Saat ini esports menjadi salah satu cabang olahraga yang membanggakan. Maka dari itu tidak heran jika kita mulai menyaksikan kemunculan atlet-atlet esports berbakat, seperti sosok Akid dari tim esports termaju kota Medan yaitu Satu Esports.
Akid sendiri saat ini merupakan seorang mahasiswa yang menekuni hobi bermain game. Game yang ia mainkan pun terbilang cukup beragam. Mulai dari PUBGM hingga Mobile Legends: Bang Bang (MLBB).
Meskipun banyak game yang ia mainkan, Akid memilih MLBB sebagai bidang yang ia asah terus skill-nya. Sebagai catatan, saat ini Akid sudah terhitung bergelut di dunia esports selama 4 tahun lamanya.
Wah sudah lumayan senior bukan? Pengalaman Akid juga enggak kaleng-kaleng loh. Yuk kita baca profil atlet esports asal Medan satu ini sembari menggaungkan #SumutEsportsPride.
6 Fakta Unik dari Andhika “Akid”, Sang Atlet dari Tim Satu Esports Kota Medan
Fakta #1. Asal Usul Nama Akid yang Mindblowing
Pemilik akun Instagram @Andhikasmn ini ternyata memiliki cara membuat nama yang cukup unik untuk dilekatkan sebagai nickname akun Mobile Legends-nya. Nick yang ia pakai cukup membuat kita terkecoh bahwa nama tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan nama aslinya.
Namun siapa sangka, ternyata nickname dari Andika yang ia beri nama “Akid” ini merupakan hasil dari buah pemikirannya membaca nama panggilannya dengan cara yang berbeda yaitu dari huruf terakhir.
Dimulai dengan huruf ejaan dari nama panggilan Dika, ia kemudian membaca tiap huruf secara berurutan dari belakang yaitu mulai dari huruf A ke D hingga akhirnya membentuk suatu susukan kata baru yaitu “Akid”.
Sangat-sangat kreatif sekali ya cara berpikir dari atlet esports kota Medan satu ini. Jika membuat nickname saja ia memiliki pendekatan yang unik, maka tidak heran jika ia mampu berkreasi lebih jauh lagi dalam mengasah kemampuan bermain secara profesional.
Nama Akid inilah yang menjadi identitas Dika ketika sedang bermain di berbagai turnamen, dan ia bahkan sempat go international dengan berkompetisi di MPL Malaysia Season 6 bersama tim Louvre.
Fakta #2. Pernah Berlaga di MPL Malaysia Season 6
Akid yang saat ini berprofesi sebagai atlet esports ternyata telah menekuni bidang ini sejak 4 tahun yang lalu. Berawal ketika ia bergabung dengan club bernama Savior di tahun 2018.
Salah satu yang menarik dari profil atlet esports yang satu ini adalah pengalamannya yang pernah mengikuti ajang esports bergengsi MLBB, yaitu Mobile Legends Professional League (MPL). Menariknya, Akid bukan mengikuti MPL di Indonesia, tetapi Malaysia!
Tepatnya, ajang MPL Malaysia Season 6 yang saat itu diadakan secara online. Kebetulan saat itu Akid behasil lolos seleksi bersama 3 kawannya asal Indonesia yang akan bertanding di MPL MY Season 6.
Akid menuturkan bahwa saat itu memang club yang membawanya mengikuti MPL Malaysia Season 6 menginisiasi terbentuknya mixed atlet dari Malaysia dan juga Indonesia.
Setelah keluar dari MPL Season 6 Malaysia, Akid langsung menerima ajakan untuk bergabung ke RRQ Sena dan saat ini ia tergabung dengan tim Satu Esports. Ia tertarik untuk bergabung karena ia memiliki ambisi yang sama dengan organisasi Satu Esports, yaitu untuk bertarung di ajang MDL (Mobile Legends Development League).
Fakta #3. Selesai Kuliah Tetap Fokus Nomor Satu
Akid pertama kali masuk dan mendalami dunia esports sebagai player. Meskipun hingga saat ini ia telah memiliki penghasilan dari tim esports yang ia bela namanya, Dhika tetap ingin menyelesaikan perkuliahannya.
Saat ini Akid berkuliah di Universitas Harapan dengan jurusan yang ia ambil yaitu Sistem Informatika. Jurusan yang Akid ambilpun masih “agak linear” dengan dunia per-gaming-an yang sangat dekat dengan teknologi.
Satu hal yang patut diteladani dari profil Akid ini tidak lain adalah semangatnya untuk untuk tetap berkuliah di kala kesibukannya sebagai atlet esports.
Dari percakapan Akid dengan Yokasa di podcast KAGET (KODA Gamers Talk) Episode 11, diketahui bahwa orang tua Akid sangat peduli dengan Akid dan terus memberikan motivasi untuk anaknya untuk tetap semangat mengejar materi perkuliahan.
Meskipun demikian, kuliah online tentunya menjadi suatu momen keberuntungan bagi Akid karena ia bisa lebih mudah untuk mengejar materi yang terlewat sembari mengasah skill MLBB.
Menurut Akid sendiri, kita tidaklah harus memilih antara kuliah ataupun menjadi atlet karena sejatinya kuliah sambil menjadi atlet pro player merupakan suatu hal yang mungkin dan worth it dilakukan.
Akid percaya bahwa setiap tindakan pastinya harus ada konsekuensinya. Meskipun telah menjadi atlet esports, ia tetap bisa berkuliah dan tetap bisa melanjutkan dengan baik.
Fakta #4. Restu Orang Tua Sempat Menjadi Kegalauan Akid
Fakta menarik selanjutnya dari sosok yang memiliki nama panggung Akid ini berasal dari absennya restu orang tua saat ia merintis karir esports-nya. Hal ini sempat menjadi kendala, dan dibutuhkan waktu 1 tahun untuk akhirnya ia mendapat restu dan dukungan dari orang tua.
Di masa awal karirnya Akid sering mendapat omelan sayang dari orang tuanya seperti “ngapain main game melulu, bagus kuliah yang fokus. Biar cepat kerja.”
Meskipun demikian Akid tetap tak pantang menyerah namun makin bersemangat untuk membuktikan bahwa dunia esports bukan hanya sekedar main game saja. Akid berkeinginan untuk membanggakan keluarganya dari bidang ini.
Salah satu proses yang ditempuh Akid untuk meyakinkan orang tuanya adalah dengan cara berkomunikasi. Iaa menjelaskan apa-apa saja yang ia lakukan dan berapa bayaran yang ia dapatkan. Salah satunya ketika ia saat itu akan bertanding ke Malaysia.
Secara pribadi, Akid memiliki harapan untuk para orang tua agar tidak langsung menyepelekan dunia esports.
Banyak dari orang tua yang masih mengira bahwa main game itu sama dengan membuang-buang waktu. Akid sendiri menuturkan bahwa masyarakat masih membutuhkan upaya edukasi esports yang lebih banyak lagi, khususnya kepada kelompok orang tua.
Fakta #5. Bermain Game Bukan Hanya Sekedar Main
Hal menarik dari profil atlet esports kali ini adalah Akid saat ini menjabat sebagai seorang kapten di tim Satu Esports. Di MLBB sendiri, ia bermain sebagai role roamer.
Beberapa roamer memang kerap kali dijadikan seorang kapten. Menurut Akid hal ini didasari karena kapten memiliki beban tanggung jawab yang lebih besar untuk mengangkat tim dan biasanya kapten merupakan orang yang paling dipercaya untuk mengambil keputusan.
Setelah beberapa kali mengikuti turnamen esports, menurut Akid sendiri pengalaman terbaiknya selama ia menjadi pro player adalah perasaan ketika menjadi juara.
Salah satu turnamen yang masih membekas di ingatannya adalah saat ia menjuarai ajang Fornas Palembang dan mendapatkan hadiah berupa emas. Tentunya, pengalaman tersebut adalah momen yang sangat membahagiakan bagi Akid dan ia pun langsung berkabar ke orang tuanya.
Salah satu hal yang tak kalah penting menurut Akid adalah kenangan yang dihasilkan saat menjadi juara, terutamanya di event bergengsi. Dengan kenangan ini, suatu saat nanti Akid dapat membagikan pengalaman indah tersebut (re:memamerkan) kepada teman-teman dan keturunannya.
Fakta #6. SATU Akid Ingin Pensiun Muda
Di tengah era keemasannya, Akid ternyata diam-diam memiliki niat untuk pensiun sebagai atlet esports di usia 25 atau 24 tahun.
Menurut Akid sendiri, menjadi atlet esports membutuhkan tenaga dan komitmen yang banyak. Ia terkadang merasa kelelahan dan ingin segera pensiun saja.
Meskipun demikian Akid tetap ingin melanjutkan karirnya di dunia esports namun bukan sebagai pemain tetapi sebagai seorang pelatih (coach esports).
Saat ini Akid masih memiliki cita-cita untuk bisa berprestiasi di ajang PON mendatang. Ia ingin untuk bisa mengharumkan nama daerah, khususnya Sumatra Utara di ajang ini. Setelah cita-cita ini terwujud, barulah Akid akan menjalankan rencananya untuk pensiun sebagai atlet.
Nah itu tadi 6 fakta menarik dari sosok membanggakan Andhika “Akid” yang saat ini tergabung di SATU ESPORTS, salah satu tim esports terbaik kota Medan. Dukung terus ya debut mereka di PON nanti!