Bincang-Bincang dengan Komunitas AOV Malang

2885
Bincang-Bincang dengan Komunitas AOV Malang | Esportsnesia

Perkembangan esports kini semakin pesat di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Penggemar esports yang kian hari kian banyak, membuat para gamer bermunculan untuk saling mendirikan sebuah komunitas sebagai wadah berkumpul dan bertukar pikiran sesama antusias esports.

Komunitas dipercaya sebagai salah satu elemen penting dalam memajukan lanskap esports di Indonesia. Dengan adanya ‘rumah kedua’ dimana hobi dapat tersalurkan, hal ini semakin mendukung kesejahteraan sosial para penggemar esports.

Sebelumnya Esportsnesia telah berkesempatan untuk mengenal lebih dekat berbagai komunitas esports yang ada di Indonesia. Pada saat ini, koleksi profil komunitas esports di Indonesia pun akan segera ditemani oleh Komunitas AOV Malang.

Penasaran dengan komunitas ini? Yuk, disimak.

Mengenal Komunitas AOV Malang

Bincang-Bincang dengan Komunitas AOV Malang | Esportsnesia

Pramada Setiawan, atau yang biasa dipanggil Iwan, adalah sosok perintis yang ada di balik Komunitas AOV Malang. Sebelum merintis komunitas ini, Iwan bekerja sebagai staf Garena di departemen event untuk FIFA Online 3.

Inisiatif membentuk komunitas AOV ini muncul ketika melihat tren perkembangan mobile esports di Malang yang semakin intens dan juga adanya dukungan langsung dan penuh dari Garena.

Layaknya kisah perintisan komunitas yang dimulai dari jumlah anggota yang kecil, pelan-pelan bertumbuh kembang menjadi besar, hal serupa juga terjadi di komunitas ini.

Bermula dengan melakukan kegiatan Main Bareng yang hanya menarik minat 5 orang, saat ini jumlah anggota komunitas ini sudah mengalami pertumbuhan yang signifikan.

Mari bergabung dengan Komunitas AOV Malang

Komunitas yang sedang berkembang ini selalu menerima dengan terbuka individu-individu yang memiliki ketertarikan di cabang esports Arena of Valor. Tidak ada kriteria khusus bagi yang ingin bergabung. Siapa saja, tanpa memandang umur ataupun rank dalam game, dapat menghubungi sang admin melalui saluran:

Instagram (@AOVMalang) atau Facebook Group Garena AOV Malang.

Motivasi yang menggerakkan Komunitas AOV Malang

Terhitung sejak awal terbentuknya, Komunitas AOV Malang memiliki visi dan misi agar para cikal bakal atlet esports asal Malang dapat berkompetisi di tingkat Nasional dan bukan hanya sekedar player saja.

Menurut Iwan, komunitas ini dibentuk sebagai wadah bagi para player untuk melakukan gathering, bertukar pikiran, sparring dan berkompetisi untuk mengasah mental dan kemampuan para player agar nantinya mampu berkompetisi di tingkat Nasional.

Kegiatan Komunitas AOV Malang

Meskipun masih terbilang baru terbentuk, komunitas yang didirikan atas inisiatif Iwan ini sudah banyak melaksanakan kegiatan. Dimulai dari Kopdar Rame Rame hingga mengadakan turnamen yang menggandeng Indomaret.

Salah satu kegiatan terkininya adalah turnamen AOV x INDOMARET yang dilaksanakan pada 29 April 2018 lalu. Turnamen ini disambut baik oleh para pecinta esports di kota Malang, bahkan gejolak antusiasme dari turnamen ini dapat memanggil para players dari kota Surabaya dan Kediri untuk berlaga dalam turnamen ini.

Salah satu kegiatan terkininya adalah turnamen AOV x INDOMARET yang dilaksanakan pada 29 April 2018 lalu. Turnamen ini disambut baik oleh para pecinta esports di kota Malang, bahkan gejolak antusiasme dari turnamen ini dapat memanggil para players dari kota Surabaya dan Kediri untuk berlaga dalam turnamen ini.

Dengan adanya sponsor dari pihak Garena, para antusias yang tergabung di komunitas ini pun mendapat kesempatan untuk dapat mengasah skill mereka untuk menjadi talent seperti shoutcaster.

Selain mengadakan turnamen, Komunitas AOV Malang juga memiliki rasa solidaritas yang tinggi dalam mendukung perjuangan tim esports tanah air di Asian Games 2018. Hal ini tampak dari diadakannya kegiatan Nonton Bareng cabang esports AOV di Asian Games bersama teman-teman sekomunitas.

Tidak lupa, kegiatan gathering pun rutin dilakukan setiap minggunya. Dalam melaksanakan kegiatannya, Komunitas AOV Malang tentu saja tidak lepas dari dukungan-dukungan mitra yang senantiasa memberikan support kepada perkembangan komunitas ini. Legend Coffee dan Jazz Corner merupakan 2 mitra yang rutin menyediakan venue untuk berkumpul maupun berkompetisi.

Suka duka Komunitas AOV Malang

Bicara mengenai perkembangan komunitas tentunya tidak lepas dari segudang tantangan yang terus menerus melanda. Salah satu hambatan yang dijumpai adalah kesulitan untuk mendapatkan sponsor kegiatan, khususnya karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang industri esports.

Selain itu, tantangan yang lain juga berasal dari kekurangan internal komunitas dimana jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan suatu event terkadang berjumlah terlalu sedikit. Dan yang terakhir adalah banyaknya pemain toxic yang kurang dewasa dalam bersikap kompetitif.

Namun, di tengah-tengah kesulitan yang dihadapi, layaknya kemunculan pelangi setelah hujan, ada juga hal-hal yang muncul sebagai berkah dan sangat disyukuri. Hal tersebut berupa terciptanya keluarga kedua yang berisikan individu-individu dengan passion yang sama, dan juga rela untuk bersama-sama menghadapi segala permasalahan yang ada.

Bermodalkan rasa kekeluargaan tersebut, sebuah support system pun tercipta dan dapat membekali komunitas ini untuk menghadapi badai apapun. Iwan juga mengakui bahwa rasa kekeluargaan tersebut terefleksikan melalui aksi-aksi sukarela dari komunitas untuk mencari sponsor, menjadi tenaga, dan lain sebagainya.

Perkembangan esports di kota Malang

Menurut Iwan, perkembangan esports di kota Malang sudah tergolong cukup bagus, hanya saja diperlukan lebih banyak fasilitas pendukung esports, seperti sebuah ruang bagi para gamers untuk dapat main bareng. Juga diperlukan dukungan dari instansi pemerintah yang saat ini belum sama sekali memperlihatkan kepedulian mereka terhadap perkembangan esports di kota Malang.

Beberapa sekolah juga terlihat untuk mulai bisa menerima keberadaaan esports sebagai suatu aktivitas yang positif. Hanya saja masih perlu upaya untuk memperhatikan dan memastikan bahwa mereka yang terlibat di esports tidak terlibat dalam praktik perjudian ataupun sisi gelap lainnya.

Penutup

Sebagai penutup, Iwan juga memberikan pandangannya mengenai pelajar yang ingin berkarir di dunia esports. Menurutnya, karir di esports tentu saja boleh ditempuh oleh anak yang belum berusia 17 tahun dengan catatan bisa bertanggungjawab pada tugas dan kewajibannya.

Sekian saja bincang-bincang Esportsnesia dengan Komunitas AOV Malang. Kiranya apa yang telah dirasakan dan dijalani oleh Komunitas AOV Malang dapat menjadi inspirasi bagi kita semua. Salam Esports Indonesia!

(Disunting oleh Satya Kevino)

Siarkan Beritamu Sekarang!
Redaksi Esportsnesia menerima tulisan berupa liputan acara komunitas untuk dipublikasikan. Panjang tulisan minimal 300 kata. Kirim artikel ke [email protected]. Jika tulisan sudah pernah dimuat di blog atau situs media online lainnya, sertakan pula link tulisan tersebut.
banner iklan esportsnesia