Perjalanan Vermilion Esports: Mulai dari Divisi Gaming, hingga Finance dan Public Relations!

4713
Vermilion Esports

Vermilion Esports – Sudah tidak lagi mengejutkan jika perkembangan esports sudah berkembang  luar biasa. Bayangkan saja, sejak adanya demonstrasi cabor esports pada Asian Games Agustus lalu, semakin banyak anak muda tanah air yang semakin yakin untuk menekuni karir di bidang esports.

Pada tulisan kali ini, Esportsnesia berkesempatan untuk mengupas Vermilion Esports lebih dalam. Bersama dengan Leonardo Charles, selaku founder dan juga owner dari Vermilion Esports, kita akan bersama-sama menjadi saksi sejarah dari perkembangan lanskap esports di Indonesia.

Awal Mula Vermilion Esports

Layaknya setiap hal yang selalu memiliki permulaan, Vermilion berawal dari squad Mobile Legends yang ia bentuk dengan teman untuk melakukan push rank saat permainan. Anggota squad pun direkrut berdasarkan role  yang dibutuhkan.

Squad Mobile Legends Vermilion Esports

Vermilion sendiri adalah nama dari sebuah warna, yaitu Vermilion Red yang memiliki arti merah membara.

“Warna merah juga sering dilambangkan sebagai keberuntungan, semangat, dan juga berani, maka dari itu kami memilih merah sebagai warna dasar kami,” sahut Leonardo.

Begitu juga dengan logo Vermilion yang terinspirasi dari Vermilion Bird, atau yang biasa dikenal dengan Phoenix. Logo ini dilengkapi dengan harapan agar semangat dan daya juang dari tim ini seperti burung phoenix, yang jika sudah mati, mampu untuk bangkit kembali.

Visi dan Misi Vermilion Esports

Sebagai perusahaan esports yang terbentuk sejak 16 Desember 2017, Vermilon Esports sudah memiliki visi dan misi yang jelas yang ingin diraih di masa mendatang.

Visi dari Vermilion Esports adalah menjadi perusahaan manajemen esports terbaik dan professional, tidak hanya di Indonesia, namun juga di Asia dan dunia untuk seluruh kategori permainan.

Visi tersebut pun dilengkapi dengan misi:

  1. Menjadi perusahaan manajemen esports yang berkomitmen tinggi dan menjunjung tinggi profesionalitas,
  2. Menjadi perusahaan manajemen esports yang turut memajukan industri esports.

Perkembangan Vermilion Esports

Sudah berumur kurang lebih 2 tahun, tim ini sudah memiliki 3 divisi game, yaitu Mobile Legends (yang terdiri dari 2 tim), PUBG Mobile, dan Free Fire.

Walau sudah ada 3 divisi dalam perusahaan esports ini, Vermilion belum memiliki coach untuk melatih setiap pemainnya.

Namun, untuk analisis setiap pertandingannya, Vermilion memiliki seorang manager, atau care taker dari tiap divisi untuk mengulas gameplay, taktik, dan analisa sebelum, dan sesudah turnamen.

Analisa yang dilakukan tentunya demi perbaikan strategi dari tim Vermilion. Hingga saat ini, tim mereka sudah mengumpulkan total 19 piala yang terdiri dari 5 gold medal, 5 silver medal, dan 4 bronze medal.

Divisi Mobile Legends mereka juga telah berhasil masuk ke dalam Top 10 Yamisok Smartfren 4G Battle, yang merupakan turnamen amatir dengan ruang lingkup seluruh Indonesia, dengan pencapaian Vermilion Blaze pada peringkat ke-6 dan Vermilion Fire pada peringkat ke-8.

Namun, dari sekian banyak kebanggaan dalam bentuk medal yang telah diraih oleh Vermilion, ada suatu penantian besar bagi mereka, agar tim pro esports ini kelak dapat berbadan hukum.

Selain 3 divisi pro gaming yang ada, Vermilion juga memiliki divisi pemasaran, keuangan, dan juga humas. Ini tentu menunjukkan bahwa sistem manajemen sudah terstruktur.

Keanggotaan Vermilion Esports

Berbicara mengenai sistem keanggotaan, pastinya ada sistem perekrutan yang dilakukan oleh tim ini. Perekrutan dilakukan dengan menyebarkan informasi melalui media sosial, seperti Instagram.

Vermilion Rage | Vermilion Esports
Vermilion Rage

Mulai dari meminta data diri, atau bahkan data tim yang ingin didaftarkan, beserta segala pencapaian yang telah diraih. Mulai dari situ, Vermiliion akan melakukan seleksi dengan memberikan trial kepada para calon anggota yang ingin bergabung selama beberapa bulan.

Tidak hanya kemampuan bermain, mental dan sikap dari para pemain juga menjadi nilai penting yang dipertimbangkan. Tentunya karena mereka kelak akan menjadi wajah dari Vermilion Esports.

Apabila kandidat memenuhi kriteria, maka sang kandidat pun akan ditawarkan kontrak kerja sama.

Kebanyakan anggota yang telah lulus seleksi dan menjadi bagian dari Vermilion Esports, adalah para pelajar dan mahasiswa.

Meskipun belum berstatus menjadi pekerjaan tetap (part time), para anggota merasa senang karena mampu menyalurkan hobi bermain game sambil mendapat penghasilan sampingan dari beberapa keberhasilan turnamen.

Tidak sedikit orang tua dari para pelajar dan mahasiswa yang tidak memberikan restu pada anak mereka dalam mengembangkan diri di dunia esports, namun tetap ada juga orang tua yang mendukung dan memberikan control penuh pada Charles dan timnya untuk mengasah kemampuan si anak.

Berbicara mengenai konflik, hal tersebut adalah hal biasa dalam sebuah tim, ditambah lagi dengan latar belakang ynag berbeda-beda. Namun syukurnya Vermilion Esports mampu menangani semua masalah yang ada.

Konflik tentu dapat diselesaikan bila berpatokan pada kontrak yang telah disetujui bersama. Perusahaan ini juga memiliki cara unik dalam menciptakan team building, yaitu dengan kumpul bersama walau hanya sekedar  mengobrol agar dapat mengenal satu sama lain, serta mengadakan mini gathering.

Tidak hanya untuk bertanding, tiap anggota Vermilion Esports tentunya memiliki kesempatan berkarir khususnya bagi yang ingin berfokus di esports.

Charles dan rekan memiliki mimpi untuk bisa membantu semua member menjadi atlet profesional, baik secara gameplay, mental, maupun sikap.

Tentunya, sesama anggota diharapkan untuk bisa saling mengenal, karena yang ingin dibangun adalah rasa kekeluargaan antar anggota, sehingga setiap ada member baru dalam Vermilion, semua anggota baik yang baru dan lama akan saling memperkenalkan diri.

Pandangan Vermilion terkait esports di Indonesia

Bagi Leonardo,  perkembangan esports di Indonesia dapat dikatakan cukup melesat. Sebab itulah ia membentuk perusahaan esports yang diyakini memiliki masa depan yang cerah.

Tidak hanya itu, dukungan dari pemerintah juga dirasakan oleh Vermilion Esports. Bentuk dukungan yang ada berupa pengadaan turnamen-turnamen kompetitif baik dalam skala nasional maupun regional.

Namun hal yang kurang saat ini adalah belum terbentuknya suatu regulasi yang melindungi tim atau pemain agar tidak perlu ada keraguan lagi untuk berkarir ke dunia esports.

Dalam debat Capres Indonesia kala lalu, Jokowi menyebutkan bahwa menjadi pro gamer sama sekali bukan masalah. Hanya saja, fakta mengatakan bahwa sebanyak 2% pemuda yang benar-benar berkarir di esports.

Selebihnya, hanya sebatas hobi atau bahkan kecanduan bermain game. Charles mengatakan, bahwa perkembangan tersebut haruslah tetap dipantau, untuk mengetahui adanya peningkatan atau tidak pada tahun mendatang.

Jika perkembangan player tidak mengalami kenaikan, hal ini bisa saja dikarenakan para gamers tersebut belum menemukan tenpat yang tepat untuk mengembangkan diri mereka.

Dukungan pemerintah terhadap para calon atlet esports sangatlah penting, khususnya pada fasilitas yang disediakan.

Besar harapan Leonardo terhadap pemerintah terkait perkembangan esports di Indonesia. “Kami  berharap dalam tahun mendatang, kiranya Indonesia dapat Lebih mengangkat industri esports, apalagi kita tahu Indonesia sendiri sedang memasuki revolusi industri 4.0 yang dimana hal-hal digital sangat diminati di Indonesia.

Kami juga berharap agar disediakannya sebuah media berupa turnamen-turnemen dengan kasta yang sudah terbagi antara profesional, semi-pro dan amatir. Tidak lupa dengan regulasi esports juga tentunya. Karena kami merasa, di sisi itulah yang masih ada kurangnya,” tanggapnya.

Para pemain profesional yang lahir di Vermilion Esports pun tidak lepas dari banyaknya pendukung yang kagum dengan prestasi yang telah mereka raih.

Tidak dapat dikesampingkan, bahwa dukungan dari para fans akan menambah semangat bermain. Bonding dengan para fans tidaklah harus dengan bertatap muka.

Streaming memiliki peran yang penting, dimana para bintang Vermilion dapat mendekatkan diri mereka dengan para fans. Membangun hubungan baik dengan para followers sangat dibutuhkan, namun bukan menjadi hal yang utama.

Tidak hanya berfokus pada streaming, fokus untuk berlatih sangatlah penting, terutama untuk menjadi pro gamers. Diperlukan adanya konsistensi dalam berlatih. Semakin diasah akan semakin tajam.

(Disunting oleh Satya Kevino)

banner iklan esportsnesia