Mengenal Lebih Dekat Komunitas AOV Chapter Solo

3941
Mengenal Lebih Dekat Komunitas AOV Chapter Solo | Esportsnesia.com

Setelah berkeliling nusantara untuk meliput profil komunitas-komunitas esports di Indonesia, kali ini Esportsnesia berkesempatan untuk mewawancarai Miftah a.k.a Roxas, sosok pengelola komunitas dan juga admin Komunitas AOV Chapter Solo.

Miftah menceritakan bahwa komunitas ini berawal dari sekumpulan anak muda yang memang suka bermain game AOV. Judul esports MOBA yang didemonstrasikan di Asian Games 2018 kemarin memiliki daya tarik grafis yang lebih tinggi serta pengalaman gameplay yang lebih seimbang, sehingga tidak mengherankan jika Miftah pun berjatuh hati pada permainan ini.

Awal mula terbentuknya komunitas

Pada awalnya, penggemar mobile esports AOV ini hanya berkumpul di grup WhatsApp. Berniat untuk memperluas jaringan, Miftah pun membuat media sosial untuk AOV Chapter Solo di platform Instagram dan LINE.

Seiring berjalannya waktu jumlah anggota grup pun semakin hari semakin banyak, bahkan kuota yang disediakan WhatsApp sudah tidak mencukupi. Karena itulah, komunitas ini pun sering mengadakan main bareng kecil-kecilan di Solo, dan turnamen kecil di luar VOCC.

Terbentuknya komunitas ini pada awalnya hanya untuk mengumpulkan anak muda yang memang memiliki hobi bermain AOV di wilayah Solo dan sekitarnya. Selain itu, juga bisa digunakan menjadi wadah untuk saling berbagi atau main bersama.

Salah satu impian besar dari komunitas AOV Chapter Solo ini adalah agar semakin banyak pemain Indonesia yang mumpuni untuk bertanding di turnamen esports skala internasional.

Untuk teman-teman yang ingin bergabung dengan AOV Chapter Solo, tentunya dapat menghubungi Miftah melalui akun Instragram @aovsolo.

Tantangan Komunitas AOV Chapter Solo

Memiliki anggota yang semakin hari semakin bertambah merupakan pencapaian besar bagi AOV Chapter Solo. Dengan semakin banyaknya anggota, komunitas ini tertantang untuk membuat event yang lebih besar dan lebih terorganisir dibanding dengan event yang pernah diadakan sebelumnya.

Lantaran masih seumur jagung, komunitas AOV Chapter Solo ini harus berjuang lebih keras lagi dalam memberitakan jati diri mereka, khususnya untuk merangkul lebih banyak lagi teman-teman penggemar AOV yang berdomisili di daerah Solo dan sekitarnya yang belum tersentuh oleh komunitas ini.

Kegiatan Komunitas AOV Chapter Solo

Dalam rangka meluaskan sayap, komunitas ini aktif mengadakan pertemuan, baik untuk mengenalkan komunitas ini ke khalayak muda, maupun untuk saling mempererat hubungan sesama anggota komunitas.

Sejak awal terbentuknya komunitas ini, banyak kegiatan yang sudah terlaksana, dimulai dari pertemuan rutin hingga main bareng (mabar). Antusiasme esports sungguh terlihat dari banyak teman-teman anggota komunitas yang datang untuk bertemu. Dengan adanya mabar kala itu, sesama teman komunitas AOV Chapter Solo dapat membangun relasi yang lebih erat, khususnya dalam mengasah skill bersama.

Gathering VOCC

Komuntas AOV Solo Raya untuk pertama kalinya mengadakan gathering, pada tanggal 20 november 2017. Komunitas AOV Solo ini juga termasuk bagian dari teman Komunitas AOV Chapter Solo. Bukan hanya bermain dan berlatih skill bersama, teman-teman komunitas ini juga nonton bareng sekalian, lho!

Gathering Persiapan VOCC 2

Layaknya practice makes perfect, teman komunias AOV Chapter Solo mengadakan pertemuan kembali, untuk membicarakan perihal persiapan VOCC 2. Persiapan ini dilaksanakan pada 21 Juni 2018 lalu.

QnA VOCC dengan Yusuf Rachmawan dan Tan Adrianus Topan

Komunitas ini bahkan menyisihkan waktu untuk mengikuti acara QnA dengan Yusuf Rachmawan, seorang Gaming Video Creator dan Tan Adrianus Topan. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 1 Juli 2018, berlokasi di Kedai Kopi 8 Corner Solo.

Turnamen VOCC 2

Persiapan VOCC 2 pun akhirnya mengantarkan realisasinya pada bulan Juli 2018 kemarin. Bagaiamana komunitas tidak merasa bangga? Pertandingan skala kecil ini dapat dihadiri oleh lebih dari 50 orang. Keramaian yang ada pun membuat suasana lebih ketat dan semangat dalam pertandingan.

Pandangan masyarakat terhadap esports

Saat ini stigma buruk mengenai esports masih melekat di kalangan masyarakat umum. Menurut Miftah, bahkan sekolah ataupun orang tua tidak peduli dengan esports. Masih banyak orang tua yang menganggap esports hanya sekedar hobi bermain game, padahal esports bisa jadi potensi terpendam anak yang bisa dikembangkan untuk diikutsertakan dalam turnamen nasional ataupun internasional.

Edukasi kepada orang tua dan sekolah sebaiknya digalakkan karena industri esports bila ditekuni dengan sungguh-sungguh dapat berkarya sebagai atlet profesional Indonesia yang go international.

Untuk anak remaja berusia di bawah 17 tahun, menggeluti esports bisa menjadi salah satu pilihan karir di masa depan. Karena di usia yang ingin mencoba hal baru itulah, lebih baik fokus di esports daripada ke hal-hal negatif.

Harapan untuk industri esports tanah air

Lanskap esports di Indonesia masih perlu banyak edukasi baik dari sisi pemain ataupun masyarakat sekitar. Dari sisi pemain, terkadang masih banyak pemain yang  belum mampu mengontrol emosi, dan melakukan pelampiasan pada teman di sekitarnya.

Tidak jarang juga terjadi keributan di saat bermain hanya karena pertengkaran yang berawal dari permainan. Kedewasaan dalam bermain game ini sangat dibutuhkan bagi teman-teman antusias esports di Indonesia.

Edukasi dalam mengontrol emosi pun harus disosialisasikan agar tidak terjadi perkelahian hanya karena permainan semata. Selain itu, perlu adanya pemain profesional di esports Indonesia yang mendapatkan eksposur lebih, sehingga bisa menjadi tolak ukur bagi para gamer di Indonesia.

Pesan untuk teman-teman komunitas esports di Indonesia

Miftah, selaku pengembang komunitas AOV Chapter Solo berharap agar teman-teman yang ingin menekuni esports, sebaiknya berkumpul bersama dengan komunitas esports di wilayah masing-masing.

Bermain bersama dengan teman sekomunitas, mengasah skill bersama, ikut dalam diskusi di forum-forum yang membahas permainan yang ditekuni adalah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mendekatkan diri menggapai impian indah di dunia esports.  Juga tidak lupa bahwa keluarga kedua juga dapat turut ditemukan melalui rasa persaudaraan komunitas esports.

(Disunting oleh Dhian Lydia)