Awal mula terbentuknya Komunitas AOV Berau
Tidak kalah dengan komunitas esports yang berada di Jawa dan sekitarnya, kali ini tim Esportsnesia berhasil melakukan wawancara dengan wakil ketua Komunitas AOV Berau dari Kalimantan Timur, Octaviyanur Hidayat.
Tidak terlalu berbeda dari asal usul komunitas esports lainnya, komunitas ini terbentuk dari main-main bareng. Tepat di tahun 2018, Hidayat bermain bareng dengan salah satu player guild.
Sejak saat itu, tidak hanya terus berdua, mereka pun bertemu lagi dengan guild-guild asal Berau yang lain, seperti Guardians dan Noobcool. Dengan bermodalkan anggota-anggota guild tersebut, Komunitas AOV Berau diputuskan untuk dibentuk.
Komunitas gamer Arena of Valor yang masih seumuran jagung ini memiliki semangat untuk melebarkan sayapnya dan merangkul lebih banyak para pemain AOV lain yang berada di Kabupaten Berau.
Pada update ranked match AOV 2019, dilakukan permunculan asal daerah masing-masing player. Di saat inilah muncul inisiatif dari Hidayat dan teman komunitas AOV Berau lain untuk saling mengundang players yang ada di Berau, dan untungnya mereka mendapatkan respon yang cukup baik.
Banyak yang mau bergabung bersama. Tidak lagi berada di angka 11, kini mereka sudah berhasil mengumpulkan sekitar 42 anggota yang tergabung di grup WhatsApp.
Tidak hanya di WhatsApp, untuk memperkuat hubungan yang ada komunitas ini rutin mengadakan pertemuan dan gathering, sambilan main bareng. Kegiatan ini diadakan pada 27 Januari lalu.
Syukurnya, member yang lain pun menyambut pertemuan ini dengan respon yang positif, saling memperkenalkan diri, dan sharing seputar AOV.
Bagaimana jika ingin bergabung?
Dengan tangan terbuka, Hidayat dan rekan lain yang berada di komunitas ingin merangkul para pemain lain yang berada di Berau. Untuk itu, komunitas ini memiliki kontak yang dapat dihubungi melalui WhatsApp, atau dapat melalui DM Instagram @aov.berau.
Kegiatan yang sudah dilakukan
Acara pertama yang diadakan oleh Komunitas AOV Berau adalah Gathering Perayaan Anniversary 1st AOV, yang dilaksanakan pada hari Minggu, di Café Cah Telu. Untuk kegatan perdana ini, belum banyak anggota yang bisa hadir. Kegiatan ini dihadiri oleh 11 orang.
Setelah acara perdana tersebut, Gathering berikutnya kembali dilakukan, sembari mengadakan mini match antar sesama anggota. Kegatan ini dihadiri cukup banyak anggota, hingga 24 orang.
Tidak hanya bersilaturahmi, tiap anggota juga saling berbagi tips dan trik bermain. Kegiatan ini dilakukan pada hari Minggu di Café Bambox.
Tujuan dibentuknya Komunitas AOV Berau
Respon yang diberikan para anggota komunitas pada saat terbentuknya komunitas ini sungguh positif. Player AOV di Berau yang awalnya hanya bermain dengan teman se-guild, atau solo player; dengan adanya komunitas ini, para player telah bersatu.
Para anggota pun bisa dengan lebih mudah untuk saling belajar, berbagi tips dan trik dalam bertarung di Antares. Tidak hanya respon baik dari antar player yang ada, Hidayat mengatakan komunitas ini juga di-support dengan cukup oleh Garena Indonesia.
Pada saat mengadakan acara gathering lalu, mereka mendapatkan support berupa voucher dan beberapa merchandise, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dengan adanya wadah komunitas dan jumlah player yang cukup banyak, komunitas ini berharap agar dapat membesarkan nama AOV khususnya di Berau, Komunitas ini juga berharap agar dapat menjadi “rumah kedua” bagi para player AOV Berau.
Visi dan misi Komunitas AOV Berau
Visi dan misi komunitas ini tentunnya berorientasi untuk mengumpulkan sebanyak mungkin para player AOV yang ada di Berau. Ke depannya, komunitas ini berharap agar bisa membesarkan AOV di Pulau Kalimantan, serta mengadakan turnamen besar, dan melahirkan bibit-bibit atlet esports yang bisa bersaing tidak hanya di tingkat provinsi, tetapi sampai ke nasional.
Pencapaian dan tantangan yang dihadapi
Walau belum membuahkan rekor yang fantastis dalam perjalanannya, komunitas ini sudah menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi Hidayat dan rekannya. Dengan adanya komunitas AOV ini, kebutuhan para pemain akan lebih terfasilitasi dalam banyak hal.
Di masa pertumbuhan komunitas ini, masih ada banyak tantangan dan pekerjaan rumah yang harus dibereskan. Hal yang utama adalah untuk memunculkan diri ke permukaan, tentunya dengan prestasi.
Tidak hanya mempertajam indra dalam bertanding, tantangan lain juga dirasakan oleh komunitas ini terkait pengenalan AOV kepada masyarakat yang masih awam dengan game bergenre MOBA ini.
Dikarenakan game MOBA yang lebih dulu tenar adalah Mobile Legends. Perjuangan yang dilakukan tergolong susah. Pengenalan yang dilakukan baik dari cara registrasi, gameplay apa yang tersedia, pengenalan para hero dan kemampuannya, role setiap pemain, penggunaan nama ID, serta fungsi item yang tersedia.
Respon pemerintah dan masyarakat sekitar
Di tahun 2019 ini, perkembangan MOBA AOV di Berau cukup meningkat, terutama jumlah para player. Terkait dengan respon pemerintah dan masyarakat, Hidayat mengatakan belum ada kontribusi maupun keterlibatan pemerintah dalam mendukung kegiatan esports di Berau.
Respon pemerintah masih nihil dan tidak berbanding lurus dengan respon orang tua maupun guru-guru yang ada di sekitaran Kalimantan Timur. Bagi mereka, tidak ada masalah para pelajar bermain AOV selagi dapat membagi waktu antara belajar dan bermain.
Dilema usia dan junjungan sportivitas
Seperti cobaan yang ada dimana saja, kecurangan tentu menjadi salah satu hal yang dikuatirkan, terutama dalam membuat permainan ini tidak jauh seperti judi. Menyikapi cobaan tersebut, Hidayat meyakini bahwa para player yang dirangkul selama mini gathering, akan selalu diingatkan dan juga diberikan bimbingan untuk selalu menjunjung tinggi kejujuran dan sportivitas dalam bermain.
Begitu juga dengan faktor usia yang selalu menjadi bahan perdebatan dalam bermain game. Baginya tidak ada yang menjadi masalah jika player yang menjadi bagian dari Komunitas AOV Berau berusia di bawah 17 tahun, selama anak tersebut tetap berada dalam bimbingan orang tua dan mendahulukan kewajiban seperti ibadah dan sekolah.
Hidayat meyakini bahwa anak di bawah umur 17 tahun tetap dapat dibimbing untuk membagi waktu, baik bermain maupun belajar.
Tanggapan terhadap perkembangan esports di Indonesia
Memperhatikan perkembangan esports di Indonesia, Hidayat meyakini bahwa esports akan pesat berkembang dalam waktu dekat, mengingat banyaknya pro player yang sudah memunculkan diri ke permukaan terutama pada ajang-ajang pertandingan skala internasional.
Baginya, pemerataan esports di Indonesia hanyalah masalah waktu. Besar keinginan Komunitas AOV Berau untuk mendapatkan support yang sama besar dengan komunitas esports lain yang sudah cukup punya nama di beberapa kota besar Indonesia.
Hidayat, mewakili rekan Komunitas AOV Berau mengakui bahwa perjalanan yang ditekuni dalam dunia esports ini masih memerlukan perjuangan yang panjang. Bagi mereka, tujuan terdekat yang ingin dicapai tidak jauh dari adanya dukungan dan perhatian oleh pemerintah daerah Kalimantan Timur bagi mereka untuk dapat maju dalam dunia esports.
Namun untuk mencapai hal tersebut, menekuni permainan ini terlebih dahulu akan menjadi fokus utama. Memantaskan diri, memantapkan permainan, dan pertahanan. Agar hasil yang dipetik juga setimpal dengan perjuangan yang sudah tertuang.
(Disunting oleh Satya Kevino)