EVOS Funi, Peduli Pro Scene ML Ladies

2387
EVOS Funi
EVOS Funi roster EVOS Ladies.

Tanker EVOS satu ini dikenal sebagai salah satu pemain Mobile Legends ladies terbaik di Indonesia. Sering dipanggil sebagai EVOS Funi, pada pembentukan EVOS Ladies, ia menjadi pemain ke-6 yang didatangkan oleh EVOS Esports.

Awalnya ia pernah diragukan menempati kursi pemain karena latar belakangnya yang bukan gamer garis keras. Namun ia berhasil membuktikan kemampuannya berada sebagai pro player EVOS Ladies setelah memenangkan FGL Minor Series season 1.

Cewek kelahiran tahun 1999 ini, saat ini sedang menempuh pendidikan di Universitas Surabaya. Meski menjadi pro player, ia tidak melupakan kewajibannya sebagai mahasiswi. Dalam obrolannya bersama Jonathan Lindi lewat Empetalk yang diunggah di YouTube, Funi mengaku mengalami kesulitan dalam menjalani kuliah dan bermain.

Dirinya pernah dituntut untuk cum laude oleh orang tuanya. Namun dengan kesibukan Funi sebagai pro player dan streamer, kedua orang tua Funi akhirnya memahami keadaannya.

Awal mengenal esports dan pro player karena senang menonton Jess No Limit, RRQ, atau EVOS lewat YouTube. Pada waktu itu ia menonton konten ONIC yang muncul di beranda YouTube kemudian tertarik. Lalu, Funi dan Drian ONIC sempat dekat.

EVOS Funi terjun ke dunia esports berkat ONIC Drian yang mengajaknya untuk bermain Mobile Legends. Funi tidak memiliki pengalaman bermain gim MOBA. Ia hanya bermain gim PC seperti CS:GO, Ragnarok, dan gim lainnya.

Lewat ONIC Drian, Funi dapat kenalan dengan pro player dan sering main bareng. Awalnya masih cupu, kemudian berhasil masuk dalam jajaran roster EVOS Ladies.

EVOS Merupakan Tim Pertama EVOS Funi

Fanny Cynthia
EVOS menjadi tim esports pertama EVOS Funi.

EVOS Funi yang tidak memiliki latar belakang sebagai pro plyer dan tidak pernah bergabung dengan tim esports, menjadikan EVOS sebagai tim pertamanya.

Pertama memilih bergabung dengan EVOS Ladies karena ia ingin coba-coba dulu untuk mencari pengalaman. Meski awalnya hanya bermain kasual, tapi setelah bergabung tim ternyata sangat seru ketika berlatih sebagai pro player karena berlatih banyak hal, salah satunya tentang kerja sama.

Meski begitu, ternyata keinginan EVOS Funi pernah tidak didukung oleh orangtuanya. Mereka menginginkan Funi untuk fokus kuliah saja dan melakukan kegiatan seperti biasa. Waktu akan teken kontrak dengan EVOS dan sudah mendapatkan tiket ke Jakarta, orang tua Funi tetap tidak memperbolehkannya untuk pergi.

Ada cerita menarik dibalik perjalanan karier Funi hingga saat ini. Ketika tidak diperbolehkan pergi ke Jakarta untuk teken kontrak, EVOS Funi pun meminta bantuan kakaknya untuk mengemasi barang kemudian memintanya mengirimnya untuk “kabur” dari rumah. Sesampainya di bandara, ia kemudian memberitahu orang tua bahwa ia akan boarding.

Ayah Funi sempat marah. Tetapi ibunya akhirnya mendukung dan mendoakan yang terbaik untuk Funi. Dirinya pun berusaha meyakinkan ke orang tua sampai mereka percaya bahwa menjadi pro player bukanlah pilihan yang buruk.

Orang tua berpikir menjadi pemain profesional itu membuang-buang waktu dan tidak produktif. Malah membuang uang jika melakukan top up. Namun ia bisa membuktikan bahwa ia bisa mandiri dalam menekuni bidang esports.

EVOS Funi juga masih bisa membagi waktu dengan kuliah yang dijalaninya. Dengan menjadi yang terbaik, orang tua pasti percaya dengan kemampuannya.

Awalnya Mau Jadi Hakim

EVOS Fanny
Pernah bercita-cinta menjadi seorang hakim.

Sebelum terjun ke Mobile Legends, EVOS Funi memiliki cita-cita sebagai hakim yang sayangnya tidak disetujui oleh orang tua karena berada di ranah pidana. Akhirnya saat masuk Jurusan Hukum ia masuk di bidang notaris meski tidak memiliki passion di ranah tersebut.

Menurutnya, saat ini ia lebih senang karena bekerja sesuai passion. Dirinya juga pernah ditawari oleh ONIC untuk menjadi pemain cadangan di MPL ID Season 3. Saat itu ia akan menerima sayangnya tidak diizinkan.

Di EVOS Ladies, Funi memegang role Tank/Support karena sejak awal bermain Tank. Saat bermain bersama Drian, ia diminta untuk menjadi Tank. Saat ini ia masih nyaman untuk bermain sebagai Tank dan belum terpikirkan akan pindah ke role lain.

Sebetulnya Funi pernah pindah ke role lain saat pergantian pemain. Ia sempat mengisi posisi Support dan Offlane meski ujung-ujungnya tim lebih membutuhkan role Tank.

Kesibukannya selain menjadi pro player adalah menjadi streamer. Funi sering melakukan live streaming di akun Nimo TV. Ia sering memperlihatkan skill bermain Tank dan Support.

Bahkan ia tak segan untuk membantai pro player cowok yang ia ajak main. Ia juga sering membagikan tips dan trik untuk bermain sebagai Tanker dan Support yang baik.

Selama berkecimpung menjadi pro player di EVOS Ladies, EVOS Funi sering menemui banyak rival. Menurutnya, Belletron merupakan rival terkuat dari EVOS Ladies. Banyak fans yang membandingkan EVOS dengan Belletreon.

Ia sangat menyegani Belletron Vivian karena mainnya sangat bagus, seperti mikro dan makro miliknya sangat bagus. Ada Elle yang menurutnya juga cerdas saat bermain. Selain Belletron, ada Siren Esports yang sedang kuat-kuatnya.

Funi juga membuka bisnis online shop yang menjual diamond dan skin hero Mobile Legends. Untuk harganya sendiri terbilang cukup terjangkau.

Bagi Funi, Pro Player Ladies Sering Dipandang Sebelah Mata

EVOS Ladies
EVOS Ladies menjadi pemenang WSL.

EVOS Funi bangga karena ia berhasil masuk ke EVOS. Baginya, membangun tim ladies itu tidak mudah. Ia sering menemui banyak tantangan sebagai pro player ladies, salah satunya adalah sering dibanding-bandingkan dengan pro player cowok.

Funi sendiri memahami ada gap antara cowok dengan cewek. Misalnya dari segi mekanik dan mental, cowok lebih baik dari cewek. Hal itu juga disebabkan minimnya turnamen Mobile Legends untuk cewek, dan tidak sebanyak turnamen untuk pemain cowok.

Tidak adanya turnamen resmi dari Moonton. Berbeda dengan PUBG, yang bahkan komunitas untuk ceweknya lebih besar dari Mobile Legends karena benar-benar diperhatikan dan diberi ruang.

EVOS Funi pernah mendengar Moonton akan mengadakan MPL Ladies, tapi ia tidak tahu mengapa turnamen itu tidak segera diselenggarakan. Padahal dengan adanya turnamen, pemain perempuan akan lebih giat dan semangat untuk membuktikan diri. Setidaknya, Moonton memahami bahwa ML Ladies perlu dipandang.

Pro player ladies masih dianggap sebelah mata oleh beberapa orang. Funi sendiri sering dihina dan dihujat bermain jelek. Meski begitu, Funi menjelaskan bahwa pro player ladies jauh lebih memiliki skill yang mumpuni dibandingkan kemampuan orang-orang yang menghujatnya.

“Mereka nggak tau latihan setengah mati dan segala macam, tapi salah dikit dihujat, salah dikit dihujat,” ungkap Fanny “Funi” Cynthia saat dalam obrolan Empetalk. Baginya saat semakin di atas, maka akan semakin banyak hujatan. Ia juga sedang berada di tahap untuk menjadi yang terbaik.

Bahkan Funi sempat berpikir untuk quit dari streamer. Alasannya, orang-orang yang menghujatnya itu tidak berpikir dan parah. Namun ia menjadikannya sebagai tempat untuk latihan mental.

“Mungkin mereka kurang kerjaan, mungkin mereka mengisi waktu luangnya dengan menghujat. Inget dosa aja sih,” kelakar Funi.

Tidak hanya dihujat, Funi juga pernah mengalami pelecehan seksual di sosial medianya. Ia pernah memblokir orang yang mengirimkan foto yang tidak senonoh. Ia juga sempat diintimidasi oleh orang aneh tersebut.

Ada pula obrolan tentang body shaming yang sering dialami. Menurutnya, selama orang itu happy dengan tubuhnya, tidak perlu dikomentari dan menjatuhkan orang lain. Kalau memang tidak suka, lebih baik di-skip.

EVOS Funi berharap pro scene ladies di Indonesia lebih diperhatikan mengingat peminatnya sangat banyak. Saat ini perempuan sudah banyak menguasai dan ahli menggunakan berbagai hero. Mungkin, setidaknya Moonton memperhatikan itu. Ia menilai pro scene Mobile Legends untuk perempuan akan besar dan setara dengan PUBG.

banner iklan esportsnesia