Tepat satu tahun sebelumnya, Agung yang menggemari dunia gaming ini membentuk sebuah komunitas gamer di Bandung, yang dinamakan komunitas Gamer Bandung.
Dewasa ini siapa yang tidak mengenal esports? Sejak ASEAN Games 2018, ada satu cabang olahraga baru yang diperkenalkan pada publik, yaitu esports. Sebuah olahraga video game, yang mempertandingkan para pemainnya baik secara tim maupun personal.
Hal tersebut berawal dari banyaknya relasi Agung yang memiliki hobi bermain game yang sama. Dengan berlandaskan hal tersebut, Agung berinisiatif untuk membuat sebuah grup pada salah satu aplikasi chat LINE kala itu, dan mengundang teman-teman yang berada pada kontaknya untuk berinteraksi bersama.
Bukan hanya perihal game kesukaan, apa saja yang paling sering dimainkan, hingga pembicaraan Agung dan teman-temannya terkait isu yang mengatakan bahwa dunia gaming tidak ada manfaatnya, hanya menghabiskan waktu saja, stigma negatif, dan banyak hal lainnya yang dirasa tidak benar.
Sejak saat itu, Agung dan tim memutuskan untuk membentuk komunitas Gamer Bandung, dengan harapan kelak stigma yang masih tidak baik dapat diruntuhkan dengan prestasi yang komunitas ini hasilkan.
Adapun visi dan misi ke depannya: Agung berharap agar Gamer Bandung dapat mengembangkan dan mempromosikan ekositem esports yang stabil dengan cara memberikan partisipasi yang aktif, khususnya di bidang turnamen, yang akhirnya mampu menghasilkan atlet –atlet esports Bandung yang mampu bersaing hingga ke kancah nasional maupun internasional.
“Untuk menjadi bagian dari komunitas Gamer Bandung tidak sulit kok”, sahut Agung pada tim Esportsnesia. Adapun akun-akun yang dapat dikunjungi bagi teman-teman yang ingin bergabung pada komunitas ini, dapat ditemui pada keterangan di bawah ini:
- Instagram: @Gamer.Bandung
- Grup Facebook: Gamer Bandung Community
- Page Facebook: Gamer Bandung Community
Selama 2 tahun ini, apakah komunitas Gamer Bandung terus berkembang?
Tepat setahun setelah Agung dan teman-teman mendirikan komunitas Gamer Bandung, maka dirilislah esports sebagai salah satu cabang olahraga Asian Games. Sejak saat itu, perkembangan pesat bukan hanya terjadi di Jakarta, namun juga Bandung dan daerah Indonesia lainnya.
Tidak hanya menjadi ketua pada komunitas ini, Agung juga diberikan kepercayaan untuk menjadi ketua di Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI) Kabupaten Bandung yang sedang cukup produktif dalam menjalani bimbingan teknis untuk Pekan Olahraga Daerah 2022, dan juga Piala Gubernur di tahun 2021.
Kemajuan komunitas Gamer Bandung ini tentu tidaklah mudah, banyak suka duka yang dilalui, baik itu dari kehilangan teman dikarenakan perbedaan pendapat, atau perihal kerugian terkait penyelenggaraan acara, seperti kompetisi kecil-kecilan hingga Agung dan tim komunitasnya harus menutupi kekurangan yang ada, termasuk juga disepelekan oleh orang sekitar terkait apa yang sedang komunitas ini tekuni.
Selain kompetisi kecil-kecilan, komunitas Gamer Bandung ini juga pernah diundang untuk mengisi acara di radio, menghadiri talkshow, bahkan melakukan kegiatan bakti sosial bertemakan “Bangkitkan Senyum Indonesia” dengan aksi turun ke jalan, meminta bantuan kepada masyarakat dengan mempertunjukkan kemampuan bernyanyi mereka (re:ngamen), yang dimana hasil dari ngamen ini akan dibelikan sembako dan disumbangkan ke anak-anak panti asuhan.
Sejak Agung dan teman-teman komunitas Gamer Bandung mendapat peran pada PBESI, apakah terdapat perubahan signifikan terkait esports di Bandung?
Mewakili teman-teman komunitasnya, Agung mengatakan bahwa ada perubahan terjadi, walau mungkin tidak secara keseluruhan, dan tidak terlalu signifikan. Terkait dari lingkungan esports itu sendiri, terlihat semakin banyaknya acara/kompetisi gaming baik online maupun offline, begitu juga dengan bantuan para sponsor yang semakin aktif, walaupun bukan dari pihak pemerintahan daerah.
Namun, jika ditanyakan perkembangan esports di Bandung khususnya tanggapan dari masyarakat sekitar, belum banyak terjadi perubahan. Masih saja dipandang sebelah mata, dan hal ini cukup menghambat teman-teman komunitas yang ingin memberikan waktu sepenuhnya untuk menjadi pro player karena cenderung mendapatkan kesulitan ijin dan restu dari pihak keluarga maupun pasangan.
Tentunya, hal ini masih menjadi PR bersama baik pada komunitas Gamer Bandung ataupun PBESI Kabupaten Bandung untuk meyakinkan dan mengubah sudut pandang negatif yang masih melekat pada esports.
Anggota Muda Komunitas Gamer Bandung
“Banyak juga dari anak-anak muda yang berumur belum genap 17 tahun telah menjadi bagian dari pro player, hal ini terlihat dari data pemain terdaftar yang masuk saat piala pelajar maupun Piala Menpora. Namanya juga lebih produktif”, sahut Agung.
Tidak dipungkiri adanya kekuatiran, akankah bibit-bibit muda ini mampu mempertahankan integritas yang ada, tanpa terjerumus pada sisi gelap esports seperti perjudian, cheat, maupun hal lainnya.
Hal ini tentunya sudah menjadi antisipasi awal oleh Agung dan tim komunitas lainnya, untuk itu perkenalkannya Warrior Academy kepada tim komunitas. Adapun di Warrior Academy, anak-anak akan diarahkan juga diajarin bagaimana memposisikan diri pada mabar biasa, begitu juga dengan kondisi kompetisi secara real, sehingga anak-anak mampu menghindari sisi-sisi gelap yang tidak diinginkan.
Agung meyakini bahwa pekerjaan rumah untuk komunitas Gamer Bandung ini masih lah banyak yang harus dibenahi, maupun yang harus ditingkatkan kembali. Dengan adanya tim yang membantu dan kooperatif, akan membuat komunitas ini mampu memberikan dampak perlahan tapi pasti, khususnya ke masyarakat luas.
Bahwa esports bukanlah sekedar bermain game saja, bukan juga perihal stigma negatif yang membuang-buang waktu, namun perihal olahraga yang kini telah menjadi bagian dari jati diri, sebuah profesi, yang mampu mengharumkan Indonesia di ajang kompetitif.