EVOS Esports memiliki pro player yang sudah diakui di dunia internasional karena kemampuan bermainnya yang sangat baik. Salah satunya adalah EVOS Manay yang dulunya dikenal sebagai pemain profesional EVOS Capital. Saat ini ia menjadi pelatih EVOS Divine, yakni divisi Free Fire dari EVOS Esports.
Kemampuan EVOS Manay memang sudah diakui oleh dunia, bahkan ia menjadi pemain primadona bagi pemain asal Brasil, yakni K9 dari tim Fluxo. Ia memiliki segudang prestasi dalam pro scene Free Fire. Pada 2019 ia adalah kapten EVOS Capital yang berhasil membawa tim menjuarai turnamen Free Fire World Cup (FFWC) 2019 yang diadakan di Thailand.
Manay mencatatkan prestasinya bersama EVOS dengan sangat baik. Kejuaraan yang berhasil dicapai sebagai juara adalah Juara Free Fire Indonesia Masters S1, Juara Dunia Free Fire World Cup 2019, runner-up Free Fire Summer League, dan runner-up Free Fire Asia Invitational. Ia juga turut diundang ke acara internasional seperti Free Fire Master League (FFML) Season 1 pada 2020 lalu.
Setelah mendapatkan gelar juara dunia pertamanya, keputusan EVOS Manay untuk pensiun menggemparkan penggemar mengingat perjalanannya masih panjang. Selepas pensiun, ternyata ia memutuskan untuk menjadi coach bagi EVOS Esports.
Sebagai pelatih EVOS Divine, ia berhasil membawa tim tersebut menjadi juara Free Fire Indonesia Masters 2021 dan berlaga dalam Free Fire World Series (FFWS) 2021. Prestasinya tersebut membuatnya dikenal sebagai pemain yang diperhitungkan dalam kancah esports dunia.
Profil EVOS Manay #1: Sulit Mendapat Restu dari Orang Tua
Pada saat awal merintis karier esports, Manay mengaku tidak mendapatkan restu dari orang tua. Orangtuanya berpikir bahwa bermain game itu adalah hal negatif, padahal jika terjun ke esports, game akan jauh lebih terstruktur dibandingkan hanya untuk bermain sebagai hobi. Meski begitu, ia tetap berusaha agar kedua orang tuanya memahami tentang kariernya tersebut mengingat ia sangat memiliki passion di esports.
Setelah membuktikan bahwa esports merupakan passion Manay, kedua orang tuanya kini memahami pilihannya tersebut dan mendukungnya. Ketika ia berhasil mendapatkan juara, orang tuanya bangga hingga menjemputnya di bandara dan menangis bangga atas prestasinya tersebut.
Perjuangannya di esports tidak dicapai dengan cara yang mudah. Ia memulai kariernya tersebut dari nol. Manay pernah membentuk tim dari nol, merekrut anggota tanpa melihat kemampuan, baginya saat itu adalah tekad yang dimiliki oleh pemain tersebut.
Bahkan pada waktu itu Manay tidak menggunakan gawai dengan spesifikasi yang tinggi. Gawai yang ia gunakan sudah tidak layak pakai dengan layar yang retak. Namun ia menekankan dengan kondisi fasilitas seperti itu bukan menjadi penghalang dirinya menjadi pro player.
“Waktu pertama turnamen, itu handphone-nya ‘kram’. Bukan tangannya yang kram, tapi handphone-nya,” ungkap Manay, dikutip dari Kompas.com.
Profil EVOS Manay #2: Pernah Nge-Cheat Sampai di-Banned
Menjadi salah satu pemain Free Fire terbaik bukan berarti tidak pernah melakukan kesalahan. EVOS Manay pernah melakukan kecurangan yang membuatnya rugi. Ia pernah menggunakan cheat dalam bermain Free Fire sampai akun miliknya di-banned oleh Garena.
Namun ia sadar bahwa bermain dengan cheat tidak baik dan berhenti menggunakannya. Ia kembali bermain dengan jujur sampai ia berhasil menjadi salah satu pemain yang sangat diperhitungkan di pro scene Free Fire serta mendapatkan berbagai prestasi.
In Game Name (IGN) miliknya dahulu bernama “Sakit Hati” karena IGN “Manay” miliknya di-banned karena terbukti curang, sampai akhirnya nama “Manay” berhasil kembali padanya.
Pemain bernama lengkap Muhammad Farchan Ridha tersebut sudah tidak aktif menjadi pro player, ia fokus menjadi pelatih dari EVOS Divine. EVOS Divine sendiri merupakan nama baru dari EVOS Capital sebagai divisi pertama EVOS Free Fire.
Lewat pengalamannya dalam turnamen regional dan internasional serta pencapaiannya selama menjadi pro player, ia mampu membimbing dan memberikan yang terbaik bagi tim EVOS Divine. Terbukti EVOS Divine mampu mencatatkan prestasinya dalam turnamen regional dan internasional.
Selain aktif menjadi pelatih EVOS, Manay juga membuka kanal YouTube bernama MANAY. Meski terlihat baru, saat ini ia sudah memiliki 572 ribu subscriber. Kebanyakan kontennya berkaitan dengan game dan ngobrol seru bersama pemain-pemain Free Fire lainnya.
Profil EVOS Manay #3: Tips dari EVOS Manay untuk Membentuk Tim Solid
Dilansir dari Berita Booyah, EVOS Manay memberikan tips untuk membentuk tim solid di dalam pertandingan. Pertama, pemain harus memiliki karakter yang baik karena di dalam tim, skill tidak hanya menjadi satu-satunya faktor keberhasilan. Pemain harus dapat mendengarkan, disiplin, dan memiliki tekad yang kuat.
Kedua, di dalam sebuah tim, ikatan harus terbentuk dengan baik karena pemain tidak bermain sendirian. Sangat penting bagi pemain untuk membentuk ikatan yang kuat. Pasalnya, mereka harus mampu menghadapi perbedaan pendapat dan hasil yang buruk tanpa harus menimbulkan perpecahan yang akan merugikan mereka.
Membentuk ikatan dapat dilakukan dengan berbagai macam kegiatan seperti nongkrong, diskusi, dan kegiatan lainnya. Saling pengertian dan peduli kepada sesama rekan juga menjadi kunci menguatkan ikatan.
Ketiga, di dalam tim, para pemain harus dapat berkomunikasi dengan baik antar pemain. Di dalam sebuah tim, ada beberapa role pemain seperti shotcaller, support, dan rusher dengan masing-masing tugas yang sesuai dengan role tersebut. Namun, ada kalanya jika antara pemain miskomunikasi dan mengambil role lain.
Di sini komunikasi pemain akan diuji, ada baiknya jika meminta penjelasan kepada pemain tersebut. Kemudian berdiskusilah, jangan langsung menyalahkan dan mencaci. Diskusi bertujuan untuk mengetahui strategi dan dinamika role yang dimiliki di dalam tim, yang siapa tahu akan menjadi kekuatan tim.
Keempat, hargai proses. Manay menjelaskan semua butuh proses, jangan kalah langsung bubar. Baginya, untuk menjadi juara tidak luput dari ratusan kekalahan. Jangan menganggap kekalahan sebagai beban, justru sebaliknya, anggap itu sebagai pemicu untuk memperbaiki diri dan tim.
“Intinya tim yang solid di dalam game lahir dari keseharian di luar game,” tegas EVOS Manay. Ia menekankan, kita tidak dapat memaksakan ikatan solid di dalam game, semua itu akan berjalan dengan alami seiring dengan proses tumbuh bersama rekan tim.
Meski baru mendapatkan juara internasional pertama kali, hal tersebut tidak membuatnya lengah. Dengan mundur sebagai pro player dan menjadi pelatih, artinya ia mengajari pemain lain untuk menjadi Survivor Free Fire yang hebat.
Perjuangan EVOS Manay meniti karier di pro scene Free Fire dan memilih menjadi pelatih untuk masa depan pemain patut diteladani.