Kalian suka game bertema detektif? Kalian juga pecinta Furry? Nih ada 1 rekomendasi game dari penulis yang bisa kalian coba mainkan dan masuk ke wishlist kalian di Steam.
Kalian bisa mencoba game yang berjudul Moses & Plato – Last Train to Clawville buatan The Wild Gentlemen yang di-publish oleh Toge Production. Game ini memiliki genre visual novel, puzzle, adventure, dan detective.
Pada saat penulis menulis artikel ini, game ini masih berstatus demo dan mungkin ke depannya akan ada update perubahan pada mekanik game ini.
Game ini bercerita tentang perjalanan 2 orang detektif yang dituduh sebagai tersangka kasus pembunuhan seorang duta besar ketika membawa misi perdamaian ditengah perjalanan kereta api bernama Clawville Express.
Penasaran bagaimana serunya game ini? Yuk cek review game Moses & Plato – Last Train to Clawville berikut ini!
Spesifikasi Perangkat
Moses & Plato – Last Train to Clawville bisa dimainkan di PC melalui Steam dengan spesifikasi minimum sebagai berikut:
- Windows 10
- Processor 2,4 GHz
- Graphic card 512 MB VRAM, support Pixel Shader version 2.x or above
- DirectX Version 10
- Storage 2 GB
Perangkat yang digunakan oleh penulis untuk mencoba game ini adalah Asus Tuf 15 dan speaker Red Dragon sebagai perangkat tambahan. Spesifikasi dari Asus Tuf 15 yang digunakan sebagai berikut:
- Windows 10 Home
- Intel® Core i5-10300H
- GTX 1650Ti
- Ram 8GB
- Storage 512GB
First Impression Moses & Plato – Last Train to Clawville
Di awal masuk ke menu game, penulis terkesima dengan penampilan dan tata pilihan menu yang cukup rapi meskipun penulis sedikit terganggu menu “add to wishlist” yang tidak menyatu dengan background game.
Untuk pengaturan musik di menu awal harus penulis acungkan jempol karena penulis sempat sedikit terbawa suasana dari masa-masa zaman revolusi industri di Eropa yang cukup menarik untuk dipelajari bagi gamers yang suka terhadap hal sejarah.
Masuk di awal permainan, penulis disuguhkan dengan video cutscene yang cukup bagus animasinya dan cukup mulus. Cutscene dimana 2 detektif yang menjadi pemain utama yang berdiri di atas kereta yang sedang berjalan dengan kecepatan tinggi.
cutscene ini berhasil membuat penulis penasaran dengan apa yang terjadi karena cutscene yang singkat ini sangat gantung banget dan mengajak penulis untuk menelusuri kisah dari Moses & Plato – Last Train to Clawville.
Masuk ke awal game-nya, penulis cukup terkesima dengan grafik animasi 2,5D yang cukup keren dan dipenuhi detail-detail yang menarik penulis untuk menelusuri setiap bagian dari lokasi karena saking detailnya animasi yang diberikan.
Penulis juga cukup terkesan karena game visual novel ini menggunakan suara pengisi suaranya karakternya langsung untuk membaca dialog antar karakter game yang biasanya agak jarang kita temukan dan hanya sedikit dialog yang dibaca oleh sang pengisi suara.
Penulis sempat kebingungan ketika memulai permainan karena tidak ada petunjuk sama sekali yang membuat penulis harus eksplorasi sendiri mempelajari mekanik game sembari menelusuri daerah permainan yang terkesan cukup besar karena terkesan bisa bergerak.
Penulis juga terhibur karena candaan dan pembawaan karakter dari 2 detektif permainan ini yang bertolak belakang namun bisa saling melengkapi, terlebih ditambah dengan detail dialog yang sangat diperhatikan dan candaan yang menurut penulis cukup bagus.
Mekanik dari game ini juga memberikan new experince buat penulis karena ada beberapa mekanik yang baru dirasakan oleh penulis seperti mekanik waktu, dan penentuan hubungan antar karakter yang membantu pemain untuk menemukan petunjuk.
Kita juga bisa melakukan interogasi dengan karakter-karakter yang ada untuk mencari berbagai informasi, bisa menentukan apakah pernyataan tersebut bohong atau jujur, dan bahkan mendapat nilai interogasi yang akan mempengaruhi hasil penyelidikan kalian.
Namun, ada beberapa kekurangan yang mungkin menurut penulis karena ekspetasi yang ketinggian seperti penggunaan suara aktor untuk membaca dialog yang pada bagian tertentu tidak berbicara dialog dan diganti suara ekspresi untuk menggambarkan dialog.
Selain itu, menurut penulis ada beberapa karakter yang kurang cocok menggambarkan sifat karakter yang ingin ditunjukkan oleh penulis cerita game ini. Seperti sifat karakter Cunnia yang terkesan angkuh tetapi terasa masih kurang menonjolkan sifat angkuhnya.
Setelah memainkan game ini selama kurang lebih 1 jam, penulis menarik kesimpulan bahwa game ini membuat pemain harus bersabar dan berpikir logis untuk mendapat berbagai informasi dan mencocokkan informasi tersebut menjadi fakta.
Meski hanya terasa singkat, tapi bagi penulis game ini ketika memainkan terasa sudah menghabiskan waktu yang cukup lama, bahkan penulis sendiri terkejut hanya bermain sekitar 1 jam padahal terasa sudah sekitar 2 jam bermain.
Review Game Moses & Plato – Last Train to Clawville
Aspek InterfaceMoses & Plato – Last Train to Clawville
Untuk sisi menu awal, penulis hanya bisa mengakses menu new game, setting, exit game, dan add to wishlist. Untuk sisa menunya terkunci bahkan ketika selesai bermain pun menu yang lain tidak terbuka opsinya.
Penulis tidak menemukan menu tutorial yang diberikan sehingga kalian harus benar-benar menelusuri sendiri mekanik dari game ini. Hanya sedikit informasi mekanik yang diberikan seperti mekanik hubungan antar karakter yang diberikan penjelasan singkat.
Dari segi HUD (Heads Up Display) hanya tersedia menu setting, dan beberapa menu mekanik in game yang sedikit menampilkan informasi kecuali jam. Untuk menampilkan informasi yang akurat pemain harus mengakses menu mekanik yang tersedia.
Hal ini cukup membuat penulis sedikit kerepotan terlebih jika ingin membaca jurnal ataupun ingin membaca latar belakang setiap karakter yang ditemui karena background dari setiap karakter juga menjadi petunjuk bagi pemain.
Ketika berinteraksi, HUD yang diberikan sudah cukup baik karena meski hanya pakai simbol, namun penulis sudah mengerti maksud dari simbol tersebut terlebih ada simbol tanda seru yang mempermudah penulis mendapatkan pertanda petunjuk.
Aspek Gameplay Moses & Plato – Last Train to Clawville
Dalam segi aspek gameplay, pemain harus mampu mengumpulkan berbagai informasi, mengolah informasi menjadi fakta, dan menguasai mekanik dari game ini yang akan memberikan keuntungan untuk menyelesaikan puzzle dan misteri yang diberikan.
Pemain hanya perlu berinteraksi dengan objek sekitar dengan cara menekan objek tersebut dan memilih mau melakukan aksi tertentu, mengubah perspektif, dan bahkan harus sering membaca petunjuk yang ada.
Moses & Plato – Last Train to Clawville berhasil membuat mekanik standar visual novel yang lebih hidup karena mekanik game yang lebih fresh namun tidak melupakan mekanik visual novel yang terdahulu.
Menurut penulis game ini dinamis karena pemain akan dihadapkan berbagai cara interaksi yang berbeda-beda terhadap objek. Banyaknya interaksi ini pula yang membuat pemain penasaran dan tentu ingin mengulang game ini untuk menjawab rasa penasaran mereka.
Sayangnya menurut penulis, puzzle dan interogasi yang diberikan developer game untuk demo ini terlalu mudah dan membuat penulis cukup kecewa karena tidak diberikan tantangan yang sepadan dengan mekanik yang ditawarkan.
Kalian harus sering kembali membaca, menelaah, melatih daya pikir, sabar dan harus memiliki niat untuk menamatkan game ini. Ekspetasi penulis terhadap game ini ketika rilis akan membawa pemain ke level lebih sulit dan waktu permainan yang lama.
Aspek Graphic dan Sound Moses & Plato – Last Train to Clawville
Sisi graphic Moses & Plato – Last Train to Clawville memberikan grafik 2.5D, dimana seperti game visual novel pada umumnya, karakter dan tempat yang digunakan menggunakan animasi komik namun dilengkapi dengan visual 3D di bagian tertentu
Selain detail-detail yang cukup dieksekusi dengan baik, penggunaan warna juga dibuat dengan baik sehingga mampu memberikan gambaran suasana di lingkungan sekitar terasa lebih hidup dan mampu memanjakan mata penulis.
Dari sisi BGM (Background Music) yang dihadirkan menyatu dengan suasana bagi penulis saat memainkan game ini, musik dengan vibes yang tenang dan damai.
Sedikit masukan bagi developer untuk lebih banyak mengganti musik ketika berpindah tempat.
Sound effect (SFX) juga cukup memuaskan untuk game demo karena berhasil menggambarkan kesan aksi karakter kita ketika melakukan suatu aktivitas seperti suara jam ketika membuka jam, atau suara langkah kaki yang bagus.
Tapi ada beberapa sfx yang mungkin perlu diperhatikan agar menambah kedetailan dalam game seperti ketika pemain dikereta, mungkin suara kereta berjalan bisa dibuat lebih terdengar dan suara bass bisa sedikit diperbesar lagi.
Akhir Kata
Versi demo dari Moses & Plato – Last Train to Clawville menurut penulis sudah cukup enak untuk dinikmati dan penulis sangat merekomendasikan game ini kepada kalian terutama untuk gamers pecinta game visual novel yang membuat pemain suka berpikir kritis.
Meski harus sedikit dipoles kembali untuk beberapa kekurangannya, namun penulis yakin game ini memiliki potensi pengembangan yang besar dan bisa menjadi alternatif bagi gamers sembari menunggu genre game dengan kualitas yang sama.