Tahun 2023 menjadi tahun yang cukup signifikan dalam ekosistem esports perempuan. Menurut data dari Esports Charts, total watch time siaran esports wanita mencapai 28 juta jam di tahun tersebut.
Puncak penayangan (peak viewership) esports perempuan juga mengalami lonjakan mencapai lebih dari 198%, dari 392.400 (2022) menjadi 1,37 juta penonton puncak (peak viewers).
Capaian ini tak lepas dari peran aktif berbagai pihak termasuk game developer dan penyelenggara event yang berkomitmen untuk meningkatkan partisipasi perempuan di skena esports.
Perempuan di Industri Esports
Untuk menilai peningkatan partisipasi perempuan di esports, terlebih dahulu kita harus memisahkannya dari gamer kasual dan live streamers.
Seperti kita ketahui, gamer perempuan yang memainkan game secara kasual (tidak berkompetisi profesional) jumlahnya cukup banyak dan hampir sebanding dengan gamers laki-laki.
Sebagai contoh, statistik di Jerman menampilkan data dari total gamers aktif, 48%nya adalah perempuan dan 52% laki-laki.
Angka serupa juga ditemukan ketika menelusuri data distribusi video game di Amerika Serikat.
Sementara itu, ekosistem gamers yang melakukan live streaming lebih berfokus pada hiburan dan interaksi komunitas.
Di ranah ini juga banyak gamers perempuan yang berhasil membangun karir sukses seperti Pokimane dan .
Sebaliknya, istilah “esports” mewakili sisi profesional industri video game di mana pemain individu maupun tim bersaing satu sama lain di tingkat regional, nasional, dan internasional.
Level profesionalitas dalam esports juga bisa disandingkan dengan atlet profesional di olahraga tradisional.
Berkebalikan dengan gamers kasual, keterlibatan gamers perempuan dalam kompetisi esports profesional terlihat lebih sedikit dibanding laki-laki.
Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti lingkungan esports yang diskriminatif, adanya bullying, sampai seksisme dan pelecehan yang diterima pro player perempuan.
Meningkatkan Partisipasi Perempuan di Esports
Kurangnya partisipasi perempuan di esports tentunya tidak luput dari perhatian para stakeholder di industri ini.
Upaya untuk meningkatkan partisipasi gamers perempuan pun dilakukan melalui berbagai langkah seperti mengadakan turnamen esports khusus perempuan.
ESL Gaming, salah satu perusahaan esports terbesar di dunia, misalnya, meluncurkan liga perempuan “Counter Strike: Global Offensive” secara terpisah di tahun 2021.
Di Jerman, Deutsche Telekom, SK Gaming, dan yayasan pemain esports nirlaba (not-for-profit esports player foundation) mendirikan “Equal Esports Initiative” yang memperkenalkan “Equal Esports Cup” pada tahun 2023.
Di Indonesia, Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI) juga mendorong atlet perempuan untuk berpartisipasi lebih aktif di kompetisi esports.
Upaya untuk meningkatkan kontribusi perempuan di esports Indonesia dilakukan dengan memberikan dukungan dan melibatkan atlet perempuan di turnamen-turnamen besar.
Selain itu, PBESI juga menekankan pentingnya kerja sama dengan berbagai pihak terkait untuk menciptakan ekosistem esports perempuan yang sehat dan inklusif.
Ekosistem Esports Perempuan Paling Populer
Selain dukungan dari pelaku industri dan pemangku kebijakan, ekosistem masing-masing game sendiri memiliki peran besar dalam perkembangan ekosistem esports perempuan.
Berikut ini beberapa game dengan ekosistem esports perempuan paling populer:
1. Mobile Legends: Bang Bang
Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) merupakan game MOBA yang sangat populer terutama di pasar Asia Tenggara.
MLBB juga dikenal sebagai game dengan ekosistem esports perempuan terbesar hingga saat ini.
Turnamen MLBB wanita di SEA Games ke-32 tahun 2023 disebut sebagai acara esports wanita yang paling banyak ditonton sepanjang masa, dengan puncak penayangan mencapai 1,37 juta penonton.
Di SEA Games 2023, ekosistem esports perempuan juga mendapat sorotan karena Mobile Legends: Bang Bang menampilkan kategori wanita di ajang tersebut.
Perlu dicatat bahwa esports di SEA Games masuk kategori medali resmi bersama olahraga tradisional lainnya.
2. Valorant
Valorant juga menjadi game yang memiliki ekosistem esports perempuan terbesar dalam jajaran ini.
Hal ini didukung oleh komitmen penerbit Riot Games yang gerak cepat menerapkan berbagai upaya untuk menciptakan ekosistem esports yang lebih inklusif.
Riot Games menunjukkan kesungguhannya atas niat ini dengan menggelar VCT Game Changers initiative.
Acara inklusif Valorant yang dipimpin oleh perempuan ini diadakan pada 2021, kurang dari satu tahun setelah peluncuran Valorant versi beta.
Ditilik dari jumlah penonton puncak, dua Kejuaraan Dunia Game Changers pada tahun 2022 dan 2023 masing-masing telah mengumpulkan 239,334 dan 293,993 penonton.
Hal ini tidak diragukan lagi menjadikan Valorant sebagai salah satu game dengan ekosistem esports perempuan paling populer.
3. Counter-Strike
Salah satu game first-person-shooter (FPS) paling populer dalam industri esports, Counter-Strike telah mengembangkan pondasi yang kokoh untuk pemain perempuan.
Hal ini bisa dilihat dari gelaran turnamen inklusif seperti ESL Impact dan IESF Female World Esports Championships.
Menurut Esports Charts, CS:GO mengalokasikan 23,4% dari total hadiah untuk ekosistem esports perempuan pada tahun 2023.
IESF Female World Esports Championships 2024 akan memiliki prize pool sebesar 160 ribu dollar. Sementara itu, ESL Impact season 5 dan 6 masing-masing menawarkan prize pool sebesar 123 ribu dollar.
Komitmen ini bisa menjadi landasan bagi atlet esports perempuan untuk meraih pendapatan yang lebih tinggi.
4. Fortnite
Diterbitkan oleh Epic Games, Fortnite adalah salah satu game battle royale terkemuka di dunia.
Selain program-program in-game di Fortnite, pelaku industri esports seperti Gen.G, eFuse, dan Raidiant telah meluncurkan berbagai proyek untuk mengembangkan ekosistem esports Fortnite perempuan .
Pada tahun 2024, perusahaan susu Gonna Need Milk mengadakan The Milk Cup, sebuah turnamen esports perempuan dengan prize pool senilai 250 ribu dollar.
Kejuaraan ini diikuti 400 pemain Fortnite perempuan dari seluruh Amerika Serikat.
Hingga artikel ini terbit, The Milk Cup masih merupakan kompetisi Fortnite perempuan dengan prize pool terbesar yang pernah ada.
5. Rocket League
Developer Psyonix berupaya keras untuk memajukan ekosistem esports perempuan Rocket League.
Show match Rocket League perempuan di Olympic Esports Week 2023 merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk melibatkan lebih banyak gamers perempuan di kompetisi profesional.
Developer juga mendukung turnamen Women In Rocket League (WIRL) dan Ally Women’s Open pada tahun 2023 dengan menyediakan hadiah sebesar 10 ribu dollar.
Porsi prize pool untuk Rocket League perempuan juga tampaknya meningkat dengan berbagai acara yang digelar pada tahun 2024.
Besarnya ekosistem esports perempuan di Rocket League menarik minat berbagai kalangan seperti Ally Financial dan BLAST untuk mendukung turnamen RL perempuan.
Perkembangan ekosistem esports perempuan Rocket League juga tidak lepas dari peran aktif komunitas esports kampus.
Pada tahun 2023, West Virginia University mengumumkan tim Rocket League perempuan mereka.
Partisipasi aktif pemain perempuan dari berbagai level ini mengukuhkan Rocket League sebagai salah satu game dengan ekosistem esports perempuan terbesar di dunia.
Itu tadi 5 game dengan ekosistem esports perempuan paling besar di seluruh dunia. Ke depannya, diharapkan lebih banyak gamers perempuan yang berperan aktif di esports.
Sepakat dengan PBESI dan stakeholder lain, kerja sama berbagai pihak memang diperlukan untuk mencapai impian bersama ini.
Menciptakan ruang aman dan akses setara bagi pro player perempuan bisa menjadi kunci terwujudnya ekosistem esports yang sehat dan inklusif.