Kesal Karena Kalah? Ini Dia, 5 Tahapan Psikologis untuk Kamu Menghadapi Kekalahan dalam Esports

4817
5 Tahapan Psikologis yang Dapat Kamu Lakukan Ketika Menghadapi Kekalahan dalam Esports
Credit: Getty Images

Semua orang ingin menjadi pemenang. Setiap jam yang sudah dihabiskan untuk berlatih dan menyusun strategi, diharapkan akan berbuah menjadi hadiah, penghargaan, atau pengakuan dari pemain lain.

Setiap orang memiliki motifnya masing-masing dan kemenangan tidak jarang menjadi indikator keberhasilan dari sebuah tim. Kekalahan di sisi lain, tentu menjadi pukulan berat bagi setiap pemain.

Meskipun kalimat seperti “kalah menang adalah hal yang biasa” sering diucapkan kepada para atlet esports, keinginan untuk menang atau mendominasi permainan adalah dorongan yang natural dari setiap manusia.

Pernah mendengar istilah Rage Quit? Istilah tersebut mengacu pada perilaku pemain yang keluar dari permainan (baik saat bermain maupun setelah kalah) karena kesal. Seringkali perilaku ini disertai dengan kemarahan, membanting barang-barang disekitarnya dan melakukan tindakan agresif ke pemain lain.

rage quit
Credit: Pixabay

Rage Quit sering terjadi dalam banyak turnamen esports, terutama pada permainan DOTA dan fighting games. Pemain-pemain yang melakukan rage quit biasanya cukup sering dicemooh, dinilai tidak dapat mengendalikan emosinya, serta dianggap kurang profesional.

Lantas bila kamu mampu mengingat, pernahkah kamu begitu sedih atau marah karena kalah di suatu turnamen? Apa yang kamu rasakan? Apa yang kamu pikirkan? Mengingat kembali momen-momen tersebut dan menyadari sensasi yang kamu rasakan saat kalah dapat membantu kamu dalam mengerti mengapa rage quit terjadi dalam banyak turnamen.

Faktor-faktor lain seperti kepribadian, mood, masalah pribadi, dan keadaan lingkungan juga berkontribusi dalam perubahan emosi kamu saat kamu kalah.

Sebelum kita dapat menghadapi kekalahan, terlebih dahulu kita harus mengidentifikasi beberapa hal yang dapat menyebabkan suatu kekalahan menjadi begitu menyakitkan.:

  1. Kalah dikarenakan kesalahan orang lain (team faults)

Keadaan ini sering terjadi dalam team game seperti MOBA. Kita sudah berlatih baik secara individual maupun dalam tim. Segala persiapan baik fisik maupun mental dan strategi sudah dipersiapkan. Namun, faktor kesalahan manusia (human error) dapat terjadi dimana saja.

Pemain lain yang kurang fokus, kesehatan pemain lain yang kurang fit, bahkan mood dari pemain lain yang kurang baik dapat menjadi penyebab menurunnya performa tim dalam turnamen.

  1. Melakukan banyak kesalahan (bad performance)

Kondisi saat turnamen dan saat berlatih sudah pasti berbeda. Terkadang hal ini yang menyebabkan beberapa pemain heran mengapa mereka terus melakukan kesalahan-kesalahan padahal sudah berlatih keras. Rasa bingung ini kemudian menjadi alasan para pemain menjadi kesal dan kecewa atas performanya.

Kepercayaan diri juga bisa saja menurun ketika kamu menyadari bahwa permainan kamu tidak sebaik yang dibayangkan. Kamu bisa saja menjadi penyebab tim kalah, dan tentu saja hal ini membuat kamu frustasi.

  1. Kalah karena hal kecil (almost-win situation)

Keputusan-keputusan yang buruk, ketidaksabaran, kesalahpahaman dalam tim, masalah teknis dan  banyak lagi hal-hal kecil diluar dugaan yang mampu membuat kamu dan tim kamu kalah. Seringkali hal ini berada di luar kendali kamu sehingga membuat kondisi dalam bermain menjadi semakin sulit. Apalagi setelah kamu menyadari begitu banyak waktum biaya dan tenaga yang telah kamu habiskan dalam turnamen, namun kamu harus kalah karena hal-hal kecil.


Peneliti dan praktisi di bidang psikologi telah berkontribusi dalam membantu atlet-atlet olahraga dalam menghadapi kekalahan. Dalam ranah psikologi olahraga (Psychology of Sports), performa tim dapat terus menurun bila sebuah tim tidak dapat mengatasi kekalahan dengan baik.

Berikut adalah 5 tahapan yang dapat kamu lakukan ketika kalah dalam suatu pertandingan esports:

1Mengontrol Respon Biologis (Managing Biological Response)

Ketika kalah dalam suatu pertandingan, keadaan biologis kamu adalah hal yang pertama kali berubah. Tiap orang memiliki respon biologis yang berbeda-beda. Bisa jadi adrenalin kamu meningkat atau malah menurun.

Bagi kamu yang meningkat adrenalinnya, biasanya detak jantung dan tekanan darah kamu akan meningkat. Kamu menjadi semakin berkeringat, suhu tubuh kamu menjadi panas. Orang-orang seperti ini yang lebih berpotensi sulit mengontrol emosinya.

Untuk menanggulanginnya, kamu harus menurunkan ketegangan dengan menarik nafas dalam-dalam, mengelap keringat dan/atau memejamkan mata sesaat.

Adrenalin beberapa orang juga dapat menurun, biasanya ditunjukkan dengan kekecewaan yang begitu dalam, kehilangan energi untuk bermain dan demotivasi. Untuk hal ini, kamu harus menyiasatinya dengan minuman dan makanan manis, atau dengan support dari orang-orang terdekat kamu. Penting bagi kamu untuk mengenali respon biologis yang kamu alami ketika kalah dan menemukan cara untuk menstabilkannya.

2Release

Kekalahan menyebabkan kekecewaan. Terutama dalam sebuah turnamen, kekalahan bahkan dapat menyebabkan rasa malu atau perasaan tidak berdaya. Perasaan dan emosi saat pemain sedang mengalami kekalahan sebaiknya dilepaskan dengan cara yang positif.

Beberapa peneliti psikologi menyarankan untuk menciptakan jeda sejenak setelah permainan. Bila kamu ingin menangis atau marah maka sebaiknya dilakukan di tempat yang tepat. Kamu juga dapat mengobrol dan mengungkapkan pengalaman dan kondisi diri kamu pada orang-orang terdekat. Segala sensasi negatif yang kamu rasakan sebaiknya tidak dipendam agar performa kamu dalam turnamen selanjutnya menjadi tidak memburuk.

3Menanggulangi Stres (Coping Stress)

Tiap orang seharusnya memiliki cara tersendiri untuk mengurangi stres (dampak negatif suatu kekalahan). Menonton stand-up comedy, film favorit atau bermain game klasik merupakan beberapa cara yang dapat kamu lakukan.

Salah satu cara terbaik untuk mengatasi stres adalah menemukan orang-orang yang dapat membangun optimisme kamu (misalnya coach). Kemudian, tertawa pada beberapa hal lucu yang kamu dan tim lakukan juga dapat menjadi ‘obat’ untuk tekanan yang kamu hadapi.

4Berpikir Rasional dan Fokus (Rethink & Refocus)

Ingatlah mengapa kamu awalnya mengikuti turnamen dan perjuangan yang kamu telah lakukan. Kamu dapat mengingat kembali betapa menyenangkannya untuk bermain dalam esports. Kamu seharusnya dapat berpikir rasional bahwa tiap kekalahan akan membawa pelajaran dan pengalaman, dan  tidak ada satu pemain pun yang tidak pernah kalah dalam games.

Menyadari beberapa hal penting seperti apa yang memotivasi kamu dapat membantu kamu untuk fokus kembali dalam turnamen.

5Learn & Bounceback

Setelah kamu fokus kembali, kamu sudah lebih siap untuk mengevaluasi kekalahan kamu. Ini berarti kamu mencermati apa yang menjadi penyebab kekalahan dan mencari solusi yang tepat. Perlu diperhatikan bahwa penyebab kekalahan seharusnya ditangani secara positif dan membangun. Mempelajari apa yang menjadi kelemahan kamu dalam bermain membuat kamu menyadari apa yang harus kamu latih agar kamu menjadi pemain yang lebih baik.

Kemampuan kita untuk bangkit dari kekalahan adalah bukti dari pemain yang kuat dan profesional. Para pemain, belajarlah menjadi kuat!

(Disunting oleh Satya Kevino)