Mungkin banyak orang yang beranggapan bahwa Esports dan Politik adalah dua hal yang sama sekali berbeda dan tidak saling bersinggungan.
Namun, kenyataannya, hubungan keduanya bisa sangat erat, bahkan kadang tidak disadari oleh publik.
Di Indonesia, perkembangan Esports sudah sangat pesat dengan adanya liga-liga bergengsi seperti MPL Indonesia dan Indonesia Kings Laga (IKL) untuk Honor of Kings.
Di sisi lain, politik terus berjalan dengan segala dinamikanya, mulai dari kebijakan pemerintah, peraturan baru, hingga peristiwa sosial seperti demonstrasi besar-besaran.
Contoh yang paling nyata bisa terlihat ketika ada demo menuntut dihapuskannya tunjangan rumah DPR RI sebesar Rp50 juta per bulan.
Karena situasi keamanan yang tidak kondusif, liga besar seperti MPL Indonesia Season 16 dan IKL Fall 2025 akhirnya harus diselenggarakan secara online selama dua minggu penuh.
Hal ini membuktikan bahwa Esports dan Politik punya hubungan langsung, terutama dalam hal kebijakan dan kondisi sosial yang terjadi di masyarakat.
Oleh karena itu, mari kita bahas lebih dalam apa itu politik, pengertian Esports, serta mengapa Esports dan Politik sebenarnya saling berhubungan erat.
Baca Juga: Tier List Dragon Raja: ReRise, Karakter Wajib Incar Gacha Biar OP!
Apasih Itu Politik?
Secara sederhana, politik adalah seni dan ilmu dalam mengatur kehidupan bernegara, berbangsa, maupun bermasyarakat.
Politik mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan kebijakan publik, sistem pemerintahan, partai politik, hingga kepentingan rakyat secara luas.
Dalam konteks Indonesia, politik sering dianggap rumit karena melibatkan berbagai aktor, mulai dari eksekutif, legislatif, yudikatif, hingga organisasi masyarakat.
Di Indonesia sendiri, politik tidak hanya sebatas kegiatan di gedung DPR atau pemilihan umum. Politik juga hadir dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam aspek pendidikan, ekonomi, kesehatan, hingga hiburan.
Contohnya, keputusan pemerintah terkait pajak digital seperti saat pembelian game di Steam, izin event, bahkan regulasi sponsor rokok dalam olahraga juga merupakan bentuk politik.
Ketika membicarakan Esports dan Politik, kita bisa melihat bagaimana pemerintah Indonesia sudah mulai memberi perhatian besar pada industri game kompetitif.
Beberapa kebijakan dikeluarkan untuk mendukung perkembangan Esports, misalnya dengan memasukkannya ke dalam cabang olahraga resmi di PON dan SEA Games.
Namun di sisi lain, politik juga bisa mempengaruhi Esports secara negatif, terutama jika ada gejolak sosial atau aturan yang membatasi penyelenggaraan turnamen offline.
Dengan kata lain, politik di Indonesia berperan penting dalam menentukan arah pertumbuhan industri Esports, mulai dari dukungan regulasi, sponsor, hingga infrastruktur.
Baca Juga: Build Hero Faramis Mobile Legends: Item, Spell Hingga Emblem!
Pengertian dan Definisi Esports
Esports atau electronic sports adalah bentuk kompetisi olahraga elektronik di mana pemain bertanding melalui game online maupun offline.
Berbeda dengan game biasa, Esports memiliki sistem liga, turnamen, sponsor, serta basis penggemar yang masif. Popularitasnya kian meningkat di seluruh dunia, termasuk Indonesia, dengan turnamen besar seperti MPL Indonesia, PMPL, hingga IKL untuk Honor of Kings.
Definisi Esports tidak bisa dilepaskan dari kata profesionalisme. Para pemain Esports saat ini diperlakukan layaknya atlet olahraga konvensional.
Mereka memiliki jadwal latihan, kontrak dengan tim, gaji tetap, hingga kesempatan tampil di panggung internasional. Di sisi lain, Esports dan Politik kembali bersinggungan karena pengakuan negara terhadap profesi atlet esports ditentukan oleh kebijakan pemerintah.
Selain itu, Esports juga mempengaruhi sektor ekonomi kreatif. Banyak lapangan kerja baru tercipta, mulai dari caster, analis, content creator, hingga manajer tim. Namun semua ini hanya bisa berjalan lancar jika didukung kebijakan politik yang tepat, seperti regulasi sponsor, pajak, serta perizinan event.
Oleh karena itu, memahami Esports bukan hanya sekedar melihatnya sebagai hiburan digital, tetapi juga sebagai industri besar yang melibatkan banyak pihak. Dan di titik ini, jelas bahwa Esports dan Politik saling terkait dan tidak bisa dipisahkan.
Baca Juga: Cari Game Seperti Magic Chess? Ini 5 Rekomendasi Terbaiknya!
Esports dan Politik Itu Pasti Berhubungan!
Banyak orang masih meremehkan hubungan Esports dan Politik, padahal kenyataannya keduanya saling mempengaruhi.
Contoh paling nyata terjadi saat demonstrasi besar-besaran menolak tunjangan rumah DPR RI sebesar Rp50 juta per bulan.
Gelombang demo tersebut membuat situasi di Jakarta tidak kondusif, sehingga pihak penyelenggara MPL Indonesia Season 16 dan IKL Fall 2025 memutuskan untuk mengalihkan pertandingan secara online selama dua minggu.
Lalu ketika IESF 2022 di Bali, bagaimana saat itu negara Rusia sedang panas-panasnya perang dengan Ukraina, negara tersebut di-ban sehingga tidak boleh ada lambang negara Rusia.
Sehingga perwakilan dari Rusia saat itu menggunakan logo IESF, akibat dari perang politik yang terjadi antara Rusia dan negara-negara Barat.
Baca Juga: Cara Kuasai Role Sniper PUBG Mobile: Strategi Jitu 2025 untuk Jadi Penembak Elite
Atau saat Kementerian Informasi dan Komunikasi (Kominfo) mengharus developer game atau platform game mendaftar PSE (Penyelenggara Sistem Elektronik), karena jika tidak maka akan diblokir oleh Kominfo.
Hal ini menunjukkan betapa erat kaitannya Esports dan Politik. Kebijakan dan dinamika politik bisa langsung berimbas pada kelancaran industri esports. Bukan hanya soal keamanan, tetapi juga regulasi sponsor, izin penyelenggaraan event, hingga aturan perpajakan.
Selain itu, politik juga menentukan arah perkembangan esports di masa depan. Jika pemerintah memberikan dukungan penuh, maka potensi esports di Indonesia bisa semakin besar. Namun jika ada regulasi yang memberatkan, pertumbuhan esports bisa terhambat.
Keterkaitan Esports dan Politik juga terlihat dalam isu-isu global, seperti regulasi game di negara tertentu, pembatasan konten, hingga hubungan diplomasi yang mempengaruhi turnamen internasional. Indonesia sebagai negara dengan basis pemain besar tentu tidak bisa lepas dari pengaruh tersebut.
Dengan demikian, jelas bahwa Esports dan Politik tidak bisa dianggap dua hal terpisah. Justru, keduanya saling membutuhkan agar bisa berjalan beriringan dengan baik.
Melihat penjelasan di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa Esports dan Politik bukanlah dua hal yang berdiri sendiri. Politik hadir dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam dunia esports.
Mulai dari izin penyelenggaraan turnamen, aturan sponsor, pajak digital, hingga kondisi sosial-politik yang berimbas langsung pada pelaksanaan kompetisi.
Kasus MPL Indonesia Season 16 dan IKL Fall 2025 yang harus dimainkan secara online karena demo di DPR menjadi contoh nyata betapa erat kaitannya Esports dan Politik. Industri esports di Indonesia tidak bisa tumbuh besar tanpa dukungan kebijakan politik yang tepat.
Sebaliknya, politik juga bisa memanfaatkan esports sebagai sarana membangun citra positif, memperluas jangkauan ke generasi muda, hingga membuka lapangan kerja baru.
Oleh karena itu, alih-alih menganggap Esports dan Politik tidak ada hubungannya, kita justru harus menyadari bahwa keduanya saling mempengaruhi. Jika sinergi ini bisa berjalan baik, maka masa depan esports Indonesia akan semakin cerah dan mampu bersaing di panggung dunia.
