
Bagaimana kalau seandainya kamu berada di posisi seorang penjaga perbatasan yang harus memilah antara masyarakat yang sehat dan masyarakat yang sakit dan siap berubah menjadi zombie kapan saja?
Kalau kamu sekarang bertanya-tanya juga sekarang dengan pertanyaan yang sama, mungkin Quarantine Zone adalah game yang bisa membantumu menjawab pertanyaan tersebut.
Game Quarantine Zone di-develop dan di-publish oleh Brigada Games, sebuah developer game yang saat ini sedang membuat 2 game selain Quarantine Zone yang rencananya akan dirilis di tahun 2025 yaitu Alchemist Historical Simulator.
Penulis berterima kasih kepada Brigada Games yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mencoba game Quarantine Zone yang saat ini masih dalam tahap pengembangan.
Review Quarantine Zone
Apakah Quarantine Zone berhasil membuat simulator untuk mempertahankan kehidupan manusia dari ancaman serangan zombie dan membawa pemain merasakan kejamnya dunia yang hampir dipenuhi zombie? Yuk kita lihat bareng review Quarantine Zone berikut ini.
Spesifikasi Game Quarantine Zone
Ketika artikel ini dibuat, Quarantine Zone bisa dimainkan di Steam, tetapi game ini masih belum bisa dimainkan secara umum. Para gamer bisa mendaftarkan diri untuk mencoba game sebagai tester untuk membantu pengembangan game.
Spesifikasi Minimum PC
- Requires a 64-bit processor and operating system
- OS: Windows 10
- Processor: i5 10400F
- Memory: 16 GB RAM
- Graphics: NVidia GeForce GTX 1050 Ti
- DirectX: Version 11
Spesifikasi Direkomendasikan PC
- Requires a 64-bit processor and operating system
- OS: Windows 11
- Processor: i7 10700F
- Memory: 16 GB RAM
- Graphics: NVidia GeForce RTX 3060
- DirectX: Version 12
First Impression Quarantine Zone
Di awal penulis mengenal game Quarantine Zone, penulis cukup merasa tertarik dengan game yang mengambil konsep simulator sebagai penjaga perbatasan namun dengan menggabungkan konsep zombie juga di dalamnya.
Meski terlihat hal yang sepele, penggabungan ini berhasil membuat penulis merasakan hal yang baru dengan konsep game ini dan ingin segera mencoba game ini
Penulis sudah pernah bermain game simulator yang menggunakan konsep penjaga perbatasan ini, namun sayangnya mereka menggunakan konsep dan alur cerita yang hampir sama.
Sekilas di awal halaman Steam, penulis diberikan gambaran mekanik permainan dari game ini yang terlihat realistis ketika penulis menjadi seorang penjaga perbatasan kota yang harus memilah survivor yang ada di dunia dengan para survivor yang siap menjadi zombie.
Awal masuk ke dalam game, penulis terkesima dengan animasi yang diberikan di background yang terlihat sangat detail terutama efek basah dan efek hujan yang cukup memberikan gambaran kalau game simulator ini bukan dibuat secara sembarangan.
Pada fase tutorial, penulis semakin terpukau dengan animasi di sekitar area penulis yang sangat menggambarkan kondisi hancurnya kota.
Penulis mempelajari mekanik dari game ini di hari pertama dengan cukup mudah, meski dengan tanda kutip tidak sepenuhnya memenuhi ekspektasi penulis dan penulis merasa sedikit kurang realistis.
Kenapa penulis bilang belum realistis? Alasannya karena di fase tutorial ini, penulis hanya diberikan scanner untuk memeriksa para survivor.
Dari sudut pandang penulis, seharusnya pemain sudah diberikan beberapa tools tambahan karena pastinya pemerintah sudah mempersiapkan semua alat secara lengkap dalam menghadapi situasi zombie ini.
Tapi hal itu bukanlah masalah bagi penulis karena mungkin memang disengaja oleh sang developer untuk mempermudah pengenalan mekanik permainan dari game ini.
Setelah selesai menyelesaikan misi di hari pertama, penulis lanjut untuk masuk ke hari kedua. Penulis mengira awalnya fase tutorial sudah berakhir, tapi ternyata fase ini lanjut ke hari berikutnya lagi.
Pada hari ketiga, penulis cukup bersemangat karena diperkenalkan sistem untuk mengatur persediaan para survivor yang berhasil masuk ke dalam camp. Sistem ini cukup menarik karena menambah variasi di dalam permainan.
Tetapi, penulis cukup kecewa dengan 2 hal di dalam mekanik mengatur persediaan survivor ini.
Yang pertama adalah karena pintu keluar dari warehouse ketika ingin berbelok ke area survivor terlalu sempit sehingga penulis sering kali tabrakan dengan objek sekitar dan kesulitan keluar dari warehouse.
Yang kedua adalah bug yang terjadi ketika penulis selesai mengantarkan persediaan ke area survivor. Bug tersebut ketika penulis ingin mengakses area lain tapi seperti tersangkut dan berjalan sendiri sehingga penulis harus loncat kecil sebelum masuk area.
Pada hari ketiga juga, penulis harus bertahan dari hidup dari serangan gerombolan zombie yang cukup banyak. Penulis menggunakan drone bersenjata untuk melindungi tempat penulis dari serangan zombie.
Sayangnya fitur upgrade dari game ini belum bisa diakses pemain karena terkunci. Padahal menurut penulis, fitur upgrade seharusnya sudah bisa terbuka agar pengalaman bermain mempertahankan camp lebih terasa lagi.
Hingga hari kelima, penulis mencoba fitur memindahkan survivor ke tempat lainnya. Fitur ini sebenarnya sangat realistis sekali, sayangnya masih ada terdapat bug pada kamera yang memperlihatkan survivor membelakangi kamera.
Selain itu, terdapat bug di mana survivor yang sudah diatur untuk berangkat masih berdiam diri di tempat kamera fitur pemindahan survivor berada.
Meski masih ada beberapa bug yang cukup menggangu dan mengurangi pengalaman bermain, secara keseluruhan penulis cukup senang dan menikmati bermain game ini dengan status sebagai tester.
Interface Quarantine Zone
Tampilan menu awal Quarantine Zone diberikan dengan cukup sederhana namun tertata secara rapi. Fitur-fitur yang ada pun menggunakan bahasa Inggris yang cukup sederhana sehingga para gamer seharusnya mudah mengerti arti dari kata-kata bahasa Inggris.
Untuk background menu awal, Brigada Games menggunakan gambar seorang survivor yang sedang mengajak berbincang sang penjaga perbatasan dengan kondisi hujan.
Untuk Heads up display (HUD) diberikan sangat simpel dan mudah dipahami oleh penulis karena menggunakan simbol sederhana yang seharusnya juga mudah dipahami oleh semua orang. Sayangnya HUD game ini muncul sedikit saja diluar dari mekanik game.
HUD yang lainnya baru akan muncul ketika pemain melakukan aksi-aksi tertentu seperti mengecek suhu yang baru akan muncul informasi suhunya ketika menggunakan Thermogun.
Meski begitu, susunan HUD yang diberikan sangat rapi, bahkan tidak menggangu pandangan pemain sama sekali.
Gameplay Quarantine Zone
Genre utama dari Quarantine Zone adalah simulation, choice matter, dan resource management. Game ini ingin mengajak para pemain menjadi seorang penjaga perbatasan di dunia zombie yang sangat keras.
1. Mekanik Permainan
Untuk mekanik permainan akan penulis bagi menjadi 3 kategori yaitu, sebagai inspeksi penjaga perbatasan, base management, dan base defense.
Mekanik utama game ini yaitu menjadi seorang inspektor dalam memilah survivor yang mau masuk ke tempat pengungsian pemain. Pemain harus menggunakan alat yang ada untuk membantu pemain dalam menentukan nasib dari survivor tersebut.
Jika survivor sehat, pemain bisa bawa masuk ke dalam camp pengungsian. Jika pemain ragu dengan kondisi survivor, pemain memindahkan survivor tersebut ke area khusus untuk dicek besok, dan jika survivor terinfeksi, pemain membunuh survivor tersebut.
Penulis sedikit kecewa karena fitur membunuh zombie ini berubah yang awalnya harus masuk ke area tertentu, tapi setelah penulis mendapatkan pistol malah penulis yang harus membunuh karakter tersebut.
Keinginan penulis fungsi senjata ini bukan hanya untuk membunuh zombie saja, tetapi juga para survivor yang memaksa masuk ke dalam camp.
Selain itu, pemain juga harus mengecek isi bawaan dari sang survivor untuk yang membantu pemain dalam menentukan survivor tersebut terinfeksi atau tidak serta menyita senjata dibawa survivor.
Setiap kali pemain benar dalam memilah survivor, pemain akan mendapatkan sejumlah uang yang digunakan untuk upgrade camp atau mengisi persediaan.
Untuk mekanik base management, pemain harus mengisi persediaan kebutuhan camp pengungsi dan mendistribusikannya ke camp. Pemain wajib memastikan kebutuhan camp terutama kebutuhan makanan dan energi listrik. Jika pemain lalai, makan survivor akan menjadi sakit dan meninggal dunia.
Untuk lebih mendramatisir pengalaman bermain game zombie ini, penulis mengharapkan adanya tambahan scene: ketika camp dibiarkan begitu saja, para survivor akan melakukan aksi demo yang bisa mempengaruhi stabilitas camp.
Untuk mekanik base defense, pemain akan menggunakan drone bersenjata yang digunakan untuk melindungi base dan melindungi para survivor yang sedang dalam proses evakuasi ke tempat lain.
Pemain bisa upgrade drone jika sudah dibuka oleh developer, pemain juga harus berhati-hati dalam menembak di area objek yang dilindungi karena dapat memberikan damage kepada objek yang dilindungi.
2. Controller
Untuk controller sayangnya untuk pengguna gamepad harus bersabar karena controller gamepad masih belum bisa dimainkan secara maksimal di game Quarantine Zone.
Penulis sudah mencoba bermain menggunakan gamepad, meski bisa digunakan di beberapa aksi, tetapi cukup sulit digunakan.
Pemain juga tidak diberikan kebebasan untuk mengubah controller yang ada sehingga pemain wajib beradaptasi dengan controller yang telah diberikan.
3. Story
Untuk story ketika artikel ini dibuat dan game masih dalam tahap pengembahan, belum ada jalan cerita di sepanjang permainan. Pemain hanya fokus ke untuk bermain saja dan mengikuti perintah atasan yang ada.
Penulis berharap developer bisa menambah cerita di dalam game ini seperti momen dipaksa untuk membiarkan survivor tertentu lewat karena ditekan oleh atasan sehingga genre choice matters di dalam game ini lebih berasa lagi bagi para pemain.
Aspek Graphic dan Sound Quarantine Zone
Untuk background music (BGM) hanya terdengar di menu awal saja, di dalam game tidak terdengar sama sekali. BGM menu menggambarkan suasana yang cekam dan suasana cemas, seakan-akan ada teror yang masih mengintai para survivor.
Sound effect (SFX) yang diberikan sangat baik menurut penulis karena suara yang menggambarkan aksi yang terjadi seperti suara efek power yang mati, suara hembusan nafas dan lain sebagainya.
Kekurangan dari SFX ini adalah ketika penulis memeriksa survivor laki-laki dengan kondisi batuk atau bersin di ruang karantina, di mana terkadang suara SFX yang diberikan terdengar suara perempuan yang batuk atau bersin.
Untuk grafik animasi yang digunakan adalah 3D di segala aspek permainan dengan detail yang sangat baik.
Pemain bukan hanya melihat detail dari karakternya saja, tetapi juga perlengkapan yang bentuknya detail meski beberapa tulisan tidak terlalu kelihatan jelas dan bayangan yang sesuai dengan arah cahaya yang datang.
Meski menurut penulis pencahayaan game ini masih kurang begitu baik di ketika cuaca sedang cerah karena masih terkesan gelap, tetapi menurut penulis masih bisa diperbaiki kembali oleh sang developer.
Kemudahan dan Replaybility Quarantine Zone
Quarantine Zone adalah game yang tidak terlalu mudah tapi juga tidak terlalu sulit untuk dipahami dan dimainkan oleh para pemain.
Selama pemain bisa teliti dalam mengecek kondisi para survivor dan juga mampu menjaga keuangan pemain, game ini bisa dilewati dengan mudah tanpa tantangan apapun.
Selama bermain selama lebih dari 2 jam setelah bermain hingga hari ketujuh, penulis menarik kesimpulan bahwa dibutuhkan ketelitian, manajemen yang baik, dan tangan yang cepat untuk mengganti alat yang ada.
Menurut penulis, saat ini game Quarantine Zone menawarkan permainan dengan replaybility yang tergolong rendah kepada para gamer saat ini sebagai tester.
Penulis merasa game ini tidak memberikan nilai story atau nilai lainnya yang membuat pemain menjadi penasaran untuk bermain kembali game ini. Selain itu gameplay yang terkesan repetitif juga menjadi tantangan lainnya.
Worth to Play Or Not?
Quarantine Zone masih tahap pengembangan oleh sang developer sehingga belum ada harga beli dari game ini. Tetapi para gamer yang tertarik dengan game ini, bisa mendaftar sebagai tester untuk membantu developer mengembangkan game ini.
Meski saat ini hanya beberapa pemain yang bisa mendapatkan akses tester game ini ketika artikel ini dibuat, para gamer wajib mencoba memainkan Quarantine Zone.
Game ini cocok untuk para gamer yang sudah menginjak usia dewasa atau rating Mature karena unsur dalam game ini yang memiliki unsur darah, dan adegan kekerasan yang cukup brutal, terutama ketika ada zombie yang terjebak di zona isolasi.
Akhir Kata
Dari pembahasan review Quarantine Zone di atas, bisa disimpulkan bahwa ini adalah game simulator dengan konsep dasar yang kuat dan penuh potensi, tetapi masih memiliki banyak ruang dan perbaikan dari developer untuk berkembang.
Konsep sebagai penjaga perbatasan di dunia zombie bukan hanya unik, tetapi juga mampu memancing rasa penasaran para pemain.
Namun, sayangnya masih terdapat beberapa kekurangan fitur penting seperti sistem kontrol, cerita, bug, dan optimalisasi teknis yang masih belum maksimal.
Dari sudut pandang pandang penulis, game ini bisa dikatakan sebagai “hidden gem in the making”.
Meski Quarantine Zone belum sepenuhnya berhasil menjadi game simulator penjaga perbatasan di dunia zombie terbaik, tetapi sudah berada di jalur yang benar.