Pada Mei 2016, Blizzard Entertainment mengejutkan dunia game dengan merilis seri baru mereka setelah lebih dari satu dekade. Blizzard kembali membangun semesta baru yang sepenuhnya terpisah dari judul game populer mereka, seperti StarCraft, Warcraft, dan Diablo.
Judul game tersebut adalah Overwatch. Dalam waktu 3 tahun itu, Overwatch bersama dengan liganya, Overwatch League, telah banyak memberikan kontribusi terhadap perkembangan esports.
Sekilas tentang Overwatch
Overwatch adalah game first person shooter (FPS) yang memiliki sistem kelas. Para pemain dapat memilih beragam jenis hero yang terbagi menjadi 3 role atau class, yang masing-masing memiliki kemampuan yang unik.
Jika kamu suka berada di garis depan pertempuran untuk melindungi rekan satu tim, kamu cocok untuk menggunakan hero dari kelas tank. Kalau kamu lebih memilih untuk bisa mengalahkan musuh dengan cepat, kamu dapat menggunakan hero dari kelas damage. Dan jika kamu tidak menyukai keduanya, masih ada 1 kelas lagi yang bertugas untuk menjaga rekan tim untuk tetap hidup, yaitu kelas support.
Setiap kelas memiliki peranan uniknya tersendiri.
Setiap hero adalah unik dan memiliki peranannya sendiri dalam kelas mereka. Tiap hero memiliki kemampuan khusus yang dapat dimanfaatkan dan kemudian menjadi tidak aktif selama beberapa detik setelah digunakan (cooldown). Cooldown harus dilewati agar ability mereka dapat digunakan kembali.
Setiap hero juga memiliki ability khusus atau ultimate yang hanya tersedia setelah mengisi meteran khusus hingga 100%. Ultimate adalah jurus yang sangat kuat yang lazimnya dipadukan bersama dengan ultimate lain untuk memenangkan pertandingan.
Gameplay Overwatch pada dasarnya hanya berfokus di sekitar perpaduan ability tersebut, dan tim yang paling sukses adalah tim yang dapat menggunakan ultimate mereka secara efektif dan efisien untuk mengalahkan lawan.
Overwatch adalah game yang berorientasi pada kerja sama tim. Para pemain akan dikelompokkan ke dalam tim yang beranggotakan 6 orang dan ditempatkan di lokasi-lokasi yang tersebar di semesta Overwatch.
Para pemain (dan tim) harus menyelesaikan misi yang ada di map untuk bisa menang. Terdapat 19 map yang dibagi menjadi 4 mode permainan, yaitu: Assault, Hybrid, Control, dan Escort.
Overwatch mudah dikenal sebagai game FPS yang memiliki ciri khas karakter dengan kemampuan unik dan role. Akan tetapi, khas dari Overwatch juga mencakup desain dan detil yang terdapat pada tiap karakter, map, cerita, dan yang paling penting, atmosfer kompetitifnya di esports.
Overwatch dan esports
Mode permainan yang kompetitif adalah fondasi esports Overwatch. Menggunakan aturan yang sederhana, 2 tim yang masing-masing terdiri dari 6 pemain akan saling bertarung di 4 lokasi yang berbeda.
Tim pada umumnya terdiri dari 2 kelas tank, 2 damage, dan 2 support. Tentu saja komposisi tersebut tidak mutlak dan dapat dikondisikan sesuai dengan kebutuhan strategi.
Tiap pertandingan terbagi menjadi beberapa ronde. Poin yang diberikan dalam ronde bergantung pada tipe map, dan pada akhir pertandingan, tim dengan poin terbanyak akan memenangkan permainan.
Sedangkan untuk permainan tingkat profesional, mekanisme yang dipakai adalah best of 4 yaitu tim yang menang adalah tim yang memiliki jumlah kemenangan terbanyak dari 4 pertandingan. Pertandingan kelima akan dimainkan apabila skor pertandingan 2-2.
Namun, meskipun tim telah mengalami 3 kekalahan, pertandingan keempat masih akan tetap dimainkan untuk nilai peringkat. Penyisihan playoff bergantung pada skor total kemenangan tim di map yang telah dimainkan.
Oleh sebab itu, tim yang kalah telak di sebuah permainan, masih bisa menang dalam pertandingan, jika mereka memiliki banyak kemenangan di ronde yang lain. Overwatch tergolong unik karena setiap hasil permainan dalam tiap babak pertandingan berefek pada nilai keseluruhan tim yang menentukan keberhasilan playoff.
Acara esports Overwatch dimulai segera setelah game itu dirilis. Turnamen yang diselenggarakan oleh pihak ketiga mendominasi 2 tahun pertama keberadaan game ini. Puncak turnamen tersebut terletak pada acara World Cup yang diadakan oleh Blizzard dimana babak Grand Final-nya berlangsung di Blizzcon, sebuah acara konvensi tahunan yang dibuat Blizzard.
Selain World Cup tersebut, dan sebelum munculnya Overwatch League, turnamen utama esports Overwatch adalah APEX Tournament di Korea yang diselenggarakan oleh penyiar olahraga Korea OGN dan disponsori oleh Intel.
Di saat tim Korea menjadi mayoritas peserta di APEX, tim barat dari Eropa dan Amerika Utara justru menjadi tim andalan di sepanjang turnamen. Adalah tim dari barat, EnVyUs, yang berhasil menjuarai APEX Season 1 di akhir 2016.
APEX berlangsung selama 4 musim sebelum Overwatch League diumumkan pada akhir 2017. Pengumuman tersebut berdampak pada penghapusan hampir semua turnamen yang diadakan oleh pihak ketiga.
Perkembangan Overwatch League
Overwatch League adalah sebuah eksperimen yang berupaya untuk menyelaraskan esports dengan model bisnis olahraga tradisional. Di banyak cabang esports, tim biasanya diidentifikasi berdasarkan permainan dan perusahaan.
Di Overwatch League, mereka justru berupaya mengikat tim ke suatu lokasi geografis, yang nantinya membentuk pasar yang menggunakan loyalitas dari para penduduk kota asal untuk dikonversi menjadi fans.
Musim perdana Overwatch League menampilkan 12 tim dari 3 benua dengan mayoritas tim yang berlokasi di Amerika Utara. Kuota untuk 12 tim tersebut dijual dengan harga lebih dari $20 juta yang dibeli oleh para “pemain utama” di bidang olahraga dan hiburan dunia.
Kraft Group, pemilik New England Patriots, memiliki Boston Uprising. Comcast Spectacor memiliki Philadelphia Fusion; sementara grup waralaba olahraga terkemuka lainnya memiliki tim tersendiri. Meskipun belum ada laporan resmi tentang pendapatan, musim kedua Overwatch League (OWL) telah diperluas dengan 8 tim lagi, dimana slot dijual dengan harga hampir dua kali lipat dari harga musim 1.
Keberadaan Overwatch League secara efektif menghapus turnamen pihak ketiga dan menggantikannya dengan turnamen yang didukung langsung oleh Blizzard.
Kedatangan Overwatch League secara efektif menghapus dan menggantikan turnamen pihak ketiga dengan sistem kompetitif yang dikendalikan dan dijalankan oleh Blizzard Entertainment. Untuk mendukung liga tersebut, Blizzard juga menciptakan sebuah ekosistem yang berniat untuk menggiring pemain dari tingkat kompetisi terendah ke level tertinggi: Path to Pro.
Path to Pro
Path to Pro akan terbagi menjadi 3 tahapan, dari Overwatch Open Division, Overwatch Contenders, dan berakhir di Overwatch League.
Bermula dari partisipasi di Open Division dimana tim-tim dari 7 wilayah berbeda saling bersaing dalam turnamen online round robin yang besar, 4 tim teratas dari masing-masing daerah akan dipromosikan ke tahap berikutnya, yaitu Trials.
Di tahap Trials, tim yang berpartisipasi terdiri dari 4 tim teratas Open Division dan 4 tim terbawah dari Contenders. Empat tim teratas dalam Trials nantinya akan dipromosikan ke tingkat Contenders.
Empat tim teratas dari musim sebelumnya akan bersaing dengan 4 tim teratas dari Trials dalam turnamen berdurasi 5 minggu yang dianggap sebagai kompetisi berkaliber tinggi di luar Overwatch League.
Contenders adalah tingkat dimana para pemain profesional (dan yang ingin menjadi pemain pro) berharap untuk bergabung. Tim yang berada di Contenders dapat dijalankan oleh perusahaan esports pribadi tanpa dukungan dari organisasi Overwatch League. Skyfoxes, Second Wind, dan Last Night’s Leftovers adalah contoh dari tim yang tidak terafiliasi ini.
Contenders adalah tahap dimana Path to Pro mulai berhenti. Tidak seperti Open Division and Trials, 4 tim teratas di Contenders tidak secara otomatis dipromosikan ke OWL.
Mereka hanya bisa mempertahankan posisi mereka di Contenders dengan kesempatan untuk bermain lagi dengan harapan bahwa pemain mereka akan ditawari kontrak untuk bermain di Overwatch League.
(Artikel ini pertama kali dipublikasikan dalam bahasa Inggris. Isi di dalamnya telah dimodifikasi oleh penulis sesuai dengan standar editorial Esportsnesia; Disunting oleh Satya Kevino; Sumber: Esports Observer)