Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Atlet Esports

1734
Kesehatan mental atlet esports
Credit: ELLA DON via Unsplash

Esports merupakan salah satu industri yang saat ini sedang dilirik oleh banyak pihak, termasuk di dalamnya divisi kesehatan PBB atau World Health Organization (WHO). Pada tahun 2019, WHO mengategorikan kecanduan bermain game sebagai salah satu penyakit mental.

Lantas, bagaimana dengan para atlet esports? Mereka dituntut untuk terus bermain game setiap hari untuk berlatih, bahkan lebih intens ketika mereka sedang mempersiapkan diri menuju turnamen.

Layaknya atlet olahraga tradisional, para atlet esports juga harus mempunyai kekuatan fisik dan mental yang stabil untuk bisa memberikan performa yang apik walaupun menghadapi banyak tekanan dalam kompetisi.

Memperhatikan Kesehatan Mental Tim Esports

Umumnya, para atlet esports membutuhkan perhatian lebih terkait dengan isu kesehatan mental mengingat kerasnya persaingan dunia esports. Berada di suatu industri yang sangat kompetitif tentu berpotensi untuk menyebabkan masalah mental pada si pemain.

Menyadari akan hal ini, pihak manajemen ONIC Esports, mengikuti jejak antisipatif tim Astralis, mereka memilih untuk membantu dan menjaga kestabilan mental pemainnya.

Astralis, tim esports asal Denmark ini menyewa jasa seorang psikolog yang bernama Mia Stellberg.

Dengan adanya perhatian dari sisi kesehatan fisik dan mental, hal ini turut mendukung para pemain dari tim Astralis menjadi salah satu tim esports terkuat di dunia. Sangat penting bagi para tim untuk menjaga kesehatan mental para pemain karena dapat memberikan dampak besar untuk performa para atlet ketika bertanding.

Tidak Hanya Kesehatan Mental, Perhatikan Juga Kesehatan Fisik

Walaupun esports bukan jenis olahraga yang terlalu menonjolkan aktivitas fisik, namun ini bukan berarti kesehatan fisik para pemainnya boleh dikesampingkan.

Selain Astralis tadi, terdapat tim-tim luar negeri lainnya yang mulai bekerja sama dengan perusahaan asuransi kesehatan untuk memperhatikan kesejahteraan jasmani para atlet esports. Sebut saja tim Borussia Esports yang bekerja sama dengan AOK Reinhald/Hamburg.

Beberapa tim ternama di Indonesia juga sudah memperhatikan aspek kesehatan yang mendetill. Dari tim ONIC Esports, Chandra Wijaya selaku Managing Director mengatakan jika manajemen mereka mempunyai aturan yang cukup ketat seperti masalah penentuan jam tidur, pemilihan asupan gizi untuk pemain, dan kegiatan olahraga rutin. Walaupun pemain berlatih pada malam hari mereka tetap harus mempunyai durasi jam tidur yang normal.

Lalu, dari tim Alter Ego, Indra Hadiyanto selaku Chief Operating Officer juga mengatakan jika mereka lebih memfokuskan pada asupan gizi yang diberikan kepada pemain.

Pihak manajemen juga mempunyai juru masak khusus dalam gaming house mereka. Mereka juga memberlakukan jadwal makan yang harus dipatuhi oleh para pemain.

Masalah Kesehatan yang Menimpa Pemain Esports

Do Duc Minh, atau yang akrab disapa Minky merupakan pemain esports asal Vietnam yang meninggal dunia pada September 2019 lalu. Jeremy Yulianto, seorang pelatih timnas Mobile Legends yang sempat menjadi pelatih tim Bigetron ini mengatakan bahwa penyebab kematikan Minky disebabkan oleh gaya hidupnya yang buruk sebagai atlet esports profesional.

Selain itu, kasus lainnya juga datang dari Yosua “Kido” Priatama yang merupakan salah satu punggawa Louvre Esports yang sempat dirawat karena tifus ketika akan bertanding pada MSC 2019.

Masih ada lagi kasus dari Tiongkok yang dialami pemain dari Royal Never Give Up, Uzi, yang mengalami cedera pada bahu kanannya. Uzi juga mengatakan jika bagian tubuh bawahnya mengalami masalah.

Hal ini diduga karena tuntutan aktivitas berlatih yang terlalu lama duduk di depan layar komputer. Sebagai atlet esports profesional, Uzi diminta untuk terus mengembangkan kemampuannya dalam meraih juara dan prestasi untuk timnya.

Ketiga kasus tersebut menjadi bukti jika para pemain esports juga membutuhkan perhatian khusus dari segi kesehatan. Walaupun sifatnya tidak seperti olahraga tradisional lainnya, tetapi esports perlu mendapatkan perhatian dari segi mental dan fisik supaya dapat bertanding dengan maksimal.

Bentuk Perhatian Pihak Ketiga pada Industri Esports

Selain pihak tim internal yang menjaga kesehatan fisik dan mental para pemain, tetap ada pihak ketiga yang harus turut serta untuk memperhatikannya. Industri esports saat ini sedang mengalami perkembangan yang pesat di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya turnamen yang diselenggarakan.

Tetapi, para penyelenggara turnamen juga harus memeriksa kelayakan para pemain sebelum bertanding. Pihak penyelenggara seharusnya memberikan asuransi kesehatan kepada para pemain sebelum bertanding. Hal ini sebagai salah satu upaya untuk menjaga tingginya kompetisi yang diberikan dalam turnamen tersebut.

Terbenturnya masalah kesehatan mental dan fisik dalam kancah esports dapat menyebabkan masalah yang fatal. Karena para atlet esports juga harus terpelihara dari segi fisik dan mental untuk memaksimalkan performa ketika mereka bertanding.

Meskipun saat ini hanya ada beberapa pihak yang serius memperhatikan kesejahteraan jasmani dan mental para atlet esports, masih ada layanan-layanan eksternal yang bisa membantu memperhatikan kesehatan mentalmu, seperti BetterHelp yang menyediakan layanan terapi mulai dari kecanduan, hingga layanan untuk kelompok lansia.

banner iklan esportsnesia