Matchfixing dan Cheat: Penghambat Pertumbuhan Esports

2878
Matchfixing dan Cheat: Penghambat Pertumbuhan Esports
Match-Fixing dan Cheat: Penghambat Pertumbuhan Esports

Meskipun prospek perkembangan esports di dunia berkembang dengan pesat, masih saja ada kendala-kendala yang justru menurunkan relevansi esports, seperti adanya fenomena matchfixing dan cheat.

Tidak jarang hal ini menjadi penyebab orang menganggap remeh esports di mata para penggemar olahraga dunia. Cheat dan Match-Fixing adalah faktor utama penghambat pertumbuhan industri esports.

Sebelumnya, match-fixing adalah suatu tindakan untuk menyetel terjadinya suatu skenario tertentu di dalam game agar hasil pertandingan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Umumnya dilakukan oleh player di antara tim yang bertanding.

Adapun hal yang diatur berupa hasil match winner, handicap, ataupun jumlah kill tertentu. Hal ini didukung dengan maraknya situs betting yang semakin menjamur, ditambah dengan kondisi finansial pemain itu sendiri; demi keuntungan sendiri ataupun keuntungan beberapa pihak. Tak jarang juga para manager tim yang bertanggung jawab atas kejadian ini.

Baru baru ini Valve menjatuhkan hukuman larangan bermain kepada pemain dari tim asal Tiongkok, ULrica- dan Rock.Young pada turnamen Dota 2 Professional League, Mars Dota 2 League, Starladder, serta H-Cup.

Larangan ini diberikan setelah banyaknya laporan dari viewer turnamen tersebut, dimana kedua tim tampak memberikan free kill kepada lawan dan juga sebaliknya. Bahkan caster di pertandingan tersebut juga menduga ada yang tidak beres pada match tersebut.

322 via Memepedia
322 via Memepedia

Valve mulai melakukan larangan bermain bagi pemain ataupun tim yang terbukti melakukan match-fixing untuk bertanding pada semua kompetisi Dota 2 yang dibuat Valve. Larangan bermain tersebut bisa berlaku untuk suatu jangka waktu tertentu atau yang paling berat adalah larangan bermain seumur hidup, seperti yang dialami oleh Elite Wolves serta MSI-EvoGT dan juga Mineski pada tahun 2016.

Namun ada juga pemain yang berhasil meloloskan diri dari regulasi Valve ini, yaitu Solo dari Virtus.pro. Bagi kamu yang sering melihat ‘meme 322‘, meme tersebut berasal dari VP.Solo, dimana dia bertaruh 100 Dolar pada match yang memiliki odds 3,22 agar dia mendapat 322 Dolar. Sampai saat ini meme 322 dipakai apabila ada kejadian yang terindikasi dengan throw/intentional feeding.

Selain match-fixing, faktor terbesar lainnya adalah kehadiran cheat pada game. Cheat digunakan sebagai jalan pintas untuk mencapai objective secara tidak fair. Pada DotA 2 terdapat camera view cheat, dimana player memiliki jangkauan kamera yang lebih luas sehingga bisa melihat musuh dari jarak yang jauh.

Juga terdapat auto-combo cheat, untuk membantu eksekusi combo skill Skywrath dan Invoker. Game dari genre FPS CS:GO juga tidak luput dari kehadiran cheat, seperti auto-aim cheat, wall-hack (dapat melihat musuh di ballik tembok).

Dengan adanya cheat, ini akan menjadi faktor terbesar terhadap penurunan citra dan reputasi esports di mata dunia. Pemakaian cheat juga mengindikasikan kurangnya kemampuan pemain, tidak menghormati pemain lain serta suatu bentuk penghinaan terhadap game itu sendiri. Valve bekerja keras dengan membuat sistem anti-cheat, namun masih banyak cheat yang beredar.

Solusi yang bisa ditawarkan terhadap fenomena yang merusak esports, salah satunya adalah dengan mengedukasi publik, khususnya mereka yang terlibat di industri esports. Mengedukasi bahwa nilai utama dari esports adalah berkompetisi.

Sama halnya dengan cabang olahraga tradisional lain, suatu pertandingan olahraga dibuat untuk dapat menghibur para penontonnya dengan kemampuan dan trik-trik yang memukau.

Jika ternyata pertandingan tersebut gagal memenuhi apa yang diharapkan (permainan sportif yang memamerkan kemampuan tingkat tinggi), maka pasar berpotensi untuk meninggalkannya karena tidak memberikan nilai yang diharapkan; dimana jika hal ini terjadi terus-menerus, tentu akan merugikan semua pihak yang berkecimpung di industri esports.

Masa depan esports adalah milik kita bersama dan sudah selayaknya bagi kita yang menikmati industri ini untuk menjaganya. Perlu ditekankan bahwa match-fixing ataupun cheat adalah sebuah solusi jangka pendek bagi kalangan tertentu yang akan menyebabkan suatu permasalahan jangka panjang.

Semoga setelah Anda membaca tulisan ini, Anda tidak tergoda untuk melakukan matchfixing dan cheat agar industri esports dapat semakin maju.

banner iklan esportsnesia