Setiap game developer pastinya ingin gim ciptaan mereka dimainkan oleh banyak orang dalam jangka panjang. Kenikmatan duniawi apalagi yang bisa diharap dari seorang pencipta gim?
Membuat gim ibarat membuat monumen kehidupan yang tak lekang oleh waktu. Akan tetapi, untuk mencapai hal tersebut, para game developer pun harus berhadapan dengan dilema-dilema penuh tantangan.
Salah satu perjalanan yang harus mereka lalui adalah bagaimana cara menarik pemain agar mereka sering bermain. Untuk mensiasati hal itu, game developer mengembangkan banyak metode, seperti memberi daily sign in reward, membuat event harian, atau bahkan mengemban sistem “energy” layaknya gim gacha.
Dilema Game Developer #1: Model energi harian
Dari serangkaian strategi tersebut, sistem energy ini merupakan hal yang banyak pemain anggap menjadi penghalang untuk hobi gaming mereka.
Hal ini disebabkan karena banyaknya pemain yang tidak mengerti alasan di balik adanya sistem tersebut. Pada awalnya sistem energy ini dikembangkan sebagai solusi untuk membatasi pemain agar tidak terlalu lama berada di depan layar gadget mereka.
Akan tetapi, mekanisme energy ini semakin lama semakin berkembang menjadi sebuah alasan untuk membuat para pemain kembali lagi di lain hari agar para pemain tidak melupakan game mereka setelah seharian memainkannya.
Dilema Game Developer #2: Bertumbuh bersama pemain
Selain itu, developer juga masih berusaha mengembangkan fitur dan kegiatan yang bisa membuat game mereka berkembang bersama dengan pemain mereka.
Maksudnya, progress di dalam game akan tumbuh seiring waktu dengan pemainnya. Sederhananya, kamu tidak bisa mengejar progress tanpa investasi waktu di dalamnya.
Tentunya para pemain game seperti Clash of Clans sangatlah familiar dengan model ini dan banyak di antara pembaca yang mungkin merupakan salah satu veteran dari game seperti ini. Tidak bisa dipungkiri bahwa game seperti ini merupakan salah satu tipe game yang cukup memuaskan bagi para pemain setianya.
Para pemainnya dapat berkata, “inilah yang berhasil ku bangun setelah selama ini tumbuh dan berkembang bersama dengan pemain lainnya hingga bisa menjadi besar seperti sekarang. Bukan kisah yang singkat akan tetapi memuaskan.”
Layaknya seseorang yang telah sukses dalam mengembangkan usahanya menjadi besar. Kepuasan batin.
Dilema Game Developer #3: Mengikuti perkembangan teknologi terkini
Sesungguhnya ini adalah salah satu hal yang membuat industri game akhir–akhir ini mengalami perkembangan pesat. Teknologi yang semakin pesat berkembang mengharuskan para developer untuk semakin kreatif dalam mengembangkan game-nya.
Salah satu teknologi yang baru–baru ini banyak diperbincangkan dalam game ialah Ray Tracing. Dengan teknologi ini, game bisa mendapatkan enchancement dalam hal grafis. Salah satu game yang mendapat kesempatan spotlight dalam teknologi ini adalah Minecraft.
Video berikut ini merupakan cuplikan Minecraft yang telah menggunakan Ray Tracing.
Selain Minecraft, game lain yang juga telah berhasil meng-upgrade game mereka dengan menggunakan teknologi terbaru adalah Half Life Alyx yang kini mengandalkan teknologi Virtual Reality (VR).
Half Life berhasil membuka terobosan baru dalam genre first person shooter (FPS) dan mengembangkan platform yang selama ini didominasi oleh mouse dan keyboard untuk sebuah dunia yang belum banyak terjamah di dalamnya.
Nah, setelah melihat adaptasi perkembangan teknologi yang signifikan, bukankah ini adalah sebuah kabar baik untuk industri game? Jawabannya adalah iya dan tidak. Penuh dilema!
Ada banyak tantangan dalam mengaplikasikan teknologi baru tersebut dengan gim yang sedang dikembangkan. Seringkali implementasi tersebut yang menjadi sumber masalah dari terjadinya crash atau error.
Belum lagi tidak semua developer ingin game mereka menganut teknologi baru tersebut. Juga tidak semua developer memiliki akses maupun fasilitas yang memadai untuk bisa melakukan penelitian dan pengembangan mengenai teknologi tersebut.
Beberapa developer hanya ingin game mereka menjadi apa yang mereka inginkan dan untuk dapat dikenali oleh khalayak banyak.
Dilema Game Developer #4: Feature vs Originality
Ini adalah salah satu dilema lain yang membuat perpecahan di antara para fans mereka. Mengapa begitu?
Karena di antara para pemain game, banyak yang menginginkan game favorit mereka untuk mendapatkan upgrade ketika adanya relaunch atau reboot pada game mereka atau bila memungkinkan, kelanjutan dari game itu sendiri. Baik dari segi grafis atau gameplay maupun fitur dan in-game item.
Salah satu contoh kasusnya ialah ketika Square Enix memutuskan untuk meluncurkan kembali game Final Fantasy mereka dari masa lalu ke platform kekinian, seperti PC ataupun konsol next-gen.
Tentunya ada fans yang senang karena bisa memainkan game tersebut kembali untuk kesekian kalinya dengan nuansa yang lebih modern sambil bernostalgia; dan ada pula yang tidak ingin mendapatkan hal yang sama untuk kedua kalinya. “Untuk apa kami membayar dua kali untuk konten yang sama?”
Kedua pandangan tersebut tidak salah karena keduanya merupakan taste dari tiap pribadi yang menunjukkan cara berpikir tiap pemain.
Saya sendiri akan senang jika game seperti Suikoden series mendapat reboot pada PC agar bisa dimainkan lagi tanpa perlu adanya upgrade atau penambahan fitur. Namun, hal ini tidak berlaku bagi semua orang.
Square Enix yang baru saja menyelesaikan reboot terbesar mereka untuk Final Fantasy VII telah banyak melakukan overhaul di setiap aspek gim.
Mulai dari grafis, gameplay, efek dan ada banyak hal. Mereka juga mengembangkan gim ini untuk memiliki sistem gameplay ARPG seperti yang dimiliki oleh penerusnya yaitu Final Fantasy XV dan meninggalkan sistem turn-based RPG yang telah membuat game ini besar.
Square Enix juga mengubah game ini mulai dari top-down view menjadi fully 3D-based. Overhaul ini merupakan salah satu berita besar bagi para fans yang kini bisa menikmatinya dengan cara baru untuk mencapai tujuan yang sama seperti versi terdahulu dengan rasa berbeda.
Itu dia, dilema-dilema zaman now yang umumnya menjadi bahan pertimbangan sebelum mengambil sebuah keputusan pengembangan.
Bagaimana dengan kamu sebagai penikmat game mereka? Apakah kamu sudah mendukung usaha mereka? Pertumbuhan game buatan mereka jelas membutuhkan partisipasi kita selaku user. Langkah paling sederhana bisa dimulai dengan membeli gim asli dan tidak menggunakan versi bajakannya. #AntiBajakan.
Dan juga, jangan mempertahankan toxic behavior yang umum dijumpai dalam review sebuah game, khususnya ketika berada di Google Play Store. Jangan dengan mudah memberi ulasan bintang satu hanya karena hal yang sepele. Ingat untuk mengapresiasi keringat para developer.
Let’s keep this industry moving toward a better place! Gxg signing out!
(Disunting oleh Satya Kevino)