Apakah Streamer Esports Bagian dari Ekosistem Esports?

2499
Menjawab Apakah Streamer Bagian dari Esports
via blog.annemunition.tv

Streamer Esports – Era perkembangan teknologi telah membawa peradaban umat manusia menuju sebuah kebudayaan baru. Perpaduan antara dunia entertainment dan olahraga telah melahirkan sebuah dunia baru, yaitu esports.

Esports sendiri, berkat pertumbuhannya yang pesat, telah turut menciptakan sebuah ekosistem sendiri. Ekosistem ini diisi oleh berbagai jenis disiplin dan saling terhubung satu sama lain.

Game developer, game publisher, atlet esports, event organizer, dan streamer adalah 5 dari banyak pihak yang posisinya memiliki relevansi di industri esports.

Namun, di tengah hijaunya industri ini, terdapat sebuah polemik apakah streamer dapat diperhitungkan sebagai bagian dari esports?

Saat ini, streamer Twitch dengan follower terbanyak di dunia yaitu Tyler “Ninja” Blevins dengan tag esports di bawah namanya, sedang disbanding-bandingkan dengan atlet masyhur seperti Christiano Ronaldo dan LeBron James.

Pemain dan streamer Fortnite ini pun berada di daftar yang sama dengan Lionel Messi dan Shaq. Bagi para gamer yang sedang mencari validasi dari komunitas non-gaming, fenomena ini adalah sebuah momentum besar.

Tyler “Ninja” Blevins via The Esports Observer
Tyler “Ninja” Blevins via The Esports Observer

Tyler Blevins, salah satu streamer esports, kini telah berada dalam daftar yang sama dengan beberapa tokoh olahraga paling penting sepanjang masa.

Streamer bukanlah bagian dari esports

Akan tetapi, kebahagiaan tidak berlangsung lama, ketika ada argumentasi lain yang menyatakan bahwa streamer bukanlah esports.

Meskipun Ninja memiliki latar belakang dalam permainan Halo 3 yang kompetitif dan keterampilan umum yang memadai dalam permainan apa pun yang ia mainkan, masih ada sebagian orang yang tidak menganggap Ninja sebagai bagian dari esports.

Salah satu poin kuat untuk klaim tersebut adalah bahwa dia tidak bermain di acara esports, hanya melakukan streaming untuk dirinya sendiri di Twitch dan bermain game dalam suasana yang lebih “santai”.

Ninja juga tidak berpartisipasi dalam turnamen. Dia belum berkompetisi untuk Luminosity Gaming — organisasi esports yang mendukungnya dalam jangka waktu yang lama. Dia hanya melakukan streaming.

Tapi, sesungguhnya streamer adalah bagian dari ekosistem esports

Streaming dan esports adalah tren populer selama beberapa tahun terakhir. Pertumbuhannya pada era yang sama membuat pembeda streamer dan esports menjadi semakin kabur.

Mantan atlet profesional League of Legends, Michael “imaqtpie” Santana memindahkan popularitasnya ke dunia streaming dan kemudian bermain bersama dengan streamer, seperti Tyler “Tyler1” Steinkamp. Seringkali, mereka nantinya digabungkan dalam sebuah game bersama pemain pro saat ini seperti Zachary “Sneaky” Scuderi dari Cloud9.

Bagi kebanyakan penonton, mereka bertiga adalah satu kesatuan dan sama. Jika mereka merasa bahwa mereka menikmati menonton Sneaky melalui channel Tyler1, maka besar kemungkinan mereka untuk mengikuti saluran Cloud9.

Dari sana, para penonton mungkin akan mencari tahu apa yang dilakukan Cloud9 di balik panggung League of Legends Championship Series Amerika Utara. Dan dari sana juga, mereka akhirnya bisa menjadi penggemar esports.

League of Legends Championship Series Amerika Utara
via YouTube (@LoL Esports)

Melalui siklus seperti itulah Ninja masuk terhitung sebagai bagian dari ekosistem esports. Dia adalah streamer paling populer dari game terpopuler (berdasarkan jumlah penonton Twitch) di dunia. Pengaruhnya sangat besar terutama pada penonton yang lebih muda.

Sementara itu, genre battle royale pun sedang mencoba untuk mendapatkan posisinya dalam lingkup kompetitif esports. Liga Pro H1Z1 baru saja dimulai tahun ini. Sementara itu PUBG telah memulai liga turnamennya sendiri dengan total hadiah 2 juta dolar.

Di saat dunia sedang menunggu langkah selanjutnya dari Epic, pihak developer Fortnite, Ninja maju dan mengatur acara Fortnite miliknya sendiri di Esports Arena di Las Vegas yang dengan segera memecahkan rekor untuk penonton streamer tunggal.

Tidak hanya itu, Ninja juga menjadi satu-satunya streamer yang bermain bersama rapper Drake di bulan Maret. Dengan lebih dari 667K penonton dalam satu saluran (pada April 2018), turnamen yang dibuat oleh inisiatif Ninja merupakan salah satu acara esports terbesar tahun ini.

Hal ini menjadi tanda bahwa, mungkin, judul esports yang bertema battle royale dapat menemukan audiens esports, terutama jika nama-nama besar di dunia streaming ikut dilibatkan.

Fenomena ini menjadi pembuktian bahwa streamer yang tidak memainkan game mereka di sirkuit profesional memiliki pengaruh atas esports. Mereka dapat mempengaruhi para penontonnya, meskipun tidak memainkannya di panggung profesional.

Tidak hanya itu, Ninja juga menjadi satu-satunya streamer yang bermain bersama rapper Drake di bulan Maret. Dengan lebih dari 667K penonton dalam satu saluran (pada April 2018), turnamen yang dibuat oleh inisiatif Ninja merupakan salah satu acara esports terbesar tahun ini.
via Gaming Editorial

Para streamer turut berpengaruh dalam industri esports dan beberapa streamer memiliki pengaruh yang lebih dari yang lain. Kebanyakan streamer cenderung tidak memiliki koneksi ke atmosfer kompetitif esports, dan dengan demikian sedikit dari mereka yang memiliki pengaruh terhadap ruang esports.

Ketika mempertimbangkan apa yang “termasuk” dan “tidak termasuk” esports, ekosistem ini sudah sepatutnya mulai berpikir secara holistik. Kita tidak boleh mengabaikan peranan streamer yang tidak memiliki prestasi di turnamen namun mampu mendatangkan sejumlah penonton ke permainan.

Esports, selaku industri yang sedang bertumbuh, tentu sangat membutuhkan streamer. Dengan mengasingkan streamer dari lanskap esports, tentunya perkembangan esports sendiri yang akan dirugikan.

(Disadur dari The Esports Observer; Disunting oleh Satya Kevino)

banner iklan esportsnesia