki-laki yang dikenal sebagai pro player Arena of Valor (AOV) terbaik di Indonesia memilih untuk banting setir menjadi pemain Mobile Legends: Bang Bang (MLBB).

Apa yang membuat carry terbaik Indonesia itu memutuskan untuk pindah ke gim MOBA Mobile Legends Bang-Bang? Yuk, kita intip pencapaian karier Hanss di AOV dan Mobile Legends.

Lulus Sekolah Menjadi Pro Player

EVOS Hanss
EVOS Hanss memulai kariernya dengan bermain Arena of Valor.

Saat itu AOV masih bernama Mobile Arena yang rilis pada Juni 2017. Saat itu pula perjalanan karier Hanss dalam dunia esports dimulai. Setelah lulus sekolah, ia bermain bersama teman-temannya hingga mengikuti turnamen.

Keberhasilannya menjuarai Mobile Arena Cup membuat ia dan kawan-kawan tim dilirik oleh EVOS Esports. Organisasi esports itu kemudian menawarkan Hanss dan kawan-kawan untuk bergabung dengan divisi AOV EVOS.

EVOS Hanssnim juga tidak menyangka bisa menjadi pro player dan terjun di dunia esports. Sebelum bergabung dengan EVOS Esports, ia masih di Revival TV. Keputusannya memilih EVOS karena ia ingin melebarkan sayap dan mendapatkan kesempatan yang lebih besar bersama tim besar.

Di AOV, Hanss memegang role Dark Slayer Lane, salah satu role penting dalam gim tersebut. Dalam role tersebut, pemain harus memiliki mekanik dan akurasi yang baik. Dark Slayer Lane dikenal sebagai role yang kuat di dalam permainan.

Perjalanan EVOS Hanssnim Dari AOV ke ML

EVOS Hanssnim
EVOS Hanssmin hijrah dari AOV ke Mobile Legends.

Pro player dengan nama lengkap Farhan Akbari Ardiansyah tersebut memutuskan pindah ke EVOS MLBB divisi dua pada Februari 2020 lalu. Kepindahannya cukup mengejutkan banyak pihak karena tidak ada yang pernah memprediksi carry terbaik pro scene AOV tersebut akan pindah.

Meski dikenal sebagai pemain terbaik di Indonesia dan memenangkan berbagai turnamen, tidak membuatnya bertahan dalam gim AOV. Hanss tidak langsung bergabung dengan EVOS Legends, tim utama MLBB EVOS. Ia masuk ke divisi dua dalam EVOS Academy, yakni Development League atau MDL Season 1.

Nama panggilannya pun berubah dari EVOS Hanss menjadi EVOS Hanssnim. Dalam MDL, Hanss tampil sebagai Offlaner dan memiliki potensi yang sangat menjanjikan jika ia bermain apik dalam role tersebut.

Sebagai pro player dalam permainan AOV, Hanss tidak merasa bahwa ia adalah pemain pro dalam MLBB meski memiliki track record yang baik dalam permainan sebelumnya. Baginya, meski sama-sama gim MOBA, AOV dan MLBB memiliki perbedaan signifikan.

Perpindahan para pro player dari beberapa gim sebelumnya ke gim lain sudah awam ditemui dalam kancah esports. Seperti EVOS Foxe yang pindah dari Mobile Legends ke PUBG. Ada pula EVOS Pokka yang mengawali karier di AOV kemudian hijrah ke League of Legends (LOL).

Pindahnya pemain kelahiran 3 November 1998 ini ke Mobile Legends merupakan salah satu cara untuk bertahan di esports. Saat ini arena turnamen esports untuk AOV lebih sepi dibandingkan gim lainnya, seperti Mobile Legends.

Menurut Hanss, orang menilai pro player AOV yang pindah ke ML akan langsung jago. Sayangnya itu salah, karena kedua gim memiliki sistem yang berbeda. Menjadi pro player Mobile Legends tidak bisa dalam waktu singkat menjadi jago, pasti akan membutuhkan proses yang panjang dengan latihan terus menerus.

EVOS Hanssnim kali ini memulai kariernyaa dari Mobile Legends mulai dari nol. Menurutnyaa MDL merupakan pijakan awal yang bagus dibandingkan harus langsung terjun ke MPL tetapi malah menjadi beban tim.

Setelah bergabung dengan divisi Mobile Legends, Hanss mengalami perkembangan yang pesat dalam permainannya. Menurut pelatih EVOS MDL, Stewart Tiolamon pemain tersebut berkembang dengan impresif. Sedikit lagi levelnya akan mencapai level yang dibutuhkan dalam tim EVOS Legends, sehingga perlu untuk berlatih sedikit lagi.

Prestasi EVOS Hanssnim di Dunia Esports

EVOS Academy
EVOS Academy meraih kemenangan dalam turnamen NMA Season 2.

Saat masih berada di tim AOV EVOS, EVOS Hanssnim pernah ditawar oleh tim luar namun ditolak dan memilih tetap stay di EVOS. Keterbatasan bahasa dalam berkomunikasi adalah salah satu alasan ia menolak. Ia khawatir akan sulit bermain dalam turnamen jika mengalami kegagalan komunikasi dengan para pemain lain.

Prestasinya dalam turnamen AOV tidak bisa dipandang sebelah mata. EVOS AOV berhasil mendapatkan AOV Star League (ASL) season 2 yang mengantarkan mereka mewakili Indonesia dalam laga AWC (AOV World Cup) 2019 yang diselenggarakan di Vietnam.

Hanss dan tim berhasil menjadi pemenang dalam laga ASL selama tiga musim berturut-turut. Ditambah merupakan pemenang ESL Clash of Nation dan ESL Indonesia Championship Season 1. Mereka juga menyumbang medali perak dalam gelaran Sea Games 2019.

Meski mencetak sederet prestasi, sayangnya EVOS AOV harus dibubarkan karena meredupnya pro scene AOV di Indonesia. Para pemainnya pun pindah ke beberapa gim lain.

EVOS Hanssnim masih bertahan dalam pro scene esports. Pada NimoTV Mobile Legends Arena (NMA) Season 2, EVOS Academy yang diperkuat oleh Pendragon, Clover, Panser, Ferxic, Zoeybit, Revicii, Darkness, dan Hanss berhasil menjuarai laga tersebut setelah melawan Aura Fire di babak final.

AOV adalah Gim yang Rumit

EVOS Arena of Valor
EVOS AOV meraih gelar Treble Winner.

EVOS Hanssnim berpendapat bahwa AOV merupakan gim yang rumit, meski dirinya tidak terlalu senang dengan gim yang rumit. Namun meski berpendapat demikian, ia senang dengan hal-hal yang menantang dan sulit. Hero favorit di AOV adalah Emily karena desain dan skill-nya yang sangat keren.

AOV merupakan gim yang dilombakan dalam Asian Games ke-18. Beberapa orang menilai Arena of Valor lebih seimbang dalam segi permainan. Salah satunya faktornya adalah hero balance dengan skin yang digunakan tidak berpengaruh terhadap atribut.

Jenjang permainan AOV sendiri lebih terstruktur dibandingkan Mobile Legends. Sehingga adanya penerus pemain lebih terlihat.

AOV sendiri memiliki beragam nama di berbagai negara. Seperti Penta Storm (Korea Selatan), Lin Quan (Vietnam), Strike of Kings (Tiongkok), dan Realm of Valor (Thailand). Gim tersebut dimainkan di 85 negara berbeda dan memiliki penggemar yang loyal.

Gim AOV sendiri memiliki banyak fitur yang lebih “serius” sehingga memang lebih sulit dimainkan. Grafisnya tinggi dan memakan data penyimpanan cukup besar. Sehingga banyak turnamen AOV lebih cocok untuk skala internasional.

Mobile Legends sendiri pernah tersangkut masalah soal copyright. Meski begitu, pro scene esports di Indonesia saat ini lebih banyak mengarah ke Mobile Legends. Fitur-fitur yang lebih variatif dalam Mobile Legends lebih disukai oleh penggemar gim dibandingkan Arena of Valor.

Meski memiliki banyak perbedaan, kedua gim tersebut sama-sama layak untuk dipertahankan dalam pro scene di Indonesia. Selain itu, dalam bermain gim MOBA bersama tim, pemain harus mengetahui pola permainan untuk tim dan mengatur strategi untuk menang.

Menurut Hanss, di dalam permainan tim, kita harus mampu mengendalikan diri agar tidak menjadi pemain toxic. Pemain toxic di dalam tim akan membuat pemain lainnya menjadi down. Toxic player adalah pemain yang gampang menyalahkan rekan tim saat bermain atau pun setelahnya.

EVOS Hanssnim memang sudah berpindah haluan dari AOV ke Mobile Legends, tapi ia tetap harus mengembangkan skill untuk menjadi pro player. Entah apa pun gimnya, jika memiliki jiwa pro player, pemain akan tetap berusaha semaksimal mungkin menjadi yang terbaik untuk bermain gim tersebut. Tetap dukung Farhan “Hanssnim” Akbari untuk berprestasi, ya!

banner iklan esportsnesia