Dampak Larangan PUBG Mobile Pada Esports India

1529
pubg mobile esports india
Credit: DNA India

Pada bulan Oktober kemarin, dunia esports dikejutkan dengan sebuah berita yang datang dari negara Bollywood. Salah satu judul esports populer di dunia, PUBG Mobile, dilarang untuk dimainkan di India.

Kabar tersebut sontak mengejutkan seluruh elemen dalam ekosistem esports. Padahal, kehadiran PUBG Mobile di negara tersebut tidak hanya sekedar menarik investasi asing, tetapi juga membuka jalan bagi pemangku kepentingan lokal dan menempatkan India dalam peta dunia esports.

Dengan PUBG Mobile yang memiliki lebih dari 33 juta pemain aktif setiap harinya, juga dengan hampir 200 juta unduhan dari negara India; sebenarnya kita mulai bisa menduga bahwa pelarangan ini justru membawa lebih banyak kerugian kepada pemerintah daripada perusahaan konglomerat asal China Tencent.

Di hari-hari awal pelarangan, Tencent memang mengalami kerugian hampir $34 miliar terutama dalam penilaian harga pasar. Hal ini didasarkan dari hilangnya potensi pendapatan di masa yang akan datang dari daerah tersebut.

Saat pelarangan tersebut diberlakukan, Tencent juga masih tetap menjadi game paling populer di India dalam hal penayangan esports.

Meskipun gagasan terkait penghapusan larangan ini sedang diperjuangkan, setidaknya ada sedikit harapan mengenai waktu pemberhentian larangannya dan jika ada, maka solusi bisa diperoleh.

Larangan tersebut sangat berdampak pada industri esports dan kurangnya informasi konkret ini akan meningkatkan sejumlah kekhawatiran bagi para penggiat esports.

Dampak larangan PUBG Mobile pada pemain dan tim esports India

PUBG Mobile adalah sang maestro dari ekosistem esports India yang berhasil menarik sponsor dari brand endemik maupun non-endemik.

Catatan: Sponsor endemik adalah sponsor yang memiliki produk atau layanan yang relevan dalam industri tersebut, sedangkan sponsor non-Endemik adalah sponsor yang produk atau jasanya tidak terkait secara langsung dengan pasar tetapi tetap mendapatkan keuntungan dari pemasaran tersebut.

Tim esports seperti Team SoloMid (bekerja sama dengan Entity Gaming), Fnatic, Nova Esports (bekerja sama dengan Godlike) dan Galaxy Racer, juga sudah mulai beroperasi di India.

Masuknya tim-tim ini ke dalam ekosistem memungkinkan pemain mencapai tingkat popularitas baru. Para atlet esports India pun segera memposisikan dirinya sebagai para pemain bintang esports terbesar demi mendapat eksposur di media sosial.

Namun, karena adanya pelarangan tersebut, Liga Profesional PUBG Mobile harus diadakan tanpa kehadiran tim India setelah keputusan dibuat untuk meniadakan India dari sirkuit global pada musim ini.

Hampir semua tim esports papan atas India berusaha merekrut pemain untuk musim mendatang, termasuk mempekerjakan pemain bintang dan mendirikan kamp pelatihan

Logo NODWIN Gaming | Esportsnesia.com | Melihat 3 Perusahaan yang Turut Mengembangkan Esports di India
via esportsintegrity.com

Dengan tidak adanya turnamen yang dinantikan, tim esports harus mengambil beberapa keputusan sulit mengenai bagaimana langkah ke depannya. Fnatic dan TSM-Entity belum membuat pernyataan resmi tentang situasi tersebut, namun mereka harus menyusun ulang strategi bagaimana mereka ingin beroperasi di India.

Beberapa tim India seperti Megastars telah melepaskan roster pemain mereka untuk mengurangi kerugian. Sementara yang lain, meski masih aktif, mungkin terpaksa harus mempertimbangkan pendekatan serupa jika keputusan tidak diambil di dalam waktu dekat.

Dampak larangan PUBG Mobile pada penyelenggara turnamen esports

Penyelenggara turnamen juga sangat mengandalkan PUBG Mobile sebagai salah satu sumber pendapatan utama mereka. NODWIN Gaming, penyelenggara mapan di India ini seharusnya bekerja sama dengan Tencent untuk memproduksi PUBG Mobile Pro League Musim 2, beserta siaran regional untuk turnamen internasional.

Penyelenggara lokal lainnya juga harus beradaptasi dengan melakukan perubahan besar. Beberapa nama seperti Villager Esports, Sky Sports, dan Esports Network sudah memiliki intellectual property PUBG Mobile dan bekerja dengan brand, sponsor, dan platform esports untuk menyelenggarakan turnamen secara resmi.

Beberapa pihak penyelenggara mencoba untuk beradaptasi ke platform PC, seperti VALORANT, namun sayangnya penayangan dari acara PUBG Mobile sendiri masih jauh lebih tinggi peminatnya.

Beberapa pihak yang lain juga turut membentuk forum diskusi dan menyemarakkan pembicaraan ini di media sosial, serta memohon kepada pihak berwenang agar pelarangannya dicabut.

Perkembangan Terkini

Meskipun pelarangan tersebut mengkhawatirkan, ada keyakinan bahwa PUBG Mobile tidak akan diblokir di negara tersebut. Perusahaan PUBG Mobile telah mengambil alih hak penerbitan dari Tencent dalam upaya untuk menjauhkan game tersebut dari pihak China.

Belakangan ini juga beredar rumor terkait keterlibatan Reliance Jio, sebuah perusahaan telekomunikasi India sebagai mitra untuk PUBG Mobile. Rumor serupa juga muncul mengenai Airtel.

Pada akhirnya, para penggiat esports PUBG Mobile untuk sementara waktu harus beradaptasi pada situasi “new normal” ini yang dipengaruhi oleh ketegangan hubungan politik antar China dengan India.

Banyak influencer dan kreator konten yang telah beralih ke permainan lain, seperti Call of Duty: Mobile, Free Fire, dan VALORANT. Hal ini tentu akan mengakibatkan turunnya minat gamer India terhadap PUBG Mobile dalam jangka panjang.


(Artikel ini pertama kali dipublikasikan dalam bahasa Inggris. Isi di dalamnya telah dimodifikasi oleh penulis sesuai dengan standar editorial Esportsnesia; Disunting oleh Satya Kevino; Sumber: Esports Insider)

banner iklan esportsnesia