Industri esports saat ini berkembang sangat pesat dan mendapatkan lebih banyak perhatian tidak hanya dari pemain dan penggemar gim, tapi juga dari pelaku bisnis. Kepopuleran industri gaming ini sendiri tidak lepas dari pengaruh perkembangan teknologi informasi yang secara langsung mengubah cara gamers bermain dan berinteraksi.
Hal ini disampaikan oleh Yota Pratama yang telah berkecimpung di dunia esports sejak tahun 2008 dan saat ini tengah aktif sebagai Esports Strategist. “Beberapa tahun terakhir, adanya teknologi live streaming dan game mobile, itu yang mempopulerkan esports menjadi seperti sekarang,” ungkapnya.
Perkembangan ini juga turut mengubah cara pandang masyarakat terhadap gim itu sendiri. “Kalau dulu zaman konsol itu fokusnya lebih ke game development dan publisher. Sekarang lebih ke industri esports,” kata Yota.
Industri esports dipandang memiliki potensi besar dari sisi bisnis dan marketing. Hal ini kerap disampaikan Yota dalam konten-konten yang diunggah di akun media sosialnya.
Mengenai hal tersebut, Yota menyampaikan bahwa esports sejatinya adalah sebuah strategi marketing.
“Esports itu kan sebenarnya cara developer untuk mempopulerkan game-nya biar banyak yang mainin. Jadi orang yang tidak ikut kompetisinya pun bisa melihat bahwa game itu seru kemudian tertarik untuk memainkannya,” terang Yota.
Selain itu, banyak gim memiliki sisi kompetitif yang menjadi daya tarik utamanya. Hal ini membuat orang-orang tertarik untuk membuktikan kemampuannya di dunia gim. “Orang-orang yang cupu di dunia nyata juga bisa mendominasi di dunia game.
Ini yang menjadi daya tarik utama sehingga semakin banyak yang memainkan, gimnya menjadi semakin populer, kemudian sponsor mulai berdatangan dan seterusnya yang membuat siklusnya terus berputar.”
Mengembangkan Karir di Industri Esports
Saat ini, sponsor memegang peranan penting dalam perkembangan industri esports baik sebagai pendukung acara-acara seperti turnamen maupun menyediakan dukungan terhadap pemain gim itu sendiri.
Menurut Yota, pemain gim yang ingin mengembangkan karir di industri esports sangat bisa memanfaatkan peluang ini. “Pertama yang paling penting tentu harus punya achievement dulu. Semakin sering juara kita akan mendapat lebih banyak eskposur. Itu kalau mau lewat jalur prestasi yang harusnya menjadi prioritas utama.”
Meski demikian, menurut Yota sebenarnya masih banyak jalur lain bagi pemain gim yang ingin mendapatkan sponsor selain melalui jalur prestasi.
“Kalau punya skill tapi tidak ingin ikut kompetisi bisa jadi talent atau membua konten live streaming. Jadi tujuan utamanya untuk menghibur, menampilkan gameplay yang tidak terlalu serius.
Tapi jalur ini juga membutuhkan skill set tersendiri seperti harus bisa berinteraksi dengan audience dan memiliki personality yang menarik.”
Selain itu, sebenarnya banyak juga peluang karir di industri esports selain sebagai pemain. Yota menyebutkan tiga pilihan karir di industri esports yang saat ini memiliki peluang besar yaitu esports event organizer, broadcaster, dan esports team.
“Tim event organizer itu sekarang lagi banyak dibutuhkan. Broadcast juga sangat penting. Apalagi sekarang kita sudah shifting karena dua tahun terakhir dilanda Covid, jadi banyak event yang diadakan secara online dan sisi broadcast-nya menjadi penting.
Di tahun-tahun yang akan datang, kompetisi-kompetisi virtual ini tetap akan banyak diadakan karena lebih efisien dari segi biaya, waktu, dan tenaga,” ujar pria yang telah aktif di event-event esports sejak tahun 2013 ini.
Menurut Yota, esports team juga tidak kalah pentingnya karena saat ini mereka sudah menjadi semacam talent agency yang menjadi senjata kedua tim esports dalam menghasilkan pendapatan.
Di dalam esports team sendiri terdapat berbagai pilihan karir seperti talent manager, tim multimedia, dan lain sebagainya.
Gamer Fokus Ngonten Salah Nggak?
Karena adanya peluang untuk berkarir di dunia esports melalui jalur non-kompetisi, tidak sedikit gamers yang memilih untuk berkarir di dunia esports dengan fokus membuat konten di berbagai platform.
Menurut Yota, hal ini sah-sah saja untuk dilakukan. “Karena pada akhirnya kan kita tetap menyediakan value yang kita bisa berikan ke audience atau sponsor untuk ditukarkan dengan penghasilan.”
Menurut Yota, esports memang memiliki dua sisi yaitu kompetisi dan hiburan. Dengan demikian, gamers juga bisa membangun karir dengan fokus membuat konten hiburan. “Nggak ada aturannya kok esports harus kompetisi. Justru ini yang membuat esports unik dibanding dengan industri lain.”
Meski demikian, Yota tetap melihat esports sebagai sesuatu yang lebih dari sekadar hiburan. “Menurut saya esports itu adalah journey, perjalanan manusia. Dari seseorang yang tadinya bukan siapa-siapa menjadi sosok yang dikenal orang. Dari kemampuan seseorang bermain game, dia bisa menjadi inspirasi bagi orang-orang di sekitarnya bahkan sampai di seluruh dunia.”
Perkembangan Industri Esports
Esportsnesia juga sempat mendiskusikan arah perkembangan industri esports ke depan termasuk NFT gaming yang akhir-akhir ini menjadi salah satu topik yang kerap dibicarakan. Yota sendiri melihat adanya potensi di NFT gaming meski saat ini masih belum stabil.
“Menurut saya saat ini masih 50:50 karena dua tahun terakhir teknologi blockchain ini belum menjadi suatu teknologi yang membantu banyak orang.
Memang banyak orang yang memanfaatkan teknologi ini sebagai alternatif investasi meski risikonya masih sangat tinggi. Bisa dibilang NFT ini masih tidak stabil. Mungkin masih butuh beberapa tahun lagi sampai tercipta kestabilan pasar,” ungkapnya.
Potensi Perkembangan Esports di Indonesia
Yota melihat masih adanya peluang yang sangat besar dalam perkembangan industri gaming di Indonesia. “Kalau melihat dari jumlah pemain saja, belum ada 50% yang menjadi pemain gim. Jadi dari segi populasi saja masih banyak peluang berkembang.”
Selain itu, perkembangan gim mobile juga meningkatkan peluang industri ini di tanah air. “Karena mobile, orang bisa memainkan game tanpa perlu waktu banyak dan spek tinggi. Yang penting punya HP, punya data, orang bisa main game-nya.”
Yota juga menyebutkan bahwa di Indonesia banyak game developer berbakat yang bisa turut meningkatkan industri esports tanah air.
“Game-game developernya juga super keren sih. Banyak seniman, banyak programmer lokal yang bagus-bagus skill-nya. Harapannya studio-studio Indonesia juga nanti makin gede sehingga makin banyak peluang yang terbuka.”
Yota juga memandang adanya gim buatan dalam negeri seperti Lokapala sebagai suatu perkembangan yang positif. “Dari segi fitur, visual dan lain sebagainya mungkin masih ada kurangnya, tapi bagusnya selalu ada peningkatan. Mereka mendengarkan masukan dan saran dari komunitas gamer dan itu yang terpenting.”
Dengan besarnya potensi perkembangan industri esports di Indonesia, tentunya hal ini juga membuka peluang karir di bidang esports yang besar pula. Mengenai perkembangan individu dan hal apa yang harus dijadikan fokus kalau ingin mengejar karir di bidang esports, Yota mengaku tidak bisa memberikan jawaban yang berlaku secara general karena saat ini memang kondisi di tiap daerah berbeda.
“Yang tinggal di Jakarta dan kota lain pasti beda, jadi nggak ada jawaban yang berlaku untuk semua. Kalau ada satu jawaban yang bisa bersifat general, menurut saya esports itu fokusnya di event, karena nggak ada event ya nggak ada esports. Jadi skill untuk mengatur event baik offline maupun online sangat penting untuk dikuasai. Setelah itu nanti bisa berkembang ke hal lain sampai menemukan yang paling cocok.”
Saat ini, Yota tengah menjalankan suatu proyek yang bertujuan untuk membantu orang-orang yang ingin berkarir di bidang esports. “Semakin banyak yang terbantu, berarti project ini semakin berhasil. Kalau banyak yang ikut bikin program semacam ini juga makin bagus. Nanti orang makin aware dengan industri esports ini tidak dari depan saja tapi dari belakang juga.”
Sebagai penutup, Yota mengajak pelaku industri untuk bersama-sama memajukan esports di tanah air. “Buat temen-temen industri atau komunitas, yuk kita majuin industrinya dengan hal-hal yang berdampak positif untuk jangka panjang,” ujarnya.
