Spekulasi di kalangan gamers akan kebangkitan kembali Flappy Bird akhirnya terkonfirmasi. Setelah 10 tahun menghilang, game mobile Flappy Bird diluncurkan kembali sebagai aplikasi mini di platform Telegram berbasis blockchain dari The Open Network (TON).
Kembalinya Flappy Bird dilakukan melalui kerja sama Flappy Bird Foundation dengan Notcoin, game Telegram tap-to-earn yang mulai tenar awal tahun ini.
Notcoin dianggap sebagai mitra penerbitan yang cocok untuk Flappy Bird kripto karena dapat membantu memperkenalkan game tersebut ke ekosistem TON melalui jutaan pemainnya.
Peluncuran Flappy Bird di Telegram dimulai pada hari Senin melalui event “Flap-a-TON”, yang dideskripsikan sebagai “event mining gratis”.
Event ini memadukan gameplay klasik Flappy Bird dengan inovasi Web3. Namun, tidak semua pihak menyambut gembira kabar kembalinya game legendaris ini.
Kontroversi Flappy Bird Kripto
Peluncuran Flappy Bird Telegram menuai kontroversi sejak desas-desus pivot ke versi kripto tersebar. Game versi web menyebutkan token FLAP di blockchain Telegram dengan opsi staking dan pembagian airdrop gratis.
Website Flappy Bird juga sempat menyebutkan token Solana. Meski demikian, secara resmi Flappy Bird Foundation baru mengumumkan rencana integrasi TON. Masih belum jelas apakah integrasi Solana masih direncanakan untuk masa mendatang atau ditinggalkan sepenuhnya.
Meski bertujuan untuk membentuk ekosistem yang lebih menguntungkan bagi gamers, game Blockchain dan kripto masing sering dipandang miring oleh para gamers tradisional. Gamers menganggap integrasi game ke blockchain tidak membuat game tersebut lebih menyenangkan.
Alih-alih, terdapat kemungkinan game blockchain justru membatasi akses berdasarkan kepemilikan aset. Selain itu, akan ada tambahan mikro transaksi in-game terkait kepemilikan NFT.
Flappy Bird Foundation sendiri dinaungi oleh Gametech Holdings LLC, pengembang game blockchain yang memiliki Deez Nuts NFT.
Melihat latar belakang perusahaan tersebut, banyak gamers yang kecewa dan menyebut perilisan Flappy Bird kripto sebagai scam dengan memanfaatkan nostalgia penggemarnya.
Menghilangnya Flappy Bird
Pada tahun 2014, game developer indie Dong Nguyen berhasil menyita perhatian dunia dengan meluncurkan game mobile Flappy Bird.
Dalam waktu singkat, game buatannya berhasil di-download sampai lebih dari 50 juta kali, menduduki jajaran top charts di 100 negara, dan meraup keuntungan sampai 50 ribu dollar per hari.
Kesuksesan tersebut tampaknya tidak membuat Nguyen senang. Gameplay yang adiktif membuat banyak pemain kecanduan untuk terus bermain. Menurut Nguyen selaku kreator, hal tersebut membuatnya merasa bersalah dan tidak tenang.
Melalui akun Twitter-nya, Nguyen menyatakan “Saya bisa bilang Flappy Bird merupakan sebuah kesuksesan bagi saya. Tetapi hal tersebut merusak kehidupan saya yang sederhana. Sekarang saya membencinya.” Setelah memberikan pernyataan tersebut, Nguyen menghapus Flappy Bird dari App Store.
Keputusan ini malah membuat minat gamers akan Flappy Bird semakin menggila. Bahkan device yang masih meng-install Flappy Bird ramai diburu dan bisa laku terjual dengan harga mencapai 90 ribu dollar.
Sejak saat itu, kita banyak menemukan versi knock-off Flappy Bird termasuk tiruan versi kriptonya yaitu FlappyNano. Meski gameplay-nya memiliki banyak kemiripan, game-game tiruan ini tetap tidak bisa menggantikan versi asli Flappy Bird.
Kreator Asli Tidak Terlibat Project Flappy Bird Kripto
Sebelumnya, publik dibuat penasaran atas langkah Dong Nguyen menjual merek dagang game buatannya.
Belakangan, klarifikasi dari Dong Nguyen menguak fakta bahwa dirinya tidak terlibat sama sekali dengan project Flappy Bird kripto.
Melalui postingan di X (Twitter), Nguyen mengonfirmasi bahwa dia tidak ikut mengerjakan Flappy Bird kripto dan tidak menjual haknya. “Saya juga tidak mendukung kripto,” tegas Nguyen dalam tweet yang telah dilihat jutaan kali.
Pada tanggal 29 September 2023, Gametech Holdings LLC mengajukan sengketa merek dagang terhadap pencipta asli Flappy Bird, Dong Nguyen. Kantor Paten dan Merek Dagang AS memenangkan gugatan tersebut dan memberikan hak dagang kepada Gametech Holdings LLC karena Nguyen tidak memperpanjang copyright yang telah kadaluarsa.
Proses pengambil alihan copyright ini juga dinilai tidak etis karena tidak melibatkan kreator asli.
Gametech Holdings LLC juga diduga mendapatkan copyright secara gratis sementara Nguyen sebagai kreator asli tidak mendapatkan apa-apa.
Hal ini menambah citra buruk pada Flappy Bird Kripto yang rencananya akan rilis di App Store di tahun 2025 mendatang.
Flappy Bird Kripto Memang Membidik Market NFT?
Saat mengabarkan kembalinya game yang sempat viral ini, Flappy Bird Foundation menjanjikan pembaruan dari versi terdahulu. Pembaruan ini termasuk game mode, karakter, progression, hingga tantangan multiplayer.
Pembaruan-pembaruan ini terlihat dilakukan untuk memberikan experience yang lebih menyenangkan bagi gamers.
Meski demikian, pilihan untuk melakukan initial launch di Telegram memberikan kesan bahwa Flappy Bird versi terbaru ini memang membidik market kripto dan NFT.
Seperti dilansir dari Decrypt, juru bicara Flappy Bird Foundation menyatakan “Dengan meluncurkan Flappy Bird di Telegram terlebih dahulu, kami dapat terhubung dengan audiens yang tertarik dengan game dan integrasi blockchain.
Menggabungkan dukungan kuat dari komunitas TON dengan infrastruktur yang ada di Telegram telah secara efektif memberi kami landasan ideal untuk Flappy Bird.”
Pihak Flappy Bird Foundation berpendapat bahwa integrasi kripto dilakukan sebagai inovasi dengan tetap mempertahankan warisan Flappy Bird versi Web2.
Mereka menyebut Flappy Bird akan tetap menjadi game yang bisa dimainkan secara gratis, tapi tidak menyangkal intensi untuk mengintegrasikan TON di versi update yang akan datang.
“Notcoin memiliki koneksi mendalam dengan komunitas game di TON, dan bermitra dengan mereka memungkinkan kami menghormati warisan Flappy Bird dari akar Web2-nya sambil berekspansi ke bidang inovasi baru,” tegas juru bicara Flappy Bird Foundation.
Ekosistem game kripto TON memang mengalami pertumbuhan eksplosif sepanjang tahun 2024, sebagian besar melalui game tap-to-earn. Hamster Kombat, misalnya, mengklaim telah mengumpulkan lebih dari 300 juta pemain yang meningkatkan pertukaran kripto virtual mereka dengan harapan mendapatkan hadiah token.
Notcoin sebagai penggerak pertama tren ini, mengumpulkan 35 juta pemain dari bulan Januari sampai Maret. Notcoin akhirnya meluncurkan token dengan kapitalisasi pasar mencapai $2,97 miliar.
Capaian ini menjadikan Notcoin sebagai token game kripto terbesar pada saat peluncuran tahun ini. Hamster Kombat dan game Telegram populer lainnya Catizen dan Rocky Rabbit juga berencana untuk meluncurkan token mereka sendiri pada akhir bulan.