Review RE Village: Kembali Menjadi Game Action-Oriented yang Fun

1760
review re village

Review RE Village – Bagi para pencinta game bertema survival horror, sepertinya nama Resident Evil tidak akan terdengar asing. Waralaba yang telah mengudara sejak 1996 ini telah menghasilkan berbagai gim dengan fanbase besar seantero dunia.

Untuk menyambut 25 tahun franchise tersebut, Capcom selaku developer dan publisher ini merilis judul terbaru, yakni Resident Evil Village, atau disingkat dengan RE Village.

RE Village sendiri merupakan judul kedelapan dalam seri Resident Evil yang pertama kali diperkenalkan dalam Resident Evil Showcase, melanjutkan kisah yang diusung semenjak Resident Evil 7: Biohazard yang dirilis 2017 lalu.

Gim tersebut bisa gamer nikmati di berbagai platform, baik yang current-gen seperti PlayStation 5 dan Xbox Series X/S, sampai ke yang last-gen seperti PlayStation 4 dan Xbox One. Seperti para pendahulunya, game ini juga dapat dicicipi di PC, yang bisa dibeli via Steam.

Review RE Village – Story

re village story

Resident Evil Village sendiri mengambil waktu kurang lebih tiga tahun setelah kejadian dalam kediaman Baker di Dulvey, Louisiana. Dalam game ini, pemain akan melihat cerita dari sisi Ethan Winters, protagonis yang sebelumnya player mainkan di Resident Evil 7: Biohazard.

Akan tetapi, kehidupan Ethan dan Mia yang damai setelah enam bulan kehadiran Rose, anak bayi mereka, tiba-tiba terusik karena Chris dan pasukannya yang membunuh Mia di depan matanya.

Belum lagi dengan Rose yang kemudian diculik dan membawanya ke satu desa terpencil, membuatnya harus menghadapi bahaya yang serupa demi menyelamatkan sang anak semata wayang.

Seperti seri-seri sebelumnya, RE Village ini juga berjalan sangat linear, di mana pemain akan diarahkan untuk melakukan deretan objective demi mendapatkan Rose kembali. Akan tetapi, ke-linear-an darinya didukung dengan beberapa hal yang membuat lore di dalamnya jadi lebih menarik.

Salah satunya adalah kemunculan ragam reference dari seri-seri sebelumnya. Deretan hal tersebut membuat seri kedelapan dari Resident Evil ini menjadi lebih terhubung dengan mainline franchise. Beberapa referensi tersebut bahkan diungkapkan dengan cara yang menarik, sehingga bisa jadi fanservice bagi para fans lama.

Selain itu, ada berbagai deretan fakta menarik yang bisa didapatkan melalui eksplorasi, baik di satu boss-related area serta di desa itu sendiri. Apabila player ingin memperkaya hal-hal yang mendukung storyline dari Resident Evil Village ini, melakukan eksplorasi adalah satu hal yang wajib dilakukan.

Review RE Village – Gameplay

re village gameplay

Segi gameplay dari RE Village bisa dibilang merupakan fusion antara Resident Evil 7 dengan Resident Evil 4. Pernyataan seperti ini hadir karena penggunaan first-person perspective yang dibuat lebih action-oriented, tidak seperti prekuelnya di 2017 yang condong horror-oriented.

Oleh karena aspek action-oriented tersebut, Ethan mendapatkan ragam buff yang membuatnya lebih kuat dibanding Resident Evil 7, salah satunya weapon handling yang lebih baik. Belum lagi dengan hadirnya dua mekanisme baru di dalamnya, seperti guard dan counter.

Guard dalam RE Village memungkinkan pemain untuk bertahan dari serangan berbagai musuh, baik yang lesser sampai ke boss sekali pun. Di samping itu, ada counter yang bisa dilakukan apabila player melakukan guard secara sempurna, yang sangat efektif untuk menghadapi berbagai musuh lesser, seperti Lycan.

Elemen puzzle-solving yang prominent dalam seri Resident Evil juga kembali dalam Village. Akan tetapi, kehadiran puzzle di sini terasa lebih mudah karena clue yang diberikan pada teka-teki yang tersebar dalam game seakan sudah disediakan di dekatnya. Bisa dibilang, puzzle yang disajikan tidak lebih challenging dibanding musuh-musuh yang hadir di dalamnya.

Upgrade besar yang diberikan RE Village adalah kehadiran enemy type yang lebih luas. Berbeda dengan Resident Evil 7 yang hanya berfokus pada musuh Molded, Village memberikan Lycan dan makhluk menyerupai zombie sebagai lesser demon yang harus dihadapi.

Tidak hanya itu, musuh-musuh tersebut juga hadir dengan ragam ukuran dan attack pattern yang beragam, membuat player harus pintar-pintar mengatur penggunaan senjata.

Layaknya Resident Evil 4Resident Evil Village kembali pula dengan sistem item management menggunakan semacam case. Di dalamnya, pemain dapat mengatur berbagai perlengkapan yang dimiliki supaya item yang didapatkan bisa termuat seutuhnya.

Review RE Village – Boss Battle

re village boss battle

Seperti berbagai pendahulunya, ada beberapa boss battle yang perlu dijalankan oleh player pada Resident Evil Village ini. Akan tetapi, berbeda dengan Resident Evil 7 yang memiliki tiga boss sebelum menghadapi final boss, game terbaru ini akan membawa pemain pada empat boss sebelum akhirnya menghadapi boss terakhir.

Setiap boss memiliki areanya masing-masing dengan nuansa yang berbeda satu sama lain. Walau empat boss tersebut memberikan kesan unique, rasa yang diterima oleh player bisa jadi jomplang karena terasa tidak in-line satu sama lain.

Sebagai contoh, untuk menyelesaikan area boss pertama dan keempat bisa menghabiskan waktu masing-masing dua jam, sedangkan di dua boss lainnya hanya memerlukan waktu separuhnya saja per segmen.

Tidak hanya itu, boss battle-nya pun terasa sangat monoton dan seakan memaksa player untuk spam ammo ketika weakness dari masing-masing boss sudah terekspos, kecuali pada segmen Beneviento yang sama sekali tidak menggunakan persenjataan. Rasa monoton ini tidak akan hilang, meski sudah didukung dengan attack pattern yang unik.

Review RE Village – Exploration

re village exploration

Untuk menambah play time dari RE Village, Capcom menggelontorkan aspek eksplorasi yang bisa dibilang lebih broad dibanding para pendahulunya. Hal ini memungkinkan karena kehadiran desanya yang memberikan deretan collectible untuk menunjang gameplay.

Opsi eksplorasi yang diberikan juga cukup beragam, seperti memburu hewan, memasuki rumah kosong, sampai ke menelusuri tempat-tempat yang sebelumnya belum bisa terjamah. Bisa dibilang, aspek ini yang membuat satu playthrough bisa berlangsung lebih lama, terutama bagi para pemain yang completionist.

Eksplorasi ini juga membuat pemain dapat melakukan backtrack. Akan tetapi, backtrack ini tidak dapat dilakukan pada boss-related area, seperti Castle Dimitrescu yang secara ajaib tidak bisa diakses kembali setelah menjalani boss fight.

Review RE Village – Merchant

re village merchant

Hal menarik yang diperkenalkan pada Resident Evil 4 adalah kemunculan Merchant yang membuat player bisa melakukan transaksi untuk inventory. Akan tetapi, ia tidak kembali di seri kelima sampai ketujuh, dan baru diperkenalkan kembali dalam RE Village ini.

Lain halnya dengan RE4, Resident Evil Village memberikan persona baru bagi sang Merchant, yang kali ini dinamakan The Duke. Ia di sini akan menjadi tempat perhentian pemain untuk melakukan berbagai transaksi, seperti jual beli perlengkapan, upgrade senjata, sampai ke memasak yang dapat meningkatkan player attribute kala gameplay.

Bisa dibilang, The Duke ini adalah tempat pemain untuk menghabiskan Lei (currency dalam game ini) yang telah dikumpulkan selama bermain.

Selain itu, The Duke ini juga sedikit besar menunjang penceritaan yang diusung dalam RE Village. Dalam beberapa kesempatan, ia memiliki interaksi dengan Ethan untuk memberikan beragam info mengenai apa yang sebenarnya terjadi di desa tersebut.

Setidaknya The Duke terasa sedikit lebih hidup, meski kehadirannya dalam cerita sebenarnya tidaklah terlalu penting.

Review RE Village – Hardware

re village technical

Dari segi technical, RE Village ini mampu tampil menawan. Yang paling terlihat adalah penggunaan RE Engine pada berbagai game terbaru rilisan Capcom yang sudah digunakan sejak Resident Evil 7. Penggunaan game engine ini membuat graphics quality dari gim terbaru Resident Evil tersebut jadi lebih menawan, terutama bila dinikmati pada PC dengan spesifikasi tinggi.

Sebagai catatan, ulasan Resident Evil Village ini dijalankan pada laptop dengan prosesor Intel Core i5-9300H, GPU NVidia GeForce GTX 1650 dengan VRAM 4GB, serta menggunakan RAM DDR4 16GB, yang lebih dekat ke minimum requirements dari game tersebut.

Walau begitu, visual yang ditampilkan bisa tetap cantik dan dapat berjalan dengan FPS konstan pada 50-60fps, meski di beberapa area masih ditemui frame drop hingga mencapai 30fps.

Review RE Village – Verdict

re village verdict

Akhir kata, RE Village ini merupakan game dalam mainline Resident Evil yang kembali berorientasi pada laga seperti Resident Evil 4 sampai Resident Evil 6. Akan tetapi, penggunaan first-person perspective seperti Resident Evil 7 membuatnya sedikit berbeda, meski di beberapa kesempatan menjadi semakin jauh dari franchise survival-horror kenamaan tersebut.

banner iklan esportsnesia