Pada kesempatan kali ini kami dapat privilege untuk mencicipi langsung laptop yang akan diluncurkan pada tahun ini. Wujud dari laptop ini sebelumnya sudah pernah diperlihatkan pada CES kemarin, yaitu laptop yang dikenal dengan Acer Predator Triton 300 SE.
Perlu diketahui bahwa build Acer Triton yang satu ini terasa sangat berbeda dari seri Predator Triton pendahulunya. Apa saja yang menjadi spotlight pada laptop ini? Mari kita ulas satu per satu.
Look & Feel Predator Triton 300 SE
Yang paling pertama terlihat pada laptop ini ialah bentukannya yang terlihat berbeda dari pendahulunya dengan gaya tipikal laptop gaming yang berukuran 16 inci dan bodi khas seri Predator keluaran Acer.
Pada Triton 300 SE ini, kita hanya akan memiliki sebuah laptop yang cukup slim dengan ukuran 14 inci dan bodi dengan material metal di seluruh sisinya. Meskipun laptop ini terlihat kecil dan slim, Acer Triton 300 SE ini tetap memiliki performa yang sudah mumpuni dan mampu mengimbangi seri pendahulunya berbekal processor Intel Core series generasi ke 11 dan GPU Nvidia seri 30.
Laptop yang memiliki build “full metal” ini akan membuat para penggunanya tetap terlihat professional tanpa terkesan seperti seorang gaming enthusiast. Logo Predator yang terletak pada sudut bagian belakang display akan memberikan impression garang dan mengisyaratkan kepada yang melihat kalau laptop satu ini bukan main–main dan bisa diajak main.
Pada bagian keyboard, laptop ini memiliki 3 zona RGB light yang bisa diatur melalui Acer PredatorSense. Tombol dari keyboar-nya sendiri terasa seperti sedang menggunakan laptop yang kasual yang membuat penggunanya nyaman ketika mengetik. Terlebih, layout-nya yang generic ini juga membuat para pengguna laptop 14 inci tidak merasa kesulitan ketika mengetik.
Salah satu hal lainnya yang bisa diperhatikan pada laptop ini ialah pengadaan fingerprint scanner yang terdapat pada sudut trackpad. Yep! Fingerprint-nya terletak di atas trackpad itu sendiri, dan walau diposisikan seperti itu, hal ini tetap tidak mengganggu operasi dari trackpad itu sendiri.
Di sudut kiri laptop, tepatnya di atas layout keyboard, terdapat sebuah tombol Turbo yang akan mengaktifkan mode Turbo dari laptop ini hanya dengan satu tombol tanpa harus mengutak-atik profil pengaturan PredatorSense. Sedangkan untuk tombol PredatorSense sendiri, tombol ini terdapat pada sisi sebelah kanan di jajaran tombol home dkk.
Daya Komputasi dan Grafik Acer Predator Triton 300 SE
Masuk ke bagian komputasi, Acer Triton 300 SE ini memiliki beberapa varian Intel Core series generasi ke 11, yaitu Intel Core i7-11375H, Intel Core i7-11370H dan Intel Core i5-11300H. Seri i7 memiliki frekuensi 3.3GHz dengan Turbo Boost up to 5GHz (4.8GHz pada 11370H), sedangkan seri i5 memiliki 3.1GHz dengan Turbo Boost up to 4.4GHz.
Angka yang sangat besar untuk laptop yang tidak terlihat sanggup mengerjakan pekerjaan sebesar itu. FYI, semua processor yang terdapat pada laptop ini memiliki 4 buah core pada setiap seri processor yang tersedia.
Pada sisi grafik, laptop ini diberikan senjata grafis terbaru yaitu Nvidia Geforce RTX 3060 yang bakal melengkapi kemampuan komputasi dari laptop ini dengan bekal melawan tekanan grafis yang akan dihadapinya. Melengkapi 6GB dedicated GDDR6 VRAM, GPU yang satu ini bisa dipastikan menyanggupi kebutuhan grafis yang tinggi.
Di samping itu, Nvidia Geforce RTX 3060 juga telah dibekali dengan teknologi DLSS AI Acceleration yang mampu meningkatkan performa grafis dari laptop ini ke next level rendering dengan bantuan Deep Learning AI dari Nvidia yang digadang–gadang mampu meningkatkan FPS (frame per second) hingga hampir 3 kali lipat dari performa awal.
Airflow & Cooling System Triton 300 SE
Buat para Acer enthusiast pasti sudah tidak asing lagi dengan teknologi aeroblade yang telah dikembangkan Acer dalam sistem pendinginan mereka. Kali ini mereka telah membekali laptop-nya dengan Aeroblade Fan Generasi ke-5 yang membawa peningkatan hingga 10% performa yang lebih baik lagi dari generasi yang sebelumnya.
Pada segi airflow, Acer Triton 300 SE ini hadir dengan teknologi Acer Vortex Flow yang memanfaatkan flow pada daerah casis untuk bergerak di sekitar daerah yang memerlukan pendinginan.
Dengan teknologi pendinginan yang efisien ini, para penggunanya akan dapat tenang ketika laptop-nya harus menanggung kerja berat sebab laptop mereka akan tetap bisa bekerja dengan performa maksimal tanpa terganggu oleh masalah temperatur.
Display Acer Triton 300 SE
Setelah membahas bagian internal, selanjutnya kita akan mengupas bagian eksteriornya, yaitu display. Monitor dari Acer Triton 300 SE sendiri memiliki frekuensi sebesar 144Hz dengan IPS display berukuran 14 inci yang berjalan pada resolusi 1920×1080 (FHD). Laptop ini sendiri berbentuk sedikit curved dengan viewing angle hingga 170 derajat.
Jikalau kita lihat dari samping, dengan bodi kokoh yang dimilikinya, Triton 300 SE tetap memiliki layar yang slim dan nyaman ketika dibuka-tutup. Juga lengkap dengan casing metal dan kemampuan layarnya untuk mencapai high-brightness hingga 300 nits yang mendukung penggunaan laptop ini secara maksimal di daerah yang terang.
Memory Acer Predator Triton 300 SE
Pada aspek memory, laptop ini dilengkapi dengan 8GB onboard DDR4. Nilai yang mungkin cukup kecil untuk laptop “gaming”. Namun, tenang saja, memory ini masih bisa diperkuat hingga 24GB dual-channel DDR4 system memory dengan menggunakan satu buah modul soDIMM.
Konektivitas Predator 300 SE
Seperti pendahulunya, Acer Triton 300 SE dipersenjatai dengan Killer Wi-Fi yang kali ini memiliki seri 6 AX 1650i yang secara teori dapat menggerakkan data dengan kecepatan hingga 2.4Gbps. Selain itu, terdapat juga Bluetooth 5.1 pada laptop ini.
I/O Triton 300 SE
Di sisi kiri laptop terdapat charging port, USB port dan USB type C port yang sudah mendukung Thunderbolt 4. Sedangkan di sisi kanannya terdapat sebuah Audio 3.5mm Combojack port, USB Port yang didukung fitur power-off USB Charging dan sebuah port HDMI.
Performance Acer Triton 300 SE
Meskipun ini review hand-on, akan tetapi kami tidak dapat melakukan benchmark pada laptop ini dikarenakan laptop ini masih berada pada preview build dan apabila dilakukan test, ada kemungkinan hasilnya akan berbeda dari laptop yang akan dirilis.
Untuk itu, review performance kali ini tetap hanya bisa memberikan angka yang terdapat pada situs resminya tanpa real time test. But by looking at the numbers, this laptop should be quite good nonetheless. Hands down.
Yang bisa kami sampaikan pada segmen performance ialah kemampuan profiling dari Acer Triton 300 SE yang terdapat pada PredatorSense. Hal ini dapat mempermudah user-nya untuk menentukan jenis performa yang mereka inginkan pada saat itu.
Pada saat ini ada 4 buah profil yang bisa digunakan. Akan tetapi ada kemungkinan kalau jenis profil yang tersedia akan bertambah lagi seiring dengan bertambahnya keperluan pengguna terhadap laptop ini.
Harga Predator Triton 300 SE
Acer Predator Triton 300 SE dengan processor Intel Core i7 Generasi 1dan GPU Laptop Nvidia GeForce RTX 3060 kabarnya akan dipasarkan dengan harga mulai dengan Rp. 22.000.000
My Personal Thoughts on Acer Predator Triton 300 SE
Pada segmen upgradeable, bagian bawah dari laptop ini tidak memiliki releaseable slot untuk meng-upgrade tiap modul yang bisa diganti seperti HDD, SSD atau RAM. Bagian bawah laptop ini hanya berupa sebuah flat surface dengan beberapa screw yang bisa dilepas pada bagian pinggirnya untuk membuka bagian bawahnya.
Lebih lanjut lagi, laptop ini mungkin terdengar pas-pasan pada segmen memory-nya dimana pada umumnya para pengguna laptop sekarang berusaha untuk memiliki laptop yang sekali beli untuk satu paket tanpa harus repot lagi menambah kapasitasnya. Terlebih lagi karena tidak adanya dedicated upgrade slot pada bagian bawah laptopnya.
Akan tetapi mungkin hal ini disebabkan karena wujud laptopnya sendiri yang sepertinya memusatkan pasarnya pada pengguna yang lebih generic yang ingin memiliki laptop high spec tanpa terlihat seperti enthusiast gamer (which is fine, ngl), akan tetapi untuk kerja tingkat tinggi, 8GB RAM mungkin terdengar seperti bottleneck untuk masa sekarang ini.
Lanjut lagi ke bagian masalah casisnya yang merupakan full metal ini. Pada beberapa kesempatan, saya mendapati bahwa laptop dengan bagian laptop yang metal kerap kali rentan terhadap aliran arus listrik yang mengalir pada bagian metal laptop tersebut.
Hal ini terutama disebabkan oleh port colokan di Indonesia yang hanya memiliki 2 ujung kepala (untuk 3 kepala, ujung ketiga merupakan ground, yang dapat mencegah hal ini), so this should become your consideration kalau kamu berada di daerah dengan arus yang kurang stabil.
Laptop yang memiliki berat hanya 1,7 kg dengan ketebalan hanya 17,9mm ini membuat semua permasalahan di atas seakan terjawab. Laptop ini memang ditujukan untuk kamu–kamu yang ingin senjata portable yang kuat tapi tidak suka membawa rig besar–besar untuk pekerjaannya. So that’s another good point.
Di satu sisi, desain ini mungkin mengambil kesan ergonomis karena posisi jari yang akan selalu berada di daerah trackpad dan tidak perlu bergerak jauh untuk mengaksesnya, akan tetapi di sisi lain mungkin ada pengguna yang akan merasa risih ketika mengoperasikan trackpad karena adanya objek yang mengenai jari ketika bergerak di atas trackpad.
Kami tidak mengetahui bagaimana pengaruh trackpad ini terhadap operasi normal para penggunanya.
Akan tetapi yang bisa saya katakan ialah trackpad tetap responsif dan seharusnya tidak terlalu mengganggu operasi karena terletak di bagian sudut dimana umumnya pengguna trackpad hanya menggunakan setengah dari bagian bawah trackpad-nya untuk mengoperasikan kursor.
Kesimpulan
Baiklah, kita sudah membahas mengenai laptop Special Edition dari Acer ini. Kini para pengguna yang senang menggunakan rig ringan dengan performa tinggi bisa mewujudkannya dengan memiliki laptop yang satu ini.
Dengan segala hal yang sudah kita bahas di atas, apa pendapat kamu dengan rilisan kali ini? Atau kamu sudah punya rencana untuk membelinya? Pantengin terus berita dari Acer Indonesia untuk tahu kabar lebih lanjutnya ya!
Gxg signing out!
Review ini merupakan sebuah review tentang preview build yang mana telah ditampilkan pada acara CES dengan barang yang sama dengan yang ada di CES jadi review ini bisa jadi ada perubahan ketika resmi masuk ke Indonesia.