Perkembangan trading card game di Indonesia sedang mengalami peningkatan beberapa tahun belakangan ini. Hal ini terlihat dari meningkatnya berbagai event dan turnamen yang diadakan di berbagai daerah di Indonesia.
Namun, sebelumnya, apa itu Trading Card Game? Trading Card Game (TCG) adalah sebuah permainan kartu koleksi bergambar yang umumnya dimainkan oleh 2 orang dengan tujuan mengalahkan lawan.
Selain digunakan untuk bermain, umumnya kartu TCG juga bisa dikoleksi dan diperjualbelikan atas nilai kelangkaannya. Aktivitas jual beli tersebut pun bisa dilakukan secara luring maupun daring baik itu di media sosial komunitas, seperti grup Facebook, maupun marketplace seperti Tokopedia.
Di Indonesia sendiri saat ini terdapat beberapa judul TCG yang aktif menyelenggarakan event dan memiliki basis penggemar (komunitas).
Salah satu event yang rutin diadakan tidak lain berupa turnamen/kompetisi, dan event untuk menarik minat orang awam untuk masuk ke dalam dunia TCG.
Mereka yang menyelenggarakan event ini tidak semata-mata hanya berasal dari inisiatif komunitas; tetapi juga dari pelaku usaha TCG seperti Local Game Shop (LGS) di mana para player TCG membeli kartu mereka, dan juga dari perusahaan yang menaungi produk trading card game mereka, seperti AKG Entertainment untuk Game Kartu Koleksi Pokemon.
Melihat perkembangan TCG di Indonesia yang tengah berkembang pasca pandemi Covid-19, tentu ada rasa penasaran yang terlintas di benak kita bagaimana sejarah TCG di Indonesia, khususnya di awal masa jauh sebelum ada pandemi?
Berikut ini adalah sejarah dari permainan trading card game dan perkembangannya di Indonesia.
Sejarah Awal Perkembangan Trading Card Game (TCG)
Permainan TCG pertama di dunia adalah Magic: the Gathering yang diciptakan oleh Dr. Richard Garfield, Ph.D bersama rekannya Peter Adkison pada tahun 1991.
Awalnya game ini diberikan nama Mana Clash yang pada saat itu digunakan untuk mematenkan permainan.
Saat diuji coba, banyak pemain yang menyebutkan Mana Clash dengan nama Magic. Akhirnya nama Mana Clash resmi diubah menjadi Magic: the Gathering setelah dibeli oleh perusahaan Wizard of the Coast dan didaftarkan hak ciptanya.
Kesuksesan dari permainan Magic the Gathering dapat kita lihat dari kesuksesan mereka dalam menjalankan turnamen “Pro Tour” di Amerika tepatnya di New York pada tanggal 17 Februari 1996 yang berhadiah uang dengan nominal $30,000.
Kesuksesan turnamen “Pro Tour” diliput oleh media televisi serta membuat Wizard of the Coast juga diakuisisi oleh Hasbro perusahaan mainan Amerika Serikat. Tentu hal ini memperbesar ketenaran dari permainan trading card game.
Kesuksesan yang dibawa oleh Magic the Gathering membuat permainan trading card game yang lain mulai bermunculan.
Salah satu permainan trading card game yang muncul adalah Pokemon Trading Card Game (PTCG) yang diluncurkan oleh Nintendo yang bekerja sama dengan Hasbro.
Pokemon Trading Card Game mengambil mekanik dari game Pokemon yang dibuat dalam bentuk mekanik TCG. Contohnya adalah mekanik pokeball yang digunakan untuk mencari kartu pokemon di dalam deck dan ditambahkan ke tangan.
Perkembangan Trading Card Game (TCG) Indonesia
Dilansir dari Mojo.IndoCCG, tahun 1999 permainan TCG mulai masuk ke pasar Indonesia. Permainan TCG ini masuk secara non-official sehingga permainan TCG hanya sebagai permainan komunitas saja.
Event yang diadakan pun dilakukan oleh komunitas lokal sehingga hadiah dari event tersebut semua dari komunitas.
Secara umum, permainan TCG masuk ke Indonesia dan menjadi terkenal karena adanya pilar pendukung dari anime, komik dan bahkan dari game TCG yang dimainkan di konsol.
Sebut saja seperti permainan TCG Yu-Gi-Oh! yang cukup populer di Indonesia karena dukungan dari anime, komik dan game konsolnya.
Tahun 2014 merupakan awal perjalanan permainan trading card game di Indonesia karena tahun ini muncul game digital TCG untuk berbagai perangkat gadget.
Permainan versi digital membuat masyarakat Indonesia mulai mengenal permainan trading card game (TCG) dan Collectible Card Game (CCG) seperti Hearthstone.
Komunitas-komunitas game digital saat itu sudah mulai terbentuk. Komunitas ini memakai beragam media sosial sebagai tempat komunitas seperti Discord.
Banyak kegiatan yang bisa dilakukan dalam komunitas ini seperti turnamen custom banlist, wadah berdiskusi dan lain sebagainya.
Di tahun 2014, beberapa judul TCG mulai mendapatkan status official dalam operasionalnya di Indonesia, contohnya Digimon Card Game, Pokemon Game Kartu Koleksi dan lain sebagainya.
Dalam operasionalnya, produk TCG tersebut dinaungi oleh perusahaan Indonesia seperti Pokemon yang dinaungi oleh PT. Anugerah Kreasi Gemilang (AKG).
Perkembangan trading card game di Indonesia yang awalnya dari non-official menjadi official tentu bisa tercapai berkat tingkat partisipasi dan antusiasme yang tinggi, serta ambisi dari para penggemarnya.
Ambisi? Ya, banyak dari para pemain TCG memiliki cita-cita untuk bisa menunjukkan kepiawaiannya dalam bermain di pentas kompetitif internasional. Sebut saja ajang Magic: The Gathering Pro Tour, dan Pokémon TCG World Championships.
Melanjutkan perkembangan game TCG yang sudah ada, para perusahaan TCG juga berusaha untuk menjangkau lebih banyak pemain dengan melakukan lokalisasi konten ke dalam Bahasa Indonesia.
Judul TCG yang melakukan hal ini adalah Game Kartu Koleksi Pokemon dan Cardfight!! Vanguard Bahasa.
Penggunaan Bahasa Indonesia dalam konten gim TCG ditujukan untuk mengembangkan target pasar TCG, yakin untuk merangkul segmen anak-anak.
Selain itu, dari sisi kolektor, penggunaan Bahasa Indonesia dalam kartu TCG ini juga menambah nilai kartu yang dicetak menjadi exclusive, khususnya di mata kolektor pasar internasional.
Meski TCG semakin besar, namun bukan berarti semua permainan trading card game bisa hidup di Indonesia. Misalnya Vandaria Wars yang awalnya merupakan trading card game pertama buatan Indonesia tahun 2006. Namun permainan TCG ini sudah ditinggalkan.
Perkembangan trading card game di Indonesia sempat terhambat karena efek dari pandemi Covid-19. Hal ini disebabkan oleh “gaya hidup baru” yang mengalami pembatasan aktivitas, sehingga para pemain tidak bisa berkumpul dan bermain di Local Game Shop (LGS).
Secara langsung, banyak LGS yang tidak dapat beroperasional dan pada akhirnya menutup aktivitas bisnisnya.
Hal ini juga berdampak pada berkurangnya aktivitas komunitas, serta banyak pemain yang pindah ke game digital CCG sebagai alternatif.
Faktor-faktor di atas menjadi penyebab kemunduran TCG di Indonesia.
Dengan usainya masa pandemi Covid-19, budaya TCG Indonesia masih berada dalam tahap pemulihan. Komunitas TCG yang tersebar di berbagai kota, mulai kembali aktif mengadakan event-event.
Turnamen-turnamen besar TCG juga sudah mulai dilaksanakan seperti turnamen Pokemon Championship Indonesia yang dilaksanakan pada 7 Mei 2022 sampai 4 Juni 2022.
Penerapan protokol kesehatan masih amat diperhatikan. Contohnya adalah dengan melakukan pengecekan suhu badan kepada para peserta yang ikut turnamen, serta menggunakan masker.
Bahkan, pihak-pihak yang terlibat dalam operasional TCG di Indonesia juga sempat menerbitkan “budaya” baru dalam bermain TCG, yakni dengan menciptakan protokol “cutting” deck berbasis instruksi, di mana tidak boleh ada orang lain yang boleh menyentuk deck selain pemiliknya demi mengurangi penularan Covid-19.
Dengan demikian, shuffling deck dilakukan berdasarkan instruksi yang diberikan oleh pemain lawan. Misalnya, jika ada aturan kartu yang mewajibkan pemain untuk melakukan shuffle, maka pemain lawan boleh meminta agar deck di-shuffle sendiri hingga ia mengatakan berhenti.
Setelah bertahan dari masa pandemi, maka tahun 2023 ini adalah tahun pembebasan untuk menebus kembali segala kenikmatan bermain yang sudah tertunda.
Turnamen-turnamen besar sudah banyak diselenggarakan untuk membangkitkan gairah komunitas, begitu juga dengan inisatif event dari komunitas yang turut menyambut kebangkitan TCG.
Permainan TCG yang official di Indonesia saat ini dan sering dijumpai pada report turnamen mingguan adalah: Yu-Gi-Oh!, Pokemon Game Kartu Koleksi, Weiss Schwarz, One Piece Card Game, Cardfight!! Vanguard, dan Digimon Card Game.
Umumnya kegiatan-kegiatan ini bisa dilihat pada akun media sosial komunitas TCG, sebut saja komunitas Pokemon TCG Medan, dan Dewata Pokemon TCG (Bali).