Tim Free Fire Sumatera Utara telah bertanding di Pra-PON XX. Tim ini sempat memenangkan tiket wild card akan tetapi karena perubahan kebijakan, mereka belum sempat untuk melanjutkan pertandingannya di PON XX Esports Papua.
Perwakilan Free Fire dari Sumatera Utara ini beranggotakan empat orang yaitu: Putra Parlindungan, Oksi Kabaren Barus, Wahyu Saputra, dan Galah Rahanusa Abdi Sitorus.
Berikut ini adalah perbincangan Esportsnesia dengan para player.
Awal Mula Terbentuknya Tim
Salah satu anggota Tim, Putra Parlindungan mengungkapkan awal mula tim ini bisa terbentuk. “Awalnya sering ketemu online dari game. Ternyata satu daerah Medan kemudian bentuk tim dan sering ikut turnamen.”
Saat ini, anggota tim sudah memiliki kesibukan masing-masing. Mereka telah tergabung di komunitas esports yang berbeda-beda dan bahkan tinggal di luar daerah. Seperti Putra yang saat ini tergabung sebagai anggota The Pillars Esports dan tinggal di Jakarta.
“Sudah terpisah di komunitas berbeda, tapi karena untuk PON harus satu regional, jadi kami bersatu kembali,” terang Putra.
Putra mengaku berinisiatif untuk menyatukan kembali tim dan mengikuti seleksi pra PON. “Karena ini peluang besar, jadi saya ajak balik,” ujarnya.
Optimis Menang Meski Tidak Sempat Latihan
Saat mengikuti seleksi Pra-PON Esports XX Papua, tim Free Fire Sumatera Utara mengaku tidak sempat latihan sama sekali. Hal ini disampaikan oleh salah satu anggota tim Wahyu Saputra. “Kami tidak latihan bersama sama sekali. Terakhir main bareng itu 2019,” ujarnya.
Meski demikian, mereka tetap optimis akan mendapatkan prestasi yang baik di ajang ini. “Dari awal sudah yakin akan mewakili Sumut,” ujar Putra.
Tidak hanya sampai tingkat provinsi, mereka bahkan yakin akan bisa maju sampai tahap final PON XX di Papua. “Targetnya sih juara satu, karena ingin mengharumkan nama provinsi,” tambah Putra.
Saat berhasil memenangkan tiket wild card, mereka sangat senang dan bangga. Akan tetapi karena perubahan peraturan, tim ini belum bisa maju ke tahap berikutnya di PON Papua.
“Tiba-tiba diubah yang dari wild card hanya dipilih satu, bukan dua,” terang Putra menyampaikan kekecewaanya. Meski demikian, hal ini tidak mematahkan semangat mereka untuk terus produktif dan mengikuti berbagai turnamen lain.
Ajang Pra-PON Esports kemarin juga diakui sebagai pengalaman berharga bagi masing-masing anggota tim. “Karena kalau tim ini ikut turnamen nasional baru sekali,” kata Putra.
Berdasarkan pengalaman di PRA-PON kemarin, mereka mengakui masih banyak yang harus diperbaiki baik dari tim maupun individu. Menurut Wahyu, salah satu penyebab belum berhasilnya mereka lolos ke tahap berikutnya karena kurang latihan. “Harus perbanyak latihan,” ujarnya.
Sementara itu, menurut Putra, masih ada beberapa aspek yang harus diperbaiki. “Masih harus meningkatkan chemistry, skill individual, dan mental,” tambahnya.
Selain itu, tempat tinggal anggota tim yang berbeda-beda juga menjadi kendala tersendiri. “Kalau satu tempat, komunikasi lebih mudah,” kata Putra.
Target dan Rencana ke Depan
Masing-masing anggota tim mengaku tidak memiliki target atau rencana ke depan sebagai satu tim. “Karena sudah punya komunitas masing-masing. Kecuali memang harus satu daerah seperti PRA-PON kemarin. Kemarin hanya mewakili provinsi saja,” kata Putra.
Meski demikian mereka mengaku tetap memiliki target personal masing-masing. Oksi Kabaren Barus yang saat ini aktif sebagai anggota Komunitas Free Fire Asahan mengaku fokus untuk tetap aktif di dunia esports. Selain itu, dia memiliki target untuk lolos kualifikasi turnamen Free Fire Indonesia Master.
Wahyu dan Putra juga mengakui memiliki target yang sama yaitu bisa meraih prestasi di Free Fire Indonesia Master. Selain itu, Wahyu mengaku akan terus aktif mengikuti turnamen-turnamen baik minor maupun major.
Sebagai tambahan, Putra memiliki target untuk menjuarai Free Fire Master League dan kalau bisa mengikuti turnamen tingkat internasional.
Akan Tetap Main Free Fire
Di tengah banyaknya pilihan gim lain baik mobile maupun PC, masing-masing anggota tim mengaku saat ini tetap akan bermain Free Fire. Putra mengaku kadang memainkan gim lain sekadar untuk hiburan saja. Sementara Wahyu menyampaikan selama Free Fire masih eksis, akan terus memainkan Free Fire.
Saat ditanya sejak kapan aktif bermain gim, masing-masing mengaku sudah aktif bermain gim sejak SD. Sementara, mereka terjun ke dunia esports professional belum lama. Putra mengaku baru terjun ke dunia professional pada tahun 2021.
“Dulu belum kepikiran. Main-main saja, Sekadar hobi. Karena banyak turnamen, jadinya tertarik,” ujarnya.
Putra sempat mengaku tidak didukung oleh orang tuanya saat terjun ke dunia esports. “Cuma main game, buang-buang waktu,” ujar Putra mengutip perkataan orang tuanya.
“Orang tua kan nggak paham. Tapi setelah melihat hasil dan usaha, lama-lama support,” tambahnya.
Semetara Oksi dan Wahyu mengaku pihak keluarga tidak melarang mereka untuk aktif di dunia esports. “Biasa saja, selama tidak mengganggu,” terang mereka.
Demikian perbincangan Esportsnesia dengan tim Free Fire dari Sumatera Utara. Meski ke depannya mereka belum memiliki target khusus sebagai tim, akan tetapi semoga masing-masing anggota berhasil mencapai prestasi yang lebih tinggi di komunitasnya masing-masing.