3 Perbedaan Filosofi ONIC Adi dan AE Xepher dalam Meracik Roster

ONIC Adi AE Xepher

Dua sosok pelatih yang kini tengah menjadi sorotan di scene Mobile Legends: Bang Bang Indonesia adalah ONIC Adi dan AE Xepher. 

Keduanya dikenal sebagai otak di balik kesuksesan tim masing-masing di MPL ID Season 16, apalagi keduanya pernah bermain di RRQ sebagai player Dota 2

Namun, meski sama-sama hebat, pendekatan mereka dalam membangun tim dan meracik strategi sangat berbeda. 

ONIC Adi dan AE Xepher sama-sama mengutamakan efisiensi, tetapi punya filosofi yang kontras: satu fokus pada kestabilan sistem, sementara lainnya menonjolkan improvisasi dan pengembangan pemain.

Adi dikenal sebagai sosok pelatih dengan pendekatan yang sangat terstruktur. Filosofi ONIC Adi menitikberatkan pada efisiensi tim, drafting kuat, dan gameplay objektif yang menekan lawan lewat kesabaran. 

Sementara itu, AE Xepher justru dikenal dengan gaya agresif dan filosofi pembentukan pemain dari bawah. Xepher percaya bahwa kerja keras dan konsistensi dalam mengembangkan roster bisa membawa hasil jangka panjang yang lebih solid.

Kedua pelatih ini punya tujuan sama, memenangkan kejuaraan dan menampilkan performa terbaik. Namun cara ONIC Adi dan AE Xepher mencapainya benar-benar berbeda. 

Menariknya, filosofi keduanya kini menjadi bahan perbandingan menarik di komunitas esports, terutama setelah keduanya membawa ONIC dan Alter Ego ke babak final MPL ID Season 16.

Baca Juga: ONIC Juara MPL ID S16, Piala Kedelapan Mereka!

3 Perbedaan Filosofi ONIC Adi dan AE Xepher

1. Membeli Pemain Jadi vs Membangun Pemain Baru

ONIC Adi dan ae xepher
Sumber: Instagram Adiasyauri

Kalau dilihat dari pergerakan transfer, ONIC Adi tampaknya lebih memilih jalur instan. Datangnya Skylar menjadi bukti bahwa ONIC ingin hasil cepat dengan menambah pemain bintang yang sudah matang. 

Filosofi ONIC Adi di sini sangat realistis, jika ingin terus juara, maka tim harus memadukan pemain muda dengan pemain yang sudah berpengalaman. 

Namun, Adi juga tetap punya perhatian besar terhadap talenta muda seperti Savero dan Lutpii, yang ia bantu kembangkan hingga kini menjadi bagian penting ONIC Esports.

Sementara itu, AE Xepher lebih condong pada filosofi membangun dari bawah. Roster Alter Ego yang sekarang kebanyakan berasal dari formasi lama yang terus di-improve oleh Xepher. 

Perkembangan pemain seperti Arfy dan Alekk menjadi bukti nyata kemampuan Xepher dalam membina pemain muda. 

Bahkan Yazukee, yang dulunya masih dicoba-coba, kini jadi jungler ganas yang mampu menggeser Rinee. Filosofi AE Xepher benar-benar menonjolkan kesabaran dan kerja keras dalam membangun kekuatan dari pondasi yang sudah ada.

Baca Juga: Profil dan Biodata ONIC Adi: Coach Berprestasi yang Sering Jadi Kambing Hitam

2. Memaksimalkan Potensi vs Mengimprove Player

ONIC Adi dan ae xepher
Foto: Alter Ego

Dalam hal strategi drafting, ONIC Adi terlihat lebih fokus memaksimalkan potensi pemain yang sudah matang. Tiap anggota ONIC punya hero pool yang sangat luas, dan filosofi ONIC Adi membuat mereka semakin sulit ditebak oleh lawan. 

Bahkan satu pemain ONIC bisa memiliki lima hero power yang semuanya mematikan. Hal ini menciptakan fleksibilitas tinggi dalam strategi dan menjadikan ONIC tim yang sangat berbahaya di fase draft pick.

Sebaliknya, AE Xepher lebih fokus pada pengembangan kemampuan pemain. Xepher sadar bahwa roster Alter Ego belum memiliki hero pool seluas ONIC, tapi ia tetap mendorong para pemain untuk keluar dari zona nyaman mereka. 

Hasilnya, meski belum sekuat ONIC, gameplay AE kini lebih beragam dan tidak mudah dibaca. Filosofi AE Xepher menitikberatkan pada peningkatan bertahap, bukan hanya mengejar hasil, tapi juga progres individu setiap pemain.

Baca Juga: Profil dan Biodata Xepher Coach Alter Ego, Legenda MOBA Dota 2 ke Mobile Legends

3. Counter Attack vs Agresif

Filosofi gameplay antara ONIC Adi dan AE Xepher juga sangat berbeda. ONIC Adi lebih mengedepankan permainan objektif dan counter attack

ONIC jarang sekali menginisiasi war di early game kecuali sudah unggul jauh dalam tempo permainan. Mereka bermain sabar, menunggu kesalahan lawan, dan baru melancarkan serangan balik mematikan. 

Strategi ini membuat ONIC terlihat seperti tim yang dingin namun sangat efisien dalam eksekusi.

Sedangkan AE Xepher membawa DNA agresif khas Alter Ego yang sudah melekat sejak lama. Di bawah kendalinya, AE tampil lebih berani dan tidak takut mengambil resiko. 

Hasilnya, gameplay AE menjadi lebih menekan dan penuh kejutan. Meski kadang terbuka pada kesalahan, gaya agresif ini justru mencerminkan semangat muda tim yang ingin membuktikan diri.

Baca Juga: 10 Hero Roamer Untuk Pemula di Mobile Legends, Auto Montage!

Persaingan antara ONIC Adi dan AE Xepher kini bukan hanya soal siapa yang juara, tapi siapa yang punya filosofi lebih efektif dalam jangka panjang. 

Keduanya membawa warna berbeda ke dunia MPL Indonesia, ONIC Adi dengan gaya tenang, efisien, dan disiplin tinggi, sementara AE Xepher dengan semangat eksplorasi, keberanian, dan pembangunan karakter pemain.

Keberhasilan ONIC menjuarai MPL ID S16 di bawah asuhan Adi menunjukkan bahwa pengalaman dan struktur yang matang bisa menghasilkan kestabilan. 

Namun, Alter Ego juga menunjukkan bahwa pendekatan Xepher tidak bisa diremehkan. Dengan perkembangan signifikan dari pemain muda seperti Alekk dan Yazukee, bukan tidak mungkin AE Xepher akan menjadi ancaman serius di M7 nanti.