Manfaat Bermain Game Untuk Ibu-Ibu: Ternyata Lebih dari Sekadar Hobi

566
Ibu-Ibu Bermain Game
Sumber: wikipedia

Memangnya ada game untuk ibu-ibu? Ada ibu-ibu suka gaming? Tentu saja ada. Pernah lihat ibu-ibu main Candy Crush Saga sampai level ribuan?

Artikel ini ditulis dengan background suara tetangga saya—seorang ibu, yang sedang main game puzzle di halaman rumahnya dengan suara loud speaker volume tertinggi. Suaranya nyaring terdengar sampai ke kamar saya, Bu.

Seorang ibu dan game tidak terdengar seperti dua kata yang sering dikaitkan secara positif. Selama ini kita lebih sering mendengar ibu-ibu memarahi anaknya yang keasyikan bermain game.

Tapi pada kenyataan sehari-hari, di manapun kita berada dengan ibu-ibu yang sedang menunggu sesuatu sambil menggenggam HP, pasti sambil main game kalau dia sudah bosan scrolling media sosial atau nonton content creator kesukaanya.

Kenapa Ibu-Ibu Suka Bermain Game?

game untuk ibu-ibu

Sebagaimana anak muda menyukai game, ibu-ibu bermain game tentu karena game itu menyenangkan. Tapi sebenarnya ada alasan lebih spesifik lagi kalau kita membahas kenapa mereka hanya suka bermain tipe kasual seperti puzzle dan simulasi ringan.

Ibu-ibu bermain game untuk mengisi waktu luang.

Sudah menjadi hal umum kalau kebanyakan perempuan di Indonesia yang sudah menjadi seorang Ibu akan meninggalkan karirnya dan fokus mengurus rumah tangga.

Di sini kita tidak akan membahas soal isu kesetaraan tapi melihat dari sudut pandang seorang ibu-ibu yang berdiam diri di rumah.

Selain mengurus anak, rumah tangga, dan mempersiapkan rumah untuk keluarganya pulang, hal apa lagi yang bisa dilakukan seorang ibu rumah tangga?

Beberapa ibu-ibu sosialita akan senang bepergian dengan kelompoknya, berjalan kesana-kemari dengan supir pribadi untuk arisan di café dan restoran yang baru buka dan lagi viral.

Tapi kita realistis saja, tidak banyak ibu-ibu yang punya modal banyak untuk mengisi waktu luang seperti itu.

Hal paling murah yang bisa didapatkan ibu-ibu untuk mengisi waktu luang dan mencari hobi ada dari benda yang sudah dia punya: handphone.

Awalnya mungkin ia akan menonton Drama Korea, tapi tidak lama seri kesukaannya tamat dan menunggu seri on-going terasa teralu lama.

Mendengarkan podcast juga tidak selalu ada yang tersedia setiap hari. Jadi apa yang selalu ada dan bisa diakses setiap waktu?

Pilihan Game untuk Ibu-Ibu

Candy Crush Saga Game Untuk Ibu-Ibu

Ibu-ibu biasanya memilih tipe game mobile yang bisa dimainkan untuk melepas stress. Pilihan populer biasanya jatuh pada mobile game hyper casual yang mudah dimainkan.

Sejenis Candy Crush Saga, Subway Surfer, Sort & Merge, dan lainnya yang bisa dikuasai dengan beberapa detik tutorial saja.

Untuk memudahkan pembahasan, game untuk ibu-ibu jenis ini akan saya refer sebagai game kasual sebagai istilah yang lebih familiar.

Manfaat Bermain Game untuk Ibu-ibu

Sebuah penelitian berjudul Never Too Old To Play tentang lansia muda dan game menunjukkan bahwa pemain berusia 45 tahun ke atas kebanyakan lebih menyukai permainan kasual.

Hal ini dikarenakan game kasual mudah dimainkan dan bisa ditinggalkan kapan saja. Lho, main game untuk ditinggalkan? Gimana tuh?

Bayangkan dirimu menjadi seorang ibu-ibu dengan anak satu. Anakmu sedang asik bermain sendiri menunggu waktu makan karena nasi belum matang. Sambil menunggu, kamu bermain beberapa level game kasual melepas penat.

Di tengah permainan yang belum selesai, tiba-tiba terdengar suara rice cooker berbunyi tanda nasi sudah siap di masak. “Oke, nak. Ayo makan dulu, yuk!”

Lalu dengan mudahnya kamu sebagai seorang Ibu meletakkan HP, memberhentikan permainan di tengah jalan tanpa ada punishment yang berarti.

Game kasual disukai ibu-ibu karena mudah dimulai dan diberhentikan sementara tanpa ada kesulitan mempelajari maupun meninggalkannya secara tiba-tiba di tengah aktivitas.

Wanita Bermain Game
Source: unsplash (Paul Hanaoka)

Selain karena mudah diakses, dalam penelitian juga menunjukkan kalau para lansia muda usia 45 tahun ke atas itu juga suka main game karena ada aspek tantangan.

Hidup yang sudah monoton, setiap hari bangun pagi, masak sarapan, bantu keluarga berangkat, tentu cukup membosankan. Tapi dengan tantangan ringan tanpa hukuman apapun dalam bermain, membuat mereka merasakan rasa senang dan kepuasan tersendiri.

Meski terdengar sepele dan tidak penting. Sebenarnya sudah banyak penelitian lain tentang bagaimana game bisa menjaga fungsi kognitif lansia muda.

Misalnya dalam sebuah penelitian yang menggunakan game sebagai metode terapi kognitif, ditemukan bahwa bermain game ternyata bisa meningkatkan fungsi daya ingat dan menurunkan depresi.

Pemain harus menggunakan fungsi kognitif atau berpikir dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya dalam bermain game.

Sekadar mencari bentuk yang mirip dan warna yang sama dalam match three game saja sebenarnya merupakan kegiatan mengasah otak dimana kita harus mengidentifikasi bentuk dan mencocokkannya dengan cepat.

Dengan gamifikasi, terapi kognitif bisa jadi menyenangkan. Bahkan, ibu-ibu ini tidak sadar kalau mereka sedang berpikir dan melatih kemampuan otaknya.

Game kasual menghadirkan tantangan psikologis dalam menyelesaikan sebuah level, diikuti dengan penggunaan kognitif secara tidak sadar yang memicu untuk berpikir lebih jauh dan cepat, apalagi ditambah dengan adanya leader board dengan teman sebayanya yang memunculkan aspek sosial dalam bermain.

Ya, ibu-ibu ini juga beberapa di antaranya cukup kompetitif.

Hanya saja, kebanyakan dari mereka kompetitif dengan dirinya sendiri dibandingkan orang lain. Berbeda dengan gamer muda yang try hard melawan teman mainnya, para ibu ini kebanyakan membandingkan dirinya sendiri dengan skor yang sudah pernah ia dapatkan.

Level permainan yang sudah dilewati, bisa mereka ulang-ulang sampai merasa puas dengan skor tertinggi. Kalau belum sempurna, belum puas. Mereka ingin merasa tantangan yang dihadapinya selesai sebaik mungkin.

Sebenarnya Ibu-ibu bermain game untuk kesenangannya bukanlah hal yang salah. Selama tidak menganggu kesehariannya, tidak ada yang aneh dari hal itu. Tidak ada bedanya dengan gamer di usia muda yang juga suka bermain game untuk mengisi waktu luang.

Apalagi kalau ternyata bermain bisa membatu ibu-ibu melepas penat, mendapat hiburan, dan melatih fungsi kognitif yang semakin turun seiring bertambahnya usia. Menjadi hal yang baik bagi mereka untuk memiliki hobi yang positif.

Ibu-ibu bermain game sebagai hobi, kenapa tidak?