Pernah bayangin enggak sih kalau kamu bakal bertarung di luar angkasa melawan para zombie yang siap memakan otakmu? Jika itu pernah masuk ke imajinasimu, kini kamu bisa mencoba mewujudkan imajinasimu melalui game No Ticket Back: Craft, Survive & Escape!
Catatan: Game ini berjudul No Ticket Back: Craft, Survive & Escape, namun ke depannya penulis akan menyingkatnya menjadi No Ticket Back agar lebih mudah disebut dalam artikel review ini.
No Ticket Back merupakan salah satu game buatan dari Game Era Studio yang sebelumnya mem-publish game berjudul Nuke Them All yang cukup mendapat banyak review positif.
Review No Ticket Back
Tapi apakah game No Ticket Back mampu seperti game Nuke Them All yang mendapat respon positif dari para gamer? Yuk kita lihat bareng Review No Ticket Back berikut ini!
Spesifikasi Minimal Game No Ticket Back
Ketika artikel ini dibuat, No Ticket Back hanya bisa dimainkan melalui aplikasi Steam untuk PC dengan minimal perangkat yang dibutuhkan gamer adalah sebagai berikut ini:
- OS: WINDOWS 10
- Processor: Intel Core i7 processor or better
- Memory: 8 GB RAM
- Storage: 2 GB available space
First Impression No Ticket Back
Pertama kali melihat No Ticket Back, penulis bernostalgia dengan game-game masa kecil dulu yang sudah cukup retro dilihat dari tampilan grafik awal di page Steam.
Jujur, meski game ini masih dalam Demo, namun secara visual, tampilan No Ticket Back cukup meyakinkan penulis untuk mencoba memainkan game ini.
Awal masuk ke dalam game penulis disuguhkan dengan cerita singkat mengenai latar belakang alur cerita di game ini dengan gaya cinematic comic yang cukup bagus untuk tingkatan game indie yang pernah di review penulis.
Ketika masuk ke dalam menu awal game, penulis tidak menemukan menu setting. Hal tersebut cukup disayangkan karena penulis tidak bisa melakukan setting suara dari dalam game yang sangat kecil.
Terlebih Penulis harus mencoba cek kembali suara yang dikeluarkan apakah memang sudah kecil dari settingan dari perangkat yang digunakan penulis. Pengalaman yang bagi penulis cukup mengganggu penulis untuk menikmati game.
Pada menu awal penulis dikasih pilihan untuk melakukan tutorial atau langsung bermain. Sebagai pemula di dalam game, pastikan untuk selalu mengikuti tutorial yang ada supaya bisa membangun dasar bermain.
Ketika bermain tutorial penulis sudah merasakan sensasi retro dari game ini yang cukup kental secara grafik permainan. Penulis sempat stuck di awal sesi tutorial karena penulis tidak tahu kalau harus menekan tanda centang untuk lanjut step tutorial selanjutnya.
Pengalaman tutorial menurut penulis masih memiliki kekurangan karena arahan dari tutorial yang kurang bisa dimengerti oleh penulis di awal permainan untuk membangun dan upgrade.
Selain itu, penulis juga tidak diberikan penjelasan lebih rinci mengenai bangunan yang bisa dibangun dan upgrade yang dilakukan.
Meski memang ada beberapa yang bisa langsung dipahami penulis, tapi ada beberapa juga yang tidak bisa dipahami penulis seperti Habitat.
Setelah melakukan tutorial, penulis langsung mencoba untuk bermain game ini dengan memilih untuk bertahan selama 60 hari. Pemilihan ini cukup unik karena penulis merasa seperti mengganti pilihan tingkat kesulitan.
Permainan dimulai kembali dengan kisah tentang awal masalah dari game ini yang tetap dibawa dengan gaya cinematic comic. Di awal permainan, penulis menelusuri area permainan yang cukup luas.
Pada area tersebut, selain bertemu dengan zombie, penulis juga bertemu dengan laba-laba yang menyerang pemain yang muncul ketika penulis menghancurkan objek kotak dan beberapa jebakan.
Penulis sempat kebingungan di awal karena ketika mencari coin untuk persiapan membangun dan upgrade, penulis juga menemukan buah apel yang sayangnya tidak bisa diambil oleh penulis.
Bagi yang belum tahu, apel tersebut digunakan untuk memberi makan koloni yang telah kita buat. Penulis meninggalkan apel tersebut ditempatnya untuk mencari tahu sendiri gimana nantinya.
Ketika penulis merasa cukup untuk melakukan penelusuran, penulis mencoba cari tahu cara untuk membangun dan upgrade yang sempat penulis tidak paham. Setelah mencoba cari tahu selama 5 menit, penulis akhirnya tahu cara untuk membangun dan upgrade.
Ketika sedang proses membangun, hari menjelang malam dan layar menjadi lebih gelap dari sebelumnya namun masih kelihatan area sekitar dengan para zombie menyerang penulis. Meski tidak banyak dan mudah untuk dikalahkan, tetap saja itu annoying banget.
Penulis berhasil membangun koloni kecil setelah mencapai hari ketiga untuk mencari coin yang diperlukan. Setelah membangun koloni, penulis melanjutkan perjalanan untuk melakukan penelusuran area yang berbeda.
Di area yang berbeda pun penulis tidak menemukan apapun yang lain selain kotak kayu yang berisi coin dan apel dan beberapa musuh. Tidak ada perbedaan yang jauh dengan area sebelumnya, hanya berbeda pada obstacle dan bentuk area yang berbeda.
Setelah melewati hari kelima, penulis terkejut karena koloni penulis diserang oleh pasukan zombie yang sudah bisa bergerak dengan cepat dan berhasil membunuh beberapa koloni. Penulis mencari tahu apa yang terjadi dan pergi ke arah zombie datang.
Penulis baru sadar bahwa pada titik tertentu pada area, ditemukan beberapa jebakan lain dan sebuah prisma yang memberikan damage jika didekati yang padahal sebelumnya area tersebut tidak ada jebakan dan prisma tersebut.
Di area tersebut juga tiba-tiba dipenuhi oleh para zombie dan laba-laba yang cukup banyak jumlahnya.
Meski begitu masih bisa penulis kalahkan semua dengan mudah. Penulis juga sadar bahwa pada malam hari, para zombie akan lebih ganas untuk menyerang koloni.
Pada malam hari, koloni penulis diserang kembali dengan lebih banyak zombie. Penulis bisa membersihkan dan melakukan penelusuran. Terungkap bahwa prisma yang ditemukan adalah tempat untuk spawn zombie.
Setelah hari 10 pada malam hari, penulis harus kalah karena melawan boss zombie yang mampu meratakan berbagai obstacle dan beberapa bangunan koloni langsung dengan penulis belum melakukan upgrade apapun.
Selama bermain kurang lebih 2 jam, penulis bisa mengambil kesimpulan bahwa game ini diperlukan kesabaran, dedikasi yang tinggi, dan pengambilan keputusan yang tinggi agar bisa bertahan sampai akhir.
Aspek Interface No Ticket Back
Pada tampilan menu awal permainan, terlihat cukup rapi dengan background tampilan gambar dari dalam game yang pastinya ada gambar astronot di dalamnya.
Sayangnya seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pada menu awal hanya tersedia pilihan tutorial, new journey, dan continue journey jika sudah melewati hari pertama dan berhenti bermain dihari tersebut. Tidak ada menu setting di menu awal.
Saran penulis adalah untuk menambah menu setting pada menu awal. Meski penulis baru menemukan setting ini bisa dilakukan ketika di menu pause yang sebenarnya seharusnya bisa ditaruh juga di menu awal game.
Dari heads up display (HUD) menampilkan beberapa informasi-informasi penting seperti informasi HP, enegry, jumlah coin dan informasi lainnya. Untuk tata letak HUD juga ditaruh cukup rapi tanpa mengganggu pandangan penulis disekitar.
Sayangnya ada beberapa informasi yang ditampilkan masih belum jelas seperti pada informasi emotikon yang berubah-ubah di samping informasi jumlah koloni. Selain itu penjelasan bangunan dan upgrade juga tidak ada.
Hal ini harus membuat pemain mencari tahu sendiri maksud dari informasi yang disampaikan di dalam game ini.
Aspek Gameplay No Ticket Back
No Ticket Back memiliki genre colony simulator, dan survival yang menawarkan pemain untuk membangun koloni sembari bertahan hidup dari gempuran para zombie yang siap menyerang pemain dan koloni.
Pemain bisa membangun dan melakukan upgrade pada karakter dan koloni dengan menggunakan coin sebagai sumber daya membangun. Selain itu, koloni yang terbentuk juga membantu pemain dalam mengumpulkan coin dan mempertahankan koloni.
Untuk area yang bisa di eksplorasi cukup luas meskipun tidak seluas yang dibayangkan penulis. Area akan berbeda kondisinya setiap melewati 1 malam sehingga terasa akan berbeda dengan sebelumnya.
Pemain bisa melakukan grinding untuk upgrade karakter dengan mengumpulkan coin yang cukup meskipun sebenarnya cukup mahal untuk dilakukan, namun upgrade tersebut sangat worth it karena setiap hari pemain akan lebih sulit lagi melawan musuh.
Secara story penulis merasa kalau cerita yang dibawakan cukup biasa saja tanpa ada sesuatu yang membuat penulis merasa ada sesuatu yang menarik perhatian penulis kecuali di akhir yang membuat penulis penasaran suasana horor yang diceritakan.
Untuk bug penulis hanya menemukan 1 bug pada peletakan kotak kayu yang terkadang bisa hampir menyatu dengan obstacle yang ada. Tapi bug tersebut jujur tidak mengganggu penulis sama sekali.
No Ticket Back membawa pengalaman game yang monoton, namun berhasil ditutupi karena perubahan area dan keseruan dalam menghabisi musuh-musuh yang datang secara bergerombolan.
Aspek Graphic dan Sound
Dari background music (BGM) yang diberikan tergantung pada kondisi hari ketika bermain. Jika sedang siang hari, BGM yang diputar akan menggambarkan suasana semangat untuk mencari resource yang ada disekitar.
Pada malam hari, lagu yang diputar akan lebih menggambarkan suasana mencekam yang bagi penulis untuk menambah kesan horor pada game ini.
Untuk sound effect (SFX) menurut penulis disajikan dengan cukup baik dimana SFX yang diberikan sesuai dengan aksi yang dilakukan oleh karakter penulis. Misalnya seperti suara tembakan senjata laser.
Tapi masih ada kekurangan dalam hal SFX yang diberikan yaitu ketika kotak kayu hancur, dan ketika pemain terkena jebakan yang menurut penulis mungkin bisa diganti karena lebih terdengar seperti suara meme peringatan.
Grafik yang ditawarkan oleh 13Z adalah animasi 2,5D dengan karakter dan bangunan menggunakan 2D sedangkan untuk obstacle menggunakan 3D. Menurut penulis kedua unsur ini dibuat seimbang.
Penulis sangat menyarankan untuk bangunan mungkin bisa dibuat 3D agar objek bangunan bisa lebih menyatu juga dengan objek yang dibuat 3D.
Akhir Kata
No Ticket Back adalah game yang menawarkan pengalaman unik dalam genre colony simulator dan survival.
Keseruan yang dibawakan mampu membuat pemain merasa puas dengan ketegangan dan mengalahkan gerombolan zombie.
Meskipun masih memiliki beberapa kekurangan seperti tutorial yang kurang jelas dan kekurangan lainnya, game ini berhasil setidaknya memberikan suasana retro yang menghibur serta tantangan strategis yang seru.
Dengan pembaruan yang tepat sebelum waktu full release, game ini memiliki potensi untuk menjadi lebih solid dan memuaskan bagi para pemain.
Harapannya, Game Era Studio terus mengembangkan No Ticket Back menjadi pengalaman gaming yang lebih matang dan lebih menarik di masa depan.